Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Berat Badan Lahir Rendah general_alomedika 2022-06-13T23:46:55+07:00 2022-06-13T23:46:55+07:00
Berat Badan Lahir Rendah
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Berat Badan Lahir Rendah

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Epidemiologi berat badan lahir rendah (BBLR)  adalah 15,5% dari seluruh kelahiran di dunia. Di Indonesia, sebanyak 6,2% bayi lahir dengan BBLR berdasarkan Riskesdas tahun 2018.

Global

Berdasarkan data WHO tahun 2016, prevalensi global BBLR mencapai 15,5%, yang berarti bahwa +20,6 juta bayi lahir setiap tahun menderita BBLR. Dari prevalensi tersebut, 96,5% di antaranya terjadi di negara berkembang.[6]

Insiden tertinggi terjadi di Asia south-central, yaitu 27,1% bayi lahir dengan BBLR. Insiden di Asia bagian lain berkisar 5,9‒15,4%.[5]

Penyebab utama BBLR di negara maju adalah persalinan preterm atau bayi prematur. Akan tetapi, di negara berkembang kebanyakan bayi BBLR disebabkan kondisi kecil untuk usia kehamilan (small for gestational age / SGA). SGA umumnya disebabkan oleh intrauterine growth restriction (IUGR).[5]

Hampir 75% dari semua bayi SGA cukup bulan di dunia lahir di Asia, dan 20% lahir di Afrika. Hal ini karena pedoman pemberian makan yang tidak praktis dan miskin sumber daya.[5]

Indonesia

Berdasarkan data yang dilaporkan oleh 25 provinsi ke Direktorat Gizi Masyarakat tahun 2019, dari neonatus yang dilaporkan ditimbang berat badannya, didapatkan 111.827 bayi (3,4%) memiliki BBLR. Sedangkan menurut hasil Riskesdas tahun 2018, dari 56,6% balita yang memiliki catatan berat lahir, sebanyak 6,2% lahir dengan BBLR.[10]

Mortalitas

Berat badan lahir rendah merupakan penyebab kematian pada 70% bayi baru lahir di negara berkembang.[4]

Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2020, penyebab kematian neonatal terbanyak adalah kondisi BBLR. Walaupun bayi BBLR tanpa komplikasi dapat mengejar ketertinggalan berat badannya dengan penanganan yang tepat, tetapi bayi BBLR berisiko mengalami stunting  dan mengalami penyakit tidak menular saat dewasa, seperti diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit jantung.[10]

Perlu diketahui bahwa bayi prematur dengan BBLR memiliki risiko kematian lebih tinggi, hingga 20 kali lipat dibandingkan dengan  bayi cukup bulan.[9,10]

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

4. Baghianimoghadam MH, Baghianimoghadam B, Ardian N, Alizadeh E. Risk factors of low birth weight and effect of them on growth pattern of children up to sixth months of life: A cross-sectional study. J Educ Health Promot. 2015 May 19;4:40. doi: 10.4103/2277-9531.157226. PMID: 26097854; PMCID: PMC4456878.
5. K C A, Basel PL, Singh S. Low birth weight and its associated risk factors: Health facility-based case-control study. PLoS One. 2020;15(6):e0234907. Published 2020 Jun 22. doi:10.1371/journal.pone.0234907
6. WHO. Optimal feeding of low-birth-weight infants. Technical Review. 2016. http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/43602/9789241595094_eng.pdf?sequence=1
9. Momeni M, Esfandyarpour R, Danaei M. The neglected sociobehavioural risk factors of low birth weight. Soc Determ Health. 2016; 1:97–103.
10. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2020. Juli 2021. https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-Tahun-2020.pdf

Etiologi Berat Badan Lahir Rendah
Diagnosis Berat Badan Lahir Rendah

Artikel Terkait

  • Mitos vs Fakta Mengenai Nutrisi dalam Kehamilan
    Mitos vs Fakta Mengenai Nutrisi dalam Kehamilan
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 06 Desember 2023, 05:47
Apakah semua BBLR yang lahir di FKTP harus dirujuk ke RS?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok, izin bertanya di FKTP kalau BBLR kondisi ttv stabil, menyusu adekuat. Apakah perlu di rujuk ke RS ? Kondisi² BBLR seperti apa saja yg harus di...
dr. Rafenia Nayani
Dibalas 31 Januari 2023, 22:10
Kapan menyarankan susu formula untuk bayi BBLR?
Oleh: dr. Rafenia Nayani
2 Balasan
Alo dokter. Izin konsul jika ad yg bisa membantu. Saya mendapatkan rujukan bidan dgn bayi bblr 2400 gram. Bayi lahir cukup bulan. Tidak ada penyulit...
dr. Diva Riamilda Irianto
Dibalas 23 April 2021, 18:03
Puasa bagi Ibu hamil dengan berat janin rendah - Obgyn Ask the Expert
Oleh: dr. Diva Riamilda Irianto
1 Balasan
Alo dok! Selamat siangsaya ingin bertanya, apakah ibu hamil dengan taksiran berat bayi rendah yang tidak sesuai masa kehamilan dapat melakukan puasa?Terima...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.