Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Amebiasis general_alomedika 2024-02-22T11:18:55+07:00 2024-02-22T11:18:55+07:00
Amebiasis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription Alomedika

Edukasi dan Promosi Kesehatan Amebiasis

Oleh :
dr.Shofa Nisrina Luthfiyani
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan utama untuk mencegah amebiasis adalah meningkatkan sanitasi dan menghindari perilaku seksual oro-anal. Upaya ini untuk mencegah transmisi protozoa Entamoeba histolytica.[9,14]

Edukasi Pasien

Pasien amebiasis harus diberikan edukasi penyebab penyakit, yaitu protozoa E. histolytica. Mikroorganisme ini bukan bakteri atau virus, dan menular melalui jalur oral-fekal. Pasien harus menghabiskan obat sesuai dosis untuk menghindari komplikasi. Oleh karena itu, pasien harus mengetahui juga berbagai risiko komplikasi amebiasis.

Kista dan trofozoit E. histolytica dapat ditemukan di dalam feses. Kista terlindungi oleh dinding sehingga dapat bertahan sampai hitungan minggu di lingkungan luar. Dinding ini juga tidak hancur oleh asam lambung, sehingga pasien harus menjaga sanitasi dan higienitas agar dapat memutus transmisi.

Pasien yang tidak memiliki gejala tetapi menunjukkan adanya kista atau trofozoit pada pemeriksaan feses, dapat diberikan paromomisin atau iodoquinol untuk mencegah perkembangan dan penyebaran penyakit.[2,3,9,14]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Amebiasis dapat dicegah dengan cara meningkatkan sanitasi. Penularan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi dapat dicegah dengan cara:

  • memasak makanan sampai matang
  • menghindari konsumsi makanan mentah yang tidak dicuci bersih
  • meminum air dalam kemasan, memasak air yang akan dikonsumsi, atau menambahkan iodin pada air minum[9,14]

Aspek peningkatan sanitasi termasuk kebersihan tangan dan toilet. Pembangunan MCK umum dan edukasi pasien untuk buang air besar di WC sangat penting untuk mencegah penularan penyakit yang ditransmisi melalui rute fekal-oral. Kebersihan tangan dengan kebiasaan mencuci tangan dengan benar juga penting, terutama setelah menggunakan toilet.[18]

Penularan lain adalah melalui kontak fekal-oral secara langsung pada kontak seksual. Oleh karena itu, perlu dipromosikan untuk menghindari perilaku seksual yang meningkatkan transmisi fekal-oral.[18]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

2. Zulfiqar H, Mathew G, Horrall S. Amebiasis. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519535/
3. Carrero JC, Reyes-López M, et al.. Intestinal amoebiasis: 160 years of its first detection and still remains as a health problem in developing countries. Int J Med Microbiol. 2020 Jan;310(1):151358. doi: 10.1016/j.ijmm.2019.151358. Epub 2019 Sep 19. PMID: 31587966.
9. Centers for Disease Control and Prevention. Amebiasis. 2022. https://www.cdc.gov/dpdx/amebiasis/index.html
14. Anosital, Andayasari L. Kajian epidemiologi penyakit infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh amuba di Indonesia. Media Litbang Kesehatan. 2011;21(1):1-9
18. Shirley DT, Farr L, Watanabe K, Moonah S. A review of the global burden, New current therapeutics for amebiases. Amebiases Review.2018:1-9

Prognosis Amebiasis
Panduan E-Prescription Alomedika...

Artikel Terkait

  • Pedoman Penanganan Gastroenteritis dari IDSA 2017 dan Penerapannya di Indonesia
    Pedoman Penanganan Gastroenteritis dari IDSA 2017 dan Penerapannya di Indonesia
  • Gastroenteritis Akut pada Anak – Panduan E-Prescription Alomedika
    Gastroenteritis Akut pada Anak – Panduan E-Prescription Alomedika
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 22 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 2 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.