Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Amebiasis general_alomedika 2024-02-22T11:18:36+07:00 2024-02-22T11:18:36+07:00
Amebiasis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription Alomedika

Epidemiologi Amebiasis

Oleh :
dr.Shofa Nisrina Luthfiyani
Share To Social Media:

Epidemiologi amebiasis, dikenal juga sebagai amubiasis, amoebiasis, atau disentri ameba, terpusat pada negara-negara tropis dengan tingkat sanitasi yang rendah.[2]

Global

Amebiasis umumnya endemis di negara berkembang, karena sanitasi yang buruk. Penularan penyakit paling banyak akibat persediaan air yang terkontaminasi feses yang mengandung kista Entamoeba histolytica. Secara global, sekitar 50.000.000 orang terinfeksi protozoa E. histolytica. Belum ada vaksin atau obat profilaksis untuk mencegah amebiasis.[2]

Di Bangladesh, 11% anak mengalami amebiasis pada 1 tahun pertama kehidupan. Prevalensi yang hampir sama juga ditemukan di India, yaitu 13,7% dari hasil pemeriksaan PCR. Negara yang termasuk endemis di antaranya India, Indonesia, Meksiko, dan Thailand.[11-13]

Indonesia

Data terkait infeksi E. histolytica masih terbatas di Indonesia. Data tahun 2011 menunjukkan prevalensi amebiasis berkisar 10‒18%. Sebuah studi di Jakarta pada tahun 2009‒2010 menemukan bahwa 6,5% anak yang mengalami diare berdarah, dan hasil pemeriksaan feses menemukan trofozoit.[14,15]

Mortalitas

Setiap tahunnya, secara global >100.000 kematian akibat amebiasis, di mana penyebab utama adalah dehidrasi berat. Mortalitas tertinggi akibat kolitis ekstensif fulminan (>40%) dan amebiasis hepar dengan ruptur abses ke daerah perikardium (+30%).[2,8,14]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

2. Zulfiqar H, Mathew G, Horrall S. Amebiasis. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519535/
8. Dhawan VK. Amebiasis. Medscape. April 2022. https://emedicine.medscape.com/article/212029-overview
11. Mondal D, Minak J, Alam M, et al. Contribution of enteric infection, altered intestinal barrier function, and maternal malnutrition to infant malnutrition in Bangladesh. Clin Infect Dis 2012; 54:185–92
12. Nath J, Ghosh SK, Singha B, Paul J. Molecular epidemiology of amoebiasis: a cross-sectional study among North East Indian population. PLoS Negl Trop Dis 2015; 9:e0004225
13. Leder K, Torresi J, Libman MD, et al. GeoSentinel surveillance of illness in returned travelers, 2007-2011. Ann Intern Med. 2013;158(6):456-68
14. Anosital, Andayasari L. Kajian epidemiologi penyakit infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh amuba di Indonesia. Media Litbang Kesehatan. 2011;21(1):1-9
15. Purnomo B, Hegar B. Intestinal amebiasis in children with bloody diarrhea. The Indonesian Journal of Gastroenterology, Hepatology, and Digestive Endoscopy. 2011;12(2):104-108

Etiologi Amebiasis
Diagnosis Amebiasis

Artikel Terkait

  • Pedoman Penanganan Gastroenteritis dari IDSA 2017 dan Penerapannya di Indonesia
    Pedoman Penanganan Gastroenteritis dari IDSA 2017 dan Penerapannya di Indonesia
  • Gastroenteritis Akut pada Anak – Panduan E-Prescription Alomedika
    Gastroenteritis Akut pada Anak – Panduan E-Prescription Alomedika
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 22 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 1 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.