Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Anthrax general_alomedika 2023-01-04T10:03:57+07:00 2023-01-04T10:03:57+07:00
Anthrax
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Anthrax

Oleh :
dr. Putri Kumala Sari
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan penting untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai anthrax, baik penularan maupun pencegahannya. Dengan adanya edukasi dan promosi kesehatan, diharapkan masyarakat dapat ikut serta dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit anthrax.[1,6]

Edukasi Pasien

Pasien anthrax perlu diedukasi bahwa penanganan segera sebelum gejala timbul akan sangat meningkatkan luaran klinis. Sampaikan pada pasien bahwa pemberian antibiotik pasca pajanan sebelum timbul gejala harus dilakukan selama 60 hari. Minta pasien untuk menyelesaikan terapi. Sampaikan mengenai risiko komplikasi yang bisa timbul jika anthrax berkembang dan minta pasien mengawasi timbulnya tanda dan gejala anthrax.

Pada pasien dengan manifestasi anthrax yang sudah muncul, sampaikan tindakan dan terapi yang diperlukan. Jelaskan bahwa kebanyakan anthrax kulit memiliki luaran yang baik dengan terapi. Jelaskan pula bahwa fatalitas anthrax cukup tinggi jika pasien tidak menjalani terapi, termasuk dapat menyebabkan meningitis dan kematian.[1,6]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Masyarakat perlu diedukasi mengenai kewaspadaan faktor risiko, antara lain:

  • Menghindari kontak langsung dengan hewan yang diduga terinfeksi anthrax
  • Membeli dan mengonsumsi daging yang disembelih di Rumah Potong Hewan (RPH) bersertifikat resmi
  • Tidak menyembelih atau mengonsumsi daging hewan sakit terutama jika hewan telah menunjukkan gejala anthrax
  • Mengonsumsi daging hewan sehat dan dimasak matang sempurna
  • Mencuci tangan dengan sabun antiseptik setelah mengolah dan memasak produk hewan[1,6]

Pencegahan pada Hewan Ternak

Edukasi pada pekerja peternakan juga perlu dilakukan mengingat hewan ternak merupakan sumber utama penularan anthrax ke manusia. Edukasi pada pekerja peternakan diharapkan dapat mencegah penyebaran dan memutus rantai transmisi ke manusia. Pekerja peternakan perlu mewaspadai gejala dan tanda hewan ternak yang terinfeksi anthrax seperti penggembungan atau pembengkakan badan, suhu tubuh tinggi, kejang, lemah otot, pendarahan, hilangnya nafsu makan, serta kematian mendadak pada ternak.

Jika ditemukan gejala dan tanda anthrax pada hewan ternak, pekerja peternakan dianjurkan untuk memisahkan ternak yang sakit dari ternak yang sehat, serta tidak membawa hewan sakit ke luar wilayah untuk mencegah penyebaran ke wilayah lain. Sampaikan untuk tidak melakukan autopsi atau pemotongan pada bangkai hewan yang mati akibat anthrax. Jika pekerja terpapar, segera bersihkan diri dengan sabun atau disinfektan dan melapor ke petugas peternakan atau pusat kesehatan hewan.

Hewan yang menunjukkan gejala dan tanda anthrax harus dikarantina dengan pengobatan penisilin dosis tinggi, sedangkan hewan yang mati harus dibakar (tanpa penyembelihan), atau dikubur sedalam minimal 2 meter dan dilakukan disinfeksi di sekitar area penguburan untuk

Vaksinasi PrEP

Vaksin anthrax diberikan sebagai pre-exposure prophylaxis (PrEP) pada populasi yang berisiko tinggi terkena anthrax, yaitu pekerja laboratorium yang menangani sampel anthrax, pekerja pengolah produk hewan, individu yang menangani hewan yang berpotensi terinfeksi, dan anggota militer. Sebagai PrEP, vaksin tidak diberikan pada wanita hamil, atau individu dengan riwayat reaksi alergi serius terhadap vaksin anthrax atau komponennya.[2-4]

Vaksin (Anthrax Vaccine Adsorbed/AVA) diberikan sebanyak 3 dosis primer dan 2 dosis booster. Dosis primer diberikan 0,5 ml intramuskuler (deltoid) pada bulan ke-0, 1, dan 6. Selanjutnya, dosis booster 0,5 ml intramuskuler diberikan 6 dan 12 bulan setelah selesai dosis primer.

Pada individu yang dikarenakan pekerjaannya tetap berisiko, direkomendasikan untuk melanjutkan vaksin booster setiap tahunnya. Pada individu yang berisiko mengalami hematoma pasca injeksi intramuskuler, vaksin dapat diinjeksikan subkutan dengan 4 dosis primer pada minggu ke-0, 2, 4, dan bulan ke-6.[1,3,4]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Alexandra Francesca Chandra

Referensi

1. Centers For Disease Control And Prevention. Anthrax. 2022. https://www.cdc.gov/anthrax/basics/index.html
2. Simonsen KA, Chatterjee K. Anthrax. [Updated 2022 Jul 26]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507773/
3. Cennimo DJ. Anthrax. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/212127-overview
4. Savransky V, Ionin B, Reece J. Current Status and Trends in Prophylaxis and Management of Anthrax Disease. Pathogens. 2020 May 12;9(5):370. doi: 10.3390/pathogens9050370. PMID: 32408493; PMCID: PMC7281134.
5. Chambers J, Yarrarapu SNS, Mathai JK. Anthrax Infection. [Updated 2022 Aug 8]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK535379/
6. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Anthrax. 2017. https://ppid.dinkesjatengprov.go.id/ppid/wp-content/uploads/2022/05/Juknis-Antrax_OK.pdf

Prognosis Anthrax
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 22 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 2 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.