Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Anthrax general_alomedika 2023-01-04T09:58:33+07:00 2023-01-04T09:58:33+07:00
Anthrax
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Anthrax

Oleh :
dr. Putri Kumala Sari
Share To Social Media:

Secara epidemiologi, penyakit anthrax telah tersebar di seluruh dunia terutama di daerah agrikultural seperti Amerika Tengah, Amerika Selatan, sub-sahara Afrika, Asia Tengah, serta Kepulauan Karibia.[2]

Global

WHO memperkirakan insidensi global anthrax pada manusia berkisar antara 2.000-20.000 kasus per tahun. Anthrax terutama terjadi di daerah pertanian beriklim tropis dengan kondisi sosial ekonomi yang rendah. Wabah sporadik anthrax sering disebabkan oleh kegiatan pertanian, industri, dan perang militer.

Sejak ditemukannya Bacillus anthracis sebagai etiologi anthrax, mulai digencarkan program vaksinasi hewan ternak sebagai sumber penularan utama pada manusia. Dengan adanya program vaksinasi hewan, kasus anthrax berhasil menurun hingga 2.000 kasus secara global pada akhir abad ke-20, dengan laporan kasus paling banyak terjadi di negara berkembang.

Anthrax banyak terjadi di daerah atau negara yang tidak melakukan program vaksinasi hewan ternak, namun Afrika dan Asia masih termasuk daerah endemi anthrax walaupun telah berjalan program vaksinasi.[2,4]

Indonesia

Data epidemiologi pasti anthrax di Indonesia belum jelas. Anthrax pernah dilaporkan di banyak wilayah di Indonesia, termasuk Lampung, Buleleng, Palembang, Banten, Padang, dan Kalimantan Barat. Sebagian besar kasus yang dilaporkan merupakan anthrax kulit (97%). Kasus anthrax banyak terjadi pada laki-laki dan pada usia lebih dari 15 tahun.

Menurut Direktorat Jenderal Produksi Peternakan Kementerian Pertanian Indonesia, saat ini terdapat 14 provinsi endemi anthrax di Indonesia, yaitu Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Barat, Jambi, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Gorontalo.[6]

Mortalitas

Kematian akibat anthrax pada manusia umumnya disebabkan karena tidak terdiagnosis atau pengobatan yang tidak tepat. Angka mortalitas anthrax bervariasi tergantung jenis anthrax, onset terapi, dan progresi penyakit atau terjadinya komplikasi.

Tanpa terapi mortalitas anthrax kulit sebesar 20%, sedangkan dengan terapi yang tepat, mortalitas anthrax kulit hanya <1%. Tanpa terapi mortalitas anthrax gastrointestinal mencapai >50%, sedangkan dengan terapi yang tepat mortalitas anthrax gastrointestinal sebesar 40%. Tanpa pengobatan, anthrax inhalasi hampir selalu fatal, terutama jika disertai infeksi sistemik seperti septikemia dan meningitis. Dengan penanganan agresif, mortalitas anthrax inhalasi sebesar 50%.[1,2,4]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Alexandra Francesca Chandra

Referensi

1. Centers For Disease Control And Prevention. Anthrax. 2022. https://www.cdc.gov/anthrax/basics/index.html
2. Simonsen KA, Chatterjee K. Anthrax. [Updated 2022 Jul 26]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507773/
4. Savransky V, Ionin B, Reece J. Current Status and Trends in Prophylaxis and Management of Anthrax Disease. Pathogens. 2020 May 12;9(5):370. doi: 10.3390/pathogens9050370. PMID: 32408493; PMCID: PMC7281134.
6. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Anthrax. 2017. https://ppid.dinkesjatengprov.go.id/ppid/wp-content/uploads/2022/05/Juknis-Antrax_OK.pdf

Etiologi Anthrax
Diagnosis Anthrax
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 22 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 1 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.