Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Anthrax general_alomedika 2023-01-04T09:52:47+07:00 2023-01-04T09:52:47+07:00
Anthrax
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Anthrax

Oleh :
dr. Putri Kumala Sari
Share To Social Media:

Patofisiologi anthrax diawali dari masuknya spora anthrax ke dalam tubuh manusia melalui kontak dengan kulit terbuka atau luka, ingesti spora, atau inhalasi spora. Spora yang masuk ke dalam tubuh akan diliputi oleh sel imun, kemudian ditranportasikan ke limfonodi regional dimana spora akan teraktivasi menjadi bakteri. Spora anthrax membutuhkan masa inkubasi 1-7 hari untuk teraktivasi, namun spora dapat juga menjadi dorman sampai 60 hari atau lebih.[1,2,4]

Setelah teraktivasi menjadi bakteri, Bacillus anthracis akan berkembang, multiplikasi, dan mulai memproduksi toksin yang akan menyebabkan kerusakan dan kematian sel. Pada fase ini mulai muncul manifestasi klinis sistemik. Seiring dengan progresi penyakit, infeksi dapat menyebar melalui aliran darah. Penyebaran hematogen dapat menyebabkan syok sepsis dan infeksi pada organ dalam seperti paru-paru, ginjal, dan lien. Bakteri juga dapat masuk ke dalam otak dan menyebabkan meningitis yang fatal.[1,2,4]

Patofisiologi Anthrax Kulit

Anthrax kulit terjadi melalui inokulasi spora ke dalam kulit terbuka atau luka saat kontak dengan hewan terinfeksi atau saat mengolah produk hewani yang terinfeksi. Di jaringan kulit, spora akan teraktivasi menjadi bakteri. Bakteri akan multiplikasi secara lokal dan tetap berada dalam kapiler organ yang terinfeksi, kemudian memproduksi toksin yang menyebabkan infeksi lokal sampai fatal.

Seiring dengan progresi penyakit, dapat terjadi penyebaran secara hematogen dan limfogen. Diseminasi dari hati, lien, dan ginjal menuju kembali ke aliran darah akan menyebabkan bakteremia dan septikemia yang menyebabkan fokus perdarahan sekunder intestinal (anthrax gastrointestinal).[1-3]

Patofisiologi Anthrax Gastrointestinal

Anthrax gastrointestinal dapat terjadi secara sekunder akibat septikemia pada anthrax kulit, atau terjadi melalui ingesti langsung spora akibat makan daging hewan terinfeksi yang mentah atau kurang matang ataupun sayur-sayuran yang tidak dimasak dengan sempurna. Anthrax gastrointestinal dapat terjadi di orofaring, esofagus, gaster, dan intestinal.

Pada anthrax gastrointestinal, spora menginvasi mukosa gastrointestinal, masuk ke limfonodi mesenterium, kemudian teraktivasi menjadi bakteri. Multiplikasi bakteri akan menyumbat (oklusi) sistem limfatik sehingga muncul manifestasi klinis asites dan ileus.[1,2,5]

Lesi lokal yang muncul pada anthrax gastrointestinal mirip dengan lesi pada anthrax kulit. Pada beberapa kasus, nekrosis dan ulserasi di lokasi infeksi dapat menyebabkan perdarahan gastrointestinal. Cairan peritoneal akan banyak terisi leukosit dan eritrosit. Bakteri dapat menyebar secara hematogen dan menyebabkan bakteremia. Bakteremia dapat menyebabkan infeksi pada organ dalam seperti paru-paru, ginjal, lien, dan otak.[2,3,5]

Patofisiologi Anthrax Inhalasi

Anthrax inhalasi terjadi ketika spora terhirup saat mengolah produk hewani yang terinfeksi, misalnya daging, wol, atau kulit hewan. Pada anthrax inhalasi, spora yang terinhalasi akan menyebabkan akumulasi spora dalam alveolus paru-paru. Diperlukan minimal 4.000-8.000 spora yang terinhalasi untuk dapat menyebabkan infeksi.

Spora yang terinhalasi akan difagosit oleh makrofag paru, kemudian dibawa menuju limfonodi mediastinum dan hilus. Spora akan teraktivasi menjadi bakteri yang kemudian berkembang, multiplikasi, dan mulai menghasilkan toksin. Toksin bakteri dapat menyebabkan gagal napas akibat trombosis pembuluh darah kapiler paru atau efek langsung toksin pada pusat pernapasan di otak.

Bakteri dapat menyebar secara hematogen dan menyebabkan bakteremia hingga kematian. Pada fase bakteremia, lesi hemoragik dapat terjadi di bagian tubuh manapun, terutama di mediastinum (mediastinitis hemoragik).[1-3]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Alexandra Francesca Chandra

Referensi

1. Centers For Disease Control And Prevention. Anthrax. 2022. https://www.cdc.gov/anthrax/basics/index.html
2. Simonsen KA, Chatterjee K. Anthrax. [Updated 2022 Jul 26]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507773/
3. Cennimo DJ. Anthrax. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/212127-overview
4. Savransky V, Ionin B, Reece J. Current Status and Trends in Prophylaxis and Management of Anthrax Disease. Pathogens. 2020 May 12;9(5):370. doi: 10.3390/pathogens9050370. PMID: 32408493; PMCID: PMC7281134.
5. Chambers J, Yarrarapu SNS, Mathai JK. Anthrax Infection. [Updated 2022 Aug 8]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK535379/

Pendahuluan Anthrax
Etiologi Anthrax
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 22 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 2 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.