Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Panduan E-Prescription Common Cold general_alomedika 2025-02-18T15:01:52+07:00 2025-02-18T15:01:52+07:00
Common Cold
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Panduan E-Prescription Common Cold

Oleh :
dr. Gabriele Jessica Kembuan
Share To Social Media:

Panduan e-prescription common cold atau selesma ini dapat digunakan oleh Dokter saat hendak memberikan terapi medikamentosa secara online.

Common cold atau selesma adalah infeksi akut yang menyebabkan inflamasi cavum nasal, laring, trakea dan bronkus, dan merupakan salah satu kondisi yang paling umum ditemukan pada pasien rawat jalan. Sekitar 85% populasi akan mengalami common cold setidaknya satu kali dalam setahun.[1-3]

Etiologi tersering adalah virus, di antaranya Rhinovirus sekitar 50% dan Coronavirus. Common cold pada umumnya dapat sembuh tanpa pengobatan, tetapi dapat mengurangi produktivitas sehingga memiliki dampak ekonomi. Selain itu juga dapat menjadi pemicu eksaserbasi gangguan pernapasan kronis, seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan asma.[1-3]

Tanda dan Gejala

Masa inkubasi selama 12−72 jam, dan penyakit dapat berlangsung selama 7−11 hari. Diversitas virus yang luas, komorbiditas, dan gangguan imun pasien menyebabkan manifestasi common cold sangat beragam.[3–5]

Gejala common cold antara lain:

  • Iritasi atau rasa kering pada hidung
  • Sakit atau iritasi tenggorokan
  • Nasal discharge, kongesti, bersin-bersin, dan batuk

  • Sakit kepala dan malaise
  • Penurunan indera penciuman dan perasa
  • Demam jarang dirasakan dan umumnya ringan

Diagnosis banding common cold penting dipertimbangkan untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain yang serupa dan memastikan pemilihan medikamentosa yang tepat. Diagnosis banding common cold misalnya rhinitis alergi, faringitis, bronkitis akut, influenza, sinusitis, dan pertusis.[6,7]

Peringatan

Pasien dewasa dengan gejala common cold sebaiknya dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan jika ditemukan:

  • Nyeri dada, nyeri perut, atau sesak napas
  • Gejala menetap lebih dari 10 hari
  • Riwayat gangguan jantung atau penyakit pernapasan kronis
  • Pasien lansia
  • Nyeri telinga atau kepala berat, atau gejala–gejala lain yang mengarah ke komplikasi[8,9]

Sementara itu, pasien anak harus  dirujuk jika ditemukan:

  • Demam >38℃ selama 5 hari atau lebih, karena kecurigaan penyakit Kawasaki

  • Nyeri dada, nyeri perut, atau sesak napas
  • Bibir atau kuku kebiruan, atau kulit pucat dan teraba dingin
  • Kejang atau penurunan kesadaran
  • Anak usia <9 bulan
  • Nyeri telinga atau kepala berat, atau gejala–gejala lain yang mengarah ke komplikasi[8–10]

Peringatan Medikamentosa

Codein jangan diberikan untuk pasien common cold dengan batuk. Berdasarkan studi, codeine tidak bermanfaat untuk penanganan batuk. Obat ini lebih berisiko menimbulkan efek samping, bahkan dapat meningkatkan risiko kematian akibat depresi napas jika digunakan sebagai antitusif pada anak.[11]

Kombinasi dekongestan-antihistamin-analgesik bisa meringankan gejala common cold pada orang dewasa dan anak usia >2 tahun. Kombinasi ini tidak disarankan pada anak usia <2 tahun. Akan tetapi, perlu diwaspadai efek samping akibat obat kombinasi ini, yaitu sedasi, rasa pusing, peningkatan asam lambung, mulut kering, serta mual.[12]

Edukasi Pasien dan Orang Tua Pasien

Pasien atau orang tua pasien perlu diberikan edukasi terkait common cold, di antaranya:

  • Umumnya common cold akan sembuh sendiri dan pengobatan bertujuan untuk mengurangi gejala. Sebagian besar common cold disebabkan oleh virus sehingga tidak diperlukan pemberian antibiotik.[6,8]

  • Cegah over konsumsi obat–obatan yang dijual bebas (over-the-counter / OTC), terutama untuk pasien anak di bawah usia 4 tahun.

  • Beberapa suplementasi mineral, vitamin, dan fitofarmaka telah memiliki bukti ilmiah untuk meningkatkan sistem imun pasien dan mempercepat penyembuhan.

  • Efektifitas preparat echinacea sebagai imunomodulator dalam penatalaksanaan common cold masih belum diketahui secara pasti.

  • Terapi uap tidak bermanfaat sebagai penanganan common cold

Medikamentosa

Terapi common cold bertujuan untuk mengurangi keparahan dan durasi gejala. Tidak perlu diberikan antibiotik karena tidak efektif dan dapat meningkatkan risiko resistensi di masa depan. Obat–obatan yang dapat diberikan untuk pasien common cold adalah analgesik, dekongestan, antihistamin, mukolitik, antitusif, dan vitamin.[8,9]

Tata Laksana Home Remedy

  • Minum yang cukup, yaitu anak usia 7‒12 bulan sekitar 800 mL; usia 1‒3 tahun sekitar 1,3 L; usia 4‒8 tahun sekitar 1,7 L; usia 9 tahun hingga dewasa sebanyak 2,1‒2,4 L
  • Minuman dapat berupa air putih, jus, kuah sup atau air lemon dengan madu. Hindari minuman beralkohol, kopi, atau soda berkafein
  • Berkumur air garam dapat mengurangi nyeri tenggorokan, yaitu 1/4‒1/2 sendok teh garam dilarutkan dalam 200 mL air. Untuk pasien anak, pastikan bahwa anak sudah dapat berkumur dengan benar tanpa tersedak. Atau juga bisa berkumur dengan cairan antiseptik seperti povidone iodine.
  • Irigasi nasal dengan saline drop atau spray dapat mengurangi gejala pilek pada anak

  • Campurkan madu dalam minuman untuk mengurangi batuk pada anak[13‒15]

Dosis Pemberian Madu:

  • Usia 12 bulan ‒ 5 tahun: ½ sendok teh
  • Usia 6‒11 tahun: 1 sendok teh
  • Usia 12‒18 tahun: 2 sendok teh
  • Diberikan 1 kali setiap 30 menit sebelum tidur
  • Ukuran 1 sendok teh setara dengan 5 mL, tetapi dosis pemberian madu tidak harus tepat seperti obat[13‒15]

Analgesik

Analgesik diberikan jika ada keluhan demam atau nyeri. Dapat dipilih salah satu dari paracetamol atau ibuprofen.

Dosis Paracetamol:

  • Usia <12 tahun, yaitu 15 mg/kgBB per pemberian, maksimal 4 kali dalam sehari
  • Usia >12 tahun: dosis 500  mg, diberikan 4 kali dalam sehari, dosis maksimal 3.250 mg per 24 jam
  • Dewasa: 1.000 mg peroral, 4 kali sehari, dengan dosis maksimal 4 gram/hari
  • Sediaan paracetamol berupa tablet 500 mg, sirup 120 mg/5 mL, dan drops 60 mg/0,6 mL[16]

Dosis Ibuprofen:

  • Usia <6 bulan: tidak dianjurkan
  • Usia >6 bulan: dosis 10 mg/kgBB, diberikan 3 kali dalam sehari, dosis maksimal dalam 1 hari adalah 40 mg/kgBB
  • Dewasa: 400 mg peroral, 4–6 kali sehari, dosis maksimal 3,2 gram/hari
  • Ibuprofen tersedia dalam bentuk tablet 200 mg; kaplet 400 mg; serta sirup/suspensi 100 mg/5 mL dan 200 mg/ 5mL[17]

Dekongestan

Sebaiknya diberikan dekongestan topikal atau intranasal, karena memiliki potensi yang lebih baik daripada peroral atau sistemik. Namun, dekongestan topikal jangan digunakan dalam waktu lama agar mencegah rhinitis medikamentosa. Sementara, dekongestan peroral dapat dipilih efedrin atau pseudoefedrin.[6]

Dosis Oxymetazoline Nasal:

Di Indonesia, oxymetazoline topikal intranasal tersedia untuk dewasa (0,05% nasal spray 10 mL) dan untuk anak (0,025% nasal drops 10 mL). Dosis yang diberikan: 

  • Dewasa: semprot hidung 0,05%, disemprotkan 1-2 kali ke masing-masing lubang hidung sebanyak 2-3 kali sehari jika perlu, durasi maksimal 5-7 hari berturut-turut
  • Anak >6 tahun: semprot hidung 0,05%, disemprotkan 1-2 kali ke masing-masing lubang hidung sebanyak 2-3 kali sehari jika perlu, durasi maksimal 5-7 hari berturut-turut
  • Anak 1-6 tahun: tetes hidung 0,025%, diteteskan 1-2 tetes ke setiap lubang hidung sebanyak 2-3 kali sehari jika perlu, durasi maksimal 5-7 hari berturut-turut[18]

Dosis Pseudoefedrin:

  • Dewasa dan anak >12 tahun: tablet konvensional diberikan 60 mg setiap 4–6 jam dengan dosis maksimal 240 mg/hari, sedangkan tablet lepas lambat diberikan 120 mg setiap 12 jam atau 240 mg setiap 24 jam

  • Anak 6‒11 tahun: 30 mg setiap 4‒6 jam, dosis maksimal 120 mg/24 jam
  • Tidak untuk anak usia <6 tahun [19]

Di Indonesia, pseudoefedrin umumnya tersedia dalam bentuk kombinasi, di antaranya:

  • Pseudoephedrine HCl 60 mg dan Triprolidine HCl 2,5 mg (contoh Tremenza®, Rhinofed®): dosis dewasa 1 tablet diberikan 3 kali/hari 
  • Pseudoephedrine HCl 60 Mg dan Loratadine 5 Mg (contoh Rhinos®): dosis dewasa 1 tablet diberikan 3 kali/hari 
  • Pseudoephedrine HCl 30 mg, Dextromethorphan 15 mg, dan Paracetamol 500 mg (contoh Panadol Cold & Flu®): dosis dewasa 1 tablet diberikan 3 kali/hari 
  • Pseudoephedrine HCl 15 mg dan dextromethorphan 5 mg (contoh Triaminic® sirup): dosis anak 4‒11 tahun 5 mL setiap 4‒6 jam

Dosis Efedrin:

  • Dewasa dan anak usia >12 tahun: 60 mg, 3 kali/hari, di mana pasien lansia diberikan dosis awal 50%
  • Anak usia 6‒12 tahun: 30 mg, 3 kali/hari
  • Tidak untuk anak usia <6 tahun[20]

Bentuk obat kombinasi yang mengandung efedrin di antaranya:

  • Ephedrine HCl 2,5 mg, Chlorpheniramine Maleate 1,3 mg, dan Paracetamol 135 mg per 5 mL (contoh OBH Nellco® sirup): dosis dewasa 15 mL, 4 kali/hari (jangan berikan resep dengan obat kombinasi lain yang juga mengandung paracetamol)
  • Ephedrine HCl 12,5 mg, Chlorpheniramine Maleate 1 mg, Dextromethorphan 10 mg, dan Guaifenesin 100 mg (contoh Mixadin®): dosis dewasa 2 tablet, 3 kali/hari

Antihistamin

Efektivitas antihistamin dalam mengatasi rhinorrhea, baik generasi pertama dan kedua, tidak lebih efektif daripada plasebo. Antihistamin hanya diberikan jika common cold dikaitkan dengan reaksi alergi.[8]

Dosis Cetirizine:

  • Usia <2 tahun: efikasi dan keamanan cetirizine belum terbukti
  • Usia 2‒6 tahun: 2,5 mg/hari, dosis dapat ditingkatkan menjadi 5 mg/hari atau 2,5 mg/12 jam, dosis maksimal 5 mg /hari
  • Usia >6 tahun‒dewasa: 5‒10 mg/hari
  • Sediaan cetirizine berupa tablet 5 mg dan 10 mg, tablet salut 10 mg, kapsul 10 mg, sirup 5 mg/5 mL dan 10 mg/ 5 mL[21]

Dosis Loratadine:

  • Usia <2 tahun: efikasi dan keamanan loratadine belum terbukti
  • Usia 2‒6 tahun: 5 mg/hari
  • Usia >6 tahun‒dewasa: 10 mg/hari atau 5 mg/12 jam, dosis maksimal 40 mg/hari
  • Sediaan loratadine berupa tablet 10 mg, tablet kunyah 5 mg, kapsul 10 mg, dan sirup 5 mg/5 mL[22]

Mukolitik

Mukolitik diberikan untuk meringankan gejala batuk berdahak dengan mengurangi kekentalan dahak sehingga dahak lebih mudah dikeluarkan.[8]

Dosis Ambroxol:

Ambroxol tablet 30 mg, pemberian dosis sebagai berikut:

  • Anak usia <2 tahun: tidak direkomendasikan karena dikaitkan dengan sudden infant death

  • Anak usia 2−5 tahun: dosis 7,5 mg–15 mg, 1 kali/hari
  • Anak usia 6−12 tahun: dosis 15−30 mg, 1−2 kali/hari
  • Anak usia >12 tahun‒dewasa: dosis 30 mg, 2‒3 kali/hari

Ambroxol kapsul lepas lambat 75 mg, pemberian dosis:

  • Dewasa: 75 mg/hari

Ambroxol sirup 15 mg/5mL, pemberian dosis untuk anak:

  • Usia < 2 tahun: tidak direkomendasikan karena dikaitkan dengan sudden infant death

  • Usia 2−6 tahun: dosis 2,5 ml, 3 kali/hari
  • Usia 6−12 tahun: dosis 5 ml, 2−3 kali/hari[23]

Dosis Guaifenesin:

  • Usia 6−12 tahun: 100−200 mg, setiap 4 jam, dengan dosis maksimal 1200 mg/hari
  • Usia >12 tahun‒dewasa: dosis 200−400 mg setiap 4 jam, atau dosis 600−1200 mg setiap 12 jam jika diberikan tablet lepas lambat, dosis maksimal 2400 mg per hari
  • Guaifenesin tersedia dalam bentuk sediaan tablet 100 mg, 200 mg, dan 400 mg; sediaan sirup 100 mg/5 mL; serta sediaan tablet lepas lambat 600 mg dan 1200 mg[24]

Dosis Bromhexine:

  • Usia 2‒5 tahun: 4 mg setiap 12 jam
  • Usia >6 tahun–dewasa: 8 mg setiap 8 jam, dosis maksimal 96 mg/hari
  • Sediaan bromhexine berupa tablet 8 mg dan sirup 4 mg/5 mL[25]

Dosis N–asetilsistein:

  • Usia 2‒6 tahun: 100 mg, setiap 12‒14 jam
  • Usia >6 tahun–dewasa: 200 mg, setiap 8‒12 jam
  • Sediaan n–asetilsistein berupa kaplet 200 mg, sirup kering 100 mg / 5 ml, tablet effervescent 600 mg, dan granul larutan oral 200 mg[26]

Antitusif

Pilihan antitusif yang umum diberikan untuk kondisi common cold adalah dextromethorphan. Saat ini, di Indonesia hanya tersedia dextromethorphan bentuk kombinasi, misalnya:

  • Dextromethorphan 10 mg, Chlorpheniramine Maleate 1 mg, Paracetamol 500 mg, Phenylpropanolamine HCl 15 mg (contoh Tuzalos®, Anadex®, Fludane®): dosis dewasa 1 tablet diberikan 3‒4 kali/hari (jangan berikan resep dengan obat kombinasi lain yang juga mengandung paracetamol)
  • Dextromethorphan 15 mg, Chlorpheniramine Maleate 1 mg, Guaifenesin 100 mg (contoh Konidin®, Komix®): dosis dewasa 1 tablet diberikan 3‒4 kali/hari 
  • Dextromethorphan 10 mg, Pseudoephedrine HCL 30 mg, Tripolidine HCL 1,25 g per 5 mL (contoh Actifed Plus Cough® sirup): dosis dewasa 5 mL diberikan 3‒4 kali/hari 

Vitamin

Pemberian vitamin atau suplementasi dipercaya akan meningkatkan imunitas pasien. Beberapa suplemen yang dapat diberikan untuk pasien common cold adalah vitamin C dan Zinc.

Vitamin C:

Vitamin C sebagai imunomodulator dapat berasal dari buah maupun sayuran. Suplementasi asam askorbat dapat diberikan dengan dosis:

  • Anak: 100 mg/hari, terbagi dalam 3 dosis terbagi
  • Dewasa: 250 mg/hari, terbagi dalam 4 dosis[27]

Zinc:

Banyak penelitian mengenai penggunaan zinc untuk meringankan gejala common cold atau flu, baik dalam bentuk sediaan tablet, tablet hisap (lozenges), kapsul, dan sirup.

  • Anak: dosis 10‒30 mg/hari
  • Dewasa: dosis 75 mg/hari
  • Usahakan untuk mengonsumsi suplemen zinc dalam 1‒2 hari sejak munculnya gejala
  • Sediaan dalam bentuk sirup 10 mg/5 mL dan 20 mg/5 mL; serta tablet dispersible 20 mg[28]

Pilihan Terapi pada Ibu Hamil dan Menyusui

Batuk kering pada ibu hamil dan menyusui sedapat mungkin menggunakan tata laksana home remedy, untuk mencegah efek obat terhadap janin atau bayi.

Antihistamin generasi kedua, cetirizine dan  loratadine, termasuk dalam FDA kategori B. Keduanya juga dilaporkan diekskresikan ke dalam ASI dalam jumlah minimal. Sehingga, penggunaannya pada kehamilan dan wanita menyusui menimbang aspek manfaat yang melebihi risiko.

Obat analgesik dan antipiretik yang dapat diberikan pada ibu hamil hanya paracetamol, yang masuk ke dalam FDA kategori B. Sedangkan ibuprofen masuk dalam FDA kategori C.

Obat mukolitik yang dapat diberikan pada ibu hamil adalah Bromhexine (FDA kategori A) dan N–asetilsistein (FDA kategori B). Namun, kedua obat ini belum diketahui ekskresinya ke dalam ASI sehingga sebaiknya tidak dikonsumsi oleh ibu menyusui.

Ambroxol dan guaifenesin termasuk dalam FDA kategori C dan diekskresikan dalam jumlah minimal ke ASI, sehingga tidak direkomendasikan bagi ibu hamil dan menyusui.[23-27]

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Blaiss MS, Dicpinigaitis PV, et al. Consumer attitudes on cough and cold: US (ACHOO) survey results. Curr Med Res Opin 2020, 31: 1527-1538
2. Kardos P, Malek FA. Common Cold - an Umbrella Term for Acute Infections of Nose, Throat, Larynx and Bronchi. Erkältung – ein Sammelbegriff für akute Infektionen von Nase, Rachen, Kehlkopf und Bronchien. Pneumologie (Stuttgart, Germany), 2017, 71(4), 221–226. https://doi.org/10.1055/s-0042-116112
3. Arroll B. Common cold. BMJ Clin Evid, 2011, 3:1510.
4. Blaas D, Fuchs R. Mechanism of human rhinovirus infections. Mol Cell Pediatr 2016, 3, 21 https://doi.org/10.1186/s40348-016-0049-3
5. Hay AD, Anderson E, Ingle S, et al. Respiratory tract infections in children in the community: prospective online inception cohort study. Ann Fam Med. 2019, 17(1):14–22.
6. DeGeorge KC, Ring DJ, Dalrymple SN. Treatment of the Common Cold. Am Fam Physician. 2019, Sep 1;100(5):281-289.
7. Ebell MH, Lundgren J, et al. How long does a cough last? Comparing patients' expectations with data from a systematic review of the literature. Ann Fam Med. 2013, 11(1):5–13.
8. Fashner J, Ericson K, et al. Treatment of the common cold in children and adults. Am Fam Physician. 2012;86:153-159
9. Tietze KJ. Respiratory disorders. In: Krinsky DL, Berardi RR, Ferreri SP, et al, eds. Handbook of Nonprescription Drugs: An Interactive Approach to Self-Care. 17th ed. Washington, DC: American Pharmacists Association; 2011.
10. Elmore D, Yaslam B, Putty K, et al. Is Fever a Red Flag for Bacterial Pneumonia in Children With Viral Bronchiolitis?. Glob Pediatr Health. 2019;6:2333794X19868660
11. Morice A, Kardos P. Comprehensive evidence-based review on European antitussives. BMJ Open Respir Res. 2016 Aug 5;3(1):e000137. doi: 10.1136/bmjresp-2016-000137. PMID: 27547407; PMCID: PMC4985807.
12. Eccles R, Fietze I, Rose UB. Rationale for Treatment of Common Cold and Flu with Multi-Ingredient Combination Products for Multi-Symptom Relief in Adults. Open Journal of Respiratory Diseases. 2014;4:73-82.
13. Faizan U, Rouster AS. Nutrition and Hydration Requirements In Children and Adults. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562207/
14. Cough and Cold Remedies for the Treatment of Acute Respiratory Infections in Young Children. Department of Child and Adolescent Health and Development. WHO2001
15. Sexton DJ, et al. The common cold in adults: Treatment and prevention. 2020. https://www.uptodate.com/contents/search.
16. Gerriets V, Anderson J, Nappe TM. Acetaminophen. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482369/
17. Ngo VTH, Bajaj T. Ibuprofen Treasure Island (FL): Stat Pearls Publishing; 2024. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542299/
18. MIMS. Oxymetazoline. 2024. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/oxymetazoline?mtype=generic
19. MIMS. Pseudoephedrine. 2024. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/pseudoephedrine?mtype=generic
20. MIMIS. Ephedrine. 2024. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ephedrine/?type=brief&mtype=generic
21. MIMS. Cetirizine Drug Dosage & Information. 2024. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/cetirizine?mtype=generic
22. MIMS Indonesia. Loratadine. 2024. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/loratadine?mtype=generic
23. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 2132, Ambroxol. 2024. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Ambroxol.
24. MIMS. Guaifenesin. 2021. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/guaifenesin?mtype=generic
25. MIMS. Bromhexine. 2021. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/bromhexine?mtype=generic
26. MIMS. Fluimucil. 2021. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/fluimucil/dosage
27. Ran L, Zhao W, et al. Extra Dose of Vitamin C Based on a Daily Supplementation Shortens the Common Cold: A Meta-Analysis of 9 Randomized Controlled Trials. Biomed Res Int. 2018, 1837634

Edukasi dan Promosi Kesehatan Co...

Artikel Terkait

  • Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika
    Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika
  • Batuk Kering pada Dewasa – Panduan e-Prescription Alomedika
    Batuk Kering pada Dewasa – Panduan e-Prescription Alomedika
  • Batuk Berdahak pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
    Batuk Berdahak pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
  • Pilek pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
    Pilek pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
  • Demam pada Anak (1–5 Tahun) – Panduan E-Prescription Alomedika
    Demam pada Anak (1–5 Tahun) – Panduan E-Prescription Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 17 April 2025, 21:54
Peran Povidone Iodine Sebagai Terapi Dini Common Cold di Tengah Cuaca Pancaroba - Artikel Alomedika
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
2 Balasan
ALO Dokter!Memasuki masa pancaroba, fluktuasi suhu dan kelembapan udara menjadi faktor pemicu meningkatnya kasus common cold. Kondisi ini menciptakan...
dr.Nabel
Dibalas 11 April 2025, 15:05
Pseudoefedrin sudah bisa diresepkan dari My Patient Alomedika?
Oleh: dr.Nabel
1 Balasan
Alo Dokter, kupikir resep pseudoefedrin tidak bisa diberikan secara online. Tetapi, kemarin saat saya coba kirim resep dari My Patient Alomedika, saya bisa...
dr.Meidina
Dibalas 08 April 2025, 15:50
Pengalaman tulis resep di fitur My Patient Alomedika
Oleh: dr.Meidina
2 Balasan
Gak nyangka bakal semudah ini buat bantu saudara saat lebaran di Bandung kemarin. Hari ke-2 lebaran kemarin, ada saudara yang mengeluh batuk pilek dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.