Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Difteri general_alomedika 2022-06-07T11:45:51+07:00 2022-06-07T11:45:51+07:00
Difteri
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Difteri

Oleh :
Bianda Pramudita MSc
Share To Social Media:

Edukasi penyakit difteri yang terpenting adalah mengenai vaksin difteri karena mencegah lebih baik daripada mengobati. Lakukan promosi kesehatan kepada masyarakat mengenai jadwal imunisasi difteri dan ajak masyarakat agar secara aktif mengikuti jadwal imunisasi dengan tepat.[1]

Edukasi Pasien

Pasien yang telah didiagnosis menderita difteri perlu diedukasi mengenai pentingnya isolasi dan pembatasan kontak dengan masyarakat umum hingga dibebaskan oleh dokter yang bertugas. Pasien yang terinfeksi difteri, baik yang bergejala maupun tidak, dapat menularkan selama 4 minggu. Transmisi bisa melalui kontak langsung dengan lesi kulit atau inhalasi droplet. Infeksi juga bisa terjadi melalui kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi. Pasien perlu melaporkan riwayat kontak erat dengan keluarga atau orang terdekat. Jika ada kontak erat, sebaiknya segera menghubungi petugas kesehatan untuk dilakukan pelacakan kontak erat.[1,5]

Pada kontak erat pasien difteri, perlu pengawasan adanya gejala respirasi maupun kutaneus. Pasien perlu melakukan isolasi mandiri, melakukan pemeriksaan apusan untuk kultur, serta mengonsumsi erythromycin atau penicillin selama 7 hingga 10 hari. Jika kontak erat tidak mengetahui status imunisasinya, dosis booster difteri perlu diberikan.[1,2]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Vaksinasi adalah langkah paling krusial dalam pencegahan penyakit difteri. Orang tua perlu diedukasi mengenai manfaat dari imunisasi dasar dan lanjutan bagi anak maupun orang-orang di sekitarnya (populasi rentan).

Jika ada orang tua terlambat memberikan vaksin sesuai jadwal pada anak ataupun catatan imunisasi yang hilang, sebaiknya orang tua diarahkan untuk menemui petugas kesehatan. Imunitas terhadap penyakit difteri akan menghilang seiring bertambahnya usia, oleh karena itu penting bagi orang tua untuk mengikutsertakan anaknya pada kegiatan imunisasi yang bisanya berintegrasi dengan pendidikan dasar.[2]

Vaksinasi

Pasien perlu mendapat edukasi mengenai jenis vaksin untuk imunisasi rutin dan imunisasi lanjutan yang diberikan untuk mencegah penyakit difteri. Vaksin ini ada 4 macam, yaitu:

  • Heksavalen: DPT-HB-HiB-Polio yaitu vaksin kombinasi mencegah difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, meningitis, pneumonia akibat Haemophilus influenza tipe B, dan polio

  • Pentavalen: DPT-HB-Hib yaitu vaksin kombinasi mencegah difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, meningitis, serta pneumonia yang disebabkan oleh Haemophilus influenza tipe B
  • DT atau Td (vaksin kombinasi tetanus - difteri)
  • DTap atau Tdap (vaksin kombinasi tetanus, difteri dan pertusis)[18,19]

Imunisasi tersebut diberikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Jadwal imunisasi dasar difteri yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia pada tahun 2020 adalah pemberian vaksin DPT-Hepatitis B-HiB sebanyak 3 kali pada usia 2, 3, dan 4 bulan.[20]

Imunisasi lanjutan diberikan pada populasi khusus berikut:

  • Anak usia 18 bulan diberikan vaksin DPT-HB-Hib 1 kali
  • Anak usia 5–7 tahun diberikan vaksin DPT pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
  • Anak usia 10–18 tahun diberikan vaksin Td/Tdap
  • Wanita usia subur termasuk wanita hamil diberikan vaksin Td/Tdap
  • Orang dewasa diberikan vaksin Td/Tdap ulangan setiap 10 tahun[18,21]

Pemberian booster Td/Tdap sangat penting bagi orang dewasa terkait adanya wabah difteri yang terjadi di beberapa daerah dan penurunan imunitas pasca imunisasi dasar dan lanjutan. Vaksin difteri bagi orang dewasa dalam bentuk Td/Tdap.

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) merekomendasikan semua orang dewasa untuk mendapatkan 1 dosis booster vaksin Td/Tdap setiap 10 tahun. Wanita hamil direkomendasikan untuk mendapatkan 1 dosis Td/Tdap untuk setiap kehamilan. Sementara itu, orang dewasa dalam kondisi imunokompromais, lelaki seks lelaki (LSL), penderita penyakit jantung, penderita penyakit paru kronik, alkoholisme kronik, asplenia, penderita penyakit hati kronik, penderita gagal ginjal, penderita diabetes, dan petugas kesehatan direkomendasikan untuk mendapatkan 1 dosis menggunakan Tdap dan 2 dosis menggunakan Td; selanjutnya 1 dosis booster Td diberikan setiap 10 tahun.[19]

 

 

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Fredy Rodeardo Maringga

Referensi

1. Lamichhane A, Radhakrishnan S. Diphtheria. StatPearls, Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022.
2. Lo BM. Diphtheria. Medscape, 2019.
5. Sharma NC, Efstratiou A, Mokrousov I, Mutreja A, Das B, Ramamurthy T. Diphtheria. Nat Rev Dis Primers, 2019;5:1–18. https://doi.org/10.1038/s41572-019-0131-y.
18. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DIFTERI. Sehat Negeriku, 2017. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/pesan-sehat/20171211/4624262/pedoman-pencegahan-dan-pengendalian-difteri/
19. PAPDI. Jadwal Imunisasi Dewasa: Rekomendasi Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI tahun 2021. 2021. https://www.papdi.or.id/download/1134-jadwal-imunisasi-dewasa-rekomendasi-satgas-imunisasi-dewasa-papdi-tahun-2021
20. IDAI. Jadwal Imunisasi Anak Berdasarkan IDAI Tahun 2020. 2020. https://www.idai.or.id/tentang-idai/pernyataan-idai/jadwal-imunisasi-idai-2020
21. CDC. Diphtheria, Tetanus, and Whooping Cough Vaccination: What You Should Know. 2021. https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/dtap-tdap-td/public/index.html

Prognosis Difteri

Artikel Terkait

  • Red Flag Nyeri Tenggorokan
    Red Flag Nyeri Tenggorokan
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
Dibalas 13 September 2021, 12:17
Pasien wanita usia 17 tahun mengeluhkan nyeri dan gatal tenggorokan sejak 3 hari terakhir
Oleh: dr. Nurul Falah
3 Balasan
Alo dokter, izin bertanya, seorang wanita usia 17 tahun mengeluhkan nyeri dan gatal tenggorokan sejak 3 hari terakhir, terasa nyeri juga saat menelan...
dr. Alya Hananti
Dibalas 27 November 2019, 14:11
Efek dari imunisasi tetanus dan difteri yang diberikan dengan selang waktu hanya 1 tahun
Oleh: dr. Alya Hananti
9 Balasan
Alo, Dok. Izin bertanya, saya mendapatkan user yg anaknya diberikan booster imunisasi tetanus dan difteri terlalu dekat, yaitu saat TK dan kelas 1 SD, jadi...
dr. Riko Saputra
Dibalas 13 Agustus 2019, 14:40
Penanganan kontak erat difteri
Oleh: dr. Riko Saputra
4 Balasan
Alodokter, ijin bertanya jika kita menemui pasien difteri maka apa saja yang perlu kita minum sebagai profilaksis?? Apakah ckup dengan antibiotik seperti...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.