Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Flu Burung general_alomedika 2024-05-24T09:38:05+07:00 2024-05-24T09:38:05+07:00
Flu Burung
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Flu Burung

Oleh :
dr. Karina Sutanto
Share To Social Media:

Etiologi flu burung atau avian influenza adalah virus influenza tipe A, yang merupakan virus RNA famili Orthomyxoviridae. Virus ini biasa menginfeksi burung/unggas, tetapi dapat menular ke manusia (zoonosis). Transmisi virus flu burung terjadi melalui inhalasi, kontak langsung, dan kontak tidak langsung.

Etiologi

Asam nukleat virus ini beruntai tunggal, terdiri dari 8 segmen gen yang mengkode 11 jenis protein. Berdasarkan protein hemagglutinin (HA) dan neuraminidase (NA), telah teridentifikasi serotipe virus influenza A sebanyak 16 H dan 9 N. Serotipe yang sangat patogen dengan mortalitas tinggi adalah H5N1.[2,4]

Berdasarkan penelitian tahun 2008, virus H5N1 memiliki sifat dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22℃, dan >30 hari pada suhu 0℃. Virus H5N1 tidak dapat bertahan hidup pada suhu 60℃ selama 30 menit, 56℃ selama 3 jam, dan 80℃ selama 1 menit. Virus ini akan mati dengan deterjen, desinfektan, dan cairan yang mengandung iodin atau alkohol 70%.[7,8]

Faktor Risiko

Masa inkubasi virus setelah paparan unggas yang terinfeksi terhadap manusia adalah ≤7 hari. Sedangkan, transmisi dari manusia ke manusia umumnya 3‒5 hari. Beberapa faktor risiko tertular virus flu burung, antara lain:

  • Riwayat bepergian ke daerah dengan penyakit flu burung yang telah didokumentasikan pada unggas, burung liar, dan atau manusia dalam 2 minggu terakhir
  • Memiliki riwayat paparan langsung seperti menyembelih, membersihkan bulu, atau mempersiapkan konsumsi unggas yang tampak sakit atau mati
  • Konsumsi unggas mentah atau tidak dimasak sempurna
  • Kontak (jarak sekitar 2 meter) dengan hewan yang terkonfirmasi terinfeksi virus flu burung selain unggas atau burung liar, seperti kucing atau anjing
  • Kontak (jarak sekitar 2 meter) dengan seseorang yang dirawat di rumah sakit atau meninggal karena penyakit pernapasan berat yang tidak dapat dijelaskan
  • Kontak terhadap orang yang kemungkinan atau terkonfirmasi terinfeksi virus flu burung
  • Petugas kesehatan yang merawat pasien terinfeksi virus flu burung
  • Petugas laboratorium yang bekerja dengan virus hidup avian influenza[1,2,7]

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Centers for Disease Control and Prevention. Brief Summary for Clinicians: Evaluating and Managing Patients Exposed to Birds Infected with Avian Influenza Viruses of Public Health Concern. 2022. https://www.cdc.gov/flu/avianflu/clinicians-evaluating-patients.htm
2. Bennett NJ. Avian Influenza. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/2500029-overview#a3
4. Sendor AB, Weerasuriya D, Sapra A. Avian Influenza. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK553072/
7. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Tatalaksana Klinis Flu Burung (H5N1) di Rumah Sakit. 2010.
8. Lombardi ME, Ladman BS, Alphin RL, Benson ER. Inactivation of avian influenza virus using common detergents and chemicals. Avian Dis. 2008 Mar;52(1):118-23. doi: 10.1637/8055-070907-Reg. PMID: 18459307.

Patofisiologi Flu Burung
Epidemiologi Flu Burung

Artikel Terkait

  • Peran Suplementasi Vitamin C Dosis Tinggi dalam Pencegahan dan Penanganan ISPA
    Peran Suplementasi Vitamin C Dosis Tinggi dalam Pencegahan dan Penanganan ISPA
  • Strain Baru Virus Swine Flu G4 Berpotensi Menjadi Pandemi
    Strain Baru Virus Swine Flu G4 Berpotensi Menjadi Pandemi
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas kemarin, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas kemarin, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 18 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.