Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Trichuriasis annisa-meidina 2024-01-04T15:05:54+07:00 2024-01-04T15:05:54+07:00
Trichuriasis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Epidemiologi Trichuriasis

Oleh :
dr. Putri Kumala Sari
Share To Social Media:

Secara epidemiologi, trichuriasis atau infeksi cacing cambuk banyak dialami oleh anak usia sekolah dan pra-sekolah. Penyakit ini tersebar di seluruh dunia, terutama di daerah tropis dan subtropis. Keadaan tanah dan lingkungan yang hangat dan lembab di daerah tropis dan subtropis sangat optimal untuk kematangan telur trichuriasis.

Endemisitas juga dipengaruhi oleh jumlah telur yang dapat hidup sampai menjadi bentuk infektif dan masuk ke dalam host (manusia). Semakin banyak telur yang ditemukan di sumber kontaminasi (tanah, debu, sayur-sayuran, buah-buahan), semakin tinggi endemisitas di suatu daerah. Selain itu, trichuriasis juga berkaitan dengan praktik sanitasi dan kebersihan personal yang rendah sehingga banyak terjadi di daerah dengan status sosioekonomi rendah.[1-3,5]

Global

Infeksi soil-transmitted helminths (STH), termasuk trichuriasis, adalah salah satu masalah kesehatan global yang kurang mendapat perhatian (neglected tropical disease). Berdasarkan data WHO, terdapat 1,5 juta individu atau setara 24% populasi dunia yang terinfeksi STH. Populasi yang paling banyak terinfeksi adalah anak-anak, yaitu 267 juta anak pra-sekolah dan 568 juta anak sekolah.[6,7]

Kasus trichuriasis sendiri diperkirakan berkisar 604 juta hingga 795 juta di dunia, di mana 90% kasus terjadi pada anak, terutama anak laki-laki karena lebih cenderung aktif bermain di lingkungan luar rumah. Trichuriasis banyak terjadi di daerah tropis-subtropis seperti Asia Selatan, Afrika, Amerika Selatan, dan Amerika Serikat bagian selatan, terutama di negara-negara berkembang pada populasi kurang mampu dimana akses terhadap praktik sanitasi dan kebersihan masih terbatas.[1-3,11]

Sebuah tinjauan sistematik dilakukan di Asia Selatan untuk menilai profil risiko dan estimasi kasus infeksi STH. Hasil menunjukkan prevalensi prediksi berdasar populasi untuk trichuriasis sebesar 4,9%, dengan prevalensi tertinggi terdapat di Bangladesh yaitu 19,2%.[7]

Di Cina, salah satu negara dengan infeksi STH yang tinggi, dilakukan sebuah survey cross sectional nasional di 31 provinsi untuk menilai epidemiologi dan karakteristik infeksi STH. Hasil menunjukkan prevalensi infeksi STH yaitu 4,49%, dengan prevalensi trichuriasis sendiri ditemukan sebesar 1,02%.[8]

Di Sub-Sahara Afrika, yang juga termasuk daerah dengan infeksi STH yang tinggi, prevalensi infeksi STH pada anak usia 5-14 tahun sebesar 13%, dengan prevalensi trichuriasis sendiri ditemukan sebesar 2%. Sebuah studi di Mekanene, Kamerun, menunjukkan prevalensi infeksi STH pada anak sekolah pada tahun 2020 yaitu 4,8%, dimana prevalensi trichuriasis ditemukan sebesar 1,4%.[9,10]

Indonesia

Prevalensi infeksi STH di Indonesia masih tinggi, diperkirakan mencapai 45-65%, terutama pada daerah dengan status ekonomi rendah dan sanitasi yang buruk. Data tahun 2015 di Semarang menunjukkan prevalensi infeksi STH secara keseluruhan yaitu 33,8%, dimana prevalensi trichuriasis ditemukan sebesar 1,8%.[12-14]

Di Sumatera Utara, prevalensi infeksi STH pada anak usia sekolah dilaporkan mencapai 76,8% di Singkuang dan 87,2% di Sikapas (tahun 2019) dengan mayoritas infeksi Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura. Tingginya prevalensi ini berkaitan dengan rendahnya sanitasi di daerah tersebut.[13]

Di Bali, yang diketahui banyak terjadi kasus infeksi STH pada anak, dilaporkan prevalensi infeksi STH pada anak sekolah periode tahun 2004-2014 sebesar 30% dengan mayoritas infeksi Trichuris trichiura dan Ascaris lumbricoides. Sebuah studi tahun 2020 menunjukkan prevalensi infeksi STH pada anak sekolah di Desa Tenganan Karangasem sebesar 56,5%, dimana prevalensi trichuriasis sendiri ditemukan sebesar 53,8%.[6]

Mortalitas

Mortalitas atau kematian akibat trichuriasis umumnya rendah, kecuali dalam kasus-kasus yang jarang terjadi dengan infestasi yang sangat parah. Namun, morbiditas atau dampak kesehatan yang merugikan dapat signifikan.

Infeksi cacing ini dapat menyebabkan gejala seperti diare, kelelahan, penurunan berat badan, dan anemia pada penderita. Pada infestasi yang berat, trichuriasis dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak-anak, gangguan nutrisi, dan bahkan dampak buruk pada fungsi kognitif.[1,2,15]

Referensi

1. Viswanath A, Yarrarapu SNS, Williams W. Trichuris trichiura Infection, Treasure Island (FL): StatPearls Publishing, 2023, PMID: 29939620.
2. Donkor K. Trichuris Trichiura (Whipworm) Infection (Trichuriasis). Medscape, 2023. https://emedicine.medscape.com/article/788570-overview
3. Centers For Disease Control And Prevention. Parasites - Trichuriasis (also known as Whipworm Infection). 2023. https://www.cdc.gov/parasites/whipworm/
5. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2017 Tentang Penanggulangan Cacingan. 2017. http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._15_ttg_Penanggulangan_Cacingan_.pdf
6. Brahmantya IBY, et al. Risk Factors and Prevalence of Soil-transmitted Helminth Infections. Open Access Maced J Med Sci, 2020. 8(A):521-4. https://doi.org/10.3889/oamjms.2020.4440.
7. Lai YS, et al. Risk profiling of soil-transmitted helminth infection and estimated number of infected people in South Asia: A systematic review and Bayesian geostatistical Analysis. PLoS Negl Trop Dis, 2019. 13(8):e0007580. https://doi.org/10.1371/journal.pntd.0007580
8. Chen YD, et al. Group on National Survey of Important Human Parasitic Diseases in China, Soil-transmitted helminthiasis in China: A national survey in 2014-2015, PLoS Negl Trop Dis, 2021. 15(10):e0009710. https://doi.org/10.1371/journal.pntd.0009710
9. Sartorius J, et al. Prevalence and intensity of soil-transmitted helminth infections of children in sub-Saharan Africa, 2000-18: a geospatial analysis. Lancet Glob Health, 2021. 9(1):e52-e60. https://doi.org/10.1016/S2214-109X(20)30398-3
10. Kamdem CN, et al. Fine mapping of Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura and hookworm infections in sub-districts of Makenene in Centre Region of Cameroun. Sci Rep, 2022. 12(1):13935. https://doi.org/10.1038/s41598-022-18285-7
11. Chis Ster I, et al. The epidemiology of soil-transmitted helminth infections in children up to 8 years of age: Findings from an Ecuadorian birth cohort. PLoS Negl Trop Dis, 2021. 15(11):e0009972. https://doi.org/10.1371/journal.pntd.0009972
12. Lee JJ, Ryu JS. Current Status of Parasite Infections in Indonesia: A Literature Review. Korean J Parasitol, 2019. 57(4):329-339. https://doi.org/10.3347/kjp.2019.57.4.329
13. Nasution RKA, Nasution BB, Lubis M, Lubis IND. Prevalence and Knowledge of Soil-Transmitted Helminth Infections in Mandailing Natal, North Sumatera, Indonesia. Open Access Maced J Med Sci, 2019. 7(20):3443-3446. https://doi.org/10.1016/j.actatropica.2019.105250
14. Kurscheid J, et al. Epidemiology of soil-transmitted helminth infections in Semarang, Central Java, Indonesia. PLoS Negl Trop Dis, 2020. 14(12):e0008907. https://doi.org/10.1371/journal.pntd.0008907
15. World Health Organization. WHO Mortality Database: Trichuriasis. 2023. https://platform.who.int/mortality/themes/theme-details/topics/indicator-groups/indicators/indicator-details/MDB/trichuriasis

Etiologi Trichuriasis
Diagnosis Trichuriasis

Artikel Terkait

  • Kondisi Terkini Infeksi Cacing Di Indonesia
    Kondisi Terkini Infeksi Cacing Di Indonesia
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 23 jam yang lalu
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 23 jam yang lalu
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 17 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.