Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Prognosis Amphetamine and Cocaine Use Disorder general_alomedika 2022-11-04T10:59:01+07:00 2022-11-04T10:59:01+07:00
Amphetamine and Cocaine Use Disorder
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Prognosis Amphetamine and Cocaine Use Disorder

Oleh :
dr. Immanuel Natanael Tarigan
Share To Social Media:

Prognosis amphetamine and cocaine use disorder dipengaruhi dengan manifestasi klinis yang terjadi. Prognosis amphetamine and cocaine use disorder yang lebih buruk ditemukan pada pasien dengan overdosis, dan ditemukan tanda-tanda kegagalan organ yang jelas. Pasien yang mengonsumsi amfetamin dan kokain dalam jangka panjang dan bersama substansi lainnya memiliki prognosis yang lebih buruk. Komplikasi yang terjadi pada kecanduan kokain dan amfetamin adalah kerusakan berbagai organ mulai dari otak, jantung, ginjal hingga otot.

Komplikasi

Terdapat beberapa komplikasi amphetamine and cocaine use disorder yang mungkin terjadi. Kecanduan penggunaan psikostimulan menyebabkan gangguan fungsi banyak organ. Gangguan fungsi organ pada kasus akut biasanya terjadi karena cedera yang disebabkan oleh iskemia, stimulasi sistem saraf, toksisitas langsung dan mekanisme lain.[1-2]

Komplikasi Akibat Iskemia

Gangguan jaringan akibat iskemia terjadi karena vasokonstriksi, vasospasme, kerusakan endotel, serta peningkatan aktivasi dan agregasi trombosit. Penggunaan psikostimulan dapat menyebabkan komplikasi berikut:

  • Gangguan serebrovaskular termasuk transient ischemic attack dan stroke

  • Infark miokard (yang diperparah karena peningkatan kebutuhan oksigen)

  • Ulserasi dan infark saluran gastrointestinal
  • Gagal ginjal (dapat terjadi karena iskemia atau akibat rabdomiolisis sekunder[1-2]

Komplikasi Lainnya

Selain komplikasi akibat iskemia, penggunaan psikostimulan juga dapat menyebabkan komplikasi berikut:

  • Aritmia sebagai akibat dari blokade kanal natrium dan peningkatan norepinephrine
  • Miokarditis dan kardiomiopati sebagai akibat dari efek toksik paparan kronis terhadap katekolamin dosis tinggi
  • Kerusakan otot (rhabdomiolisis) yang disebabkan oleh toksisitas langsung
  • Edema paru sebagai akibat toksisitas langsung dan perubahan pembuluh darah[1-2]

Selain itu, penggunaan psikostimulan juga menyebabkan gangguan hidung dan sinus serta komplikasi pada kehamilan (abrupsi plasenta, berat badan lahir rendah, kesulitan makan dan dihipotesiskan dapat menyebabkan defisit kognitif bayi).

Penggunaan psikostimulan juga dapat menyebabkan stimulasi berlebihan sistem saraf yang ditandai dengan kejang, gangguan gerakan (tweaking), reaksi distonia akut, diskinesia, akatisia, gejala psikotik, serta gangguan perfusi lokal. Stimulasi pada sistem saraf simpatik dapat menyebabkan takikardia, peningkatan tekanan darah, stimulasi atau inhibisi endokrin dan disfungsi seksual.[1]

HIV

HIV dapat merupakan komplikasi tidak langsung dari amphetamine and cocaine use disorder. Penggunaan psikostimulan meningkatkan risiko perilaku seksual yang berisiko. Selain itu, penggunaan amfetamin juga meningkatkan frekuensi penyuntikan dan risiko penggunaan jarum suntik bergantian. Selain HIV, juga terdapat peningkatan risiko transmisi HCV dan HBV di antara pengguna jarum suntik.[1-3]

Pada studi ditemukan hubungan antara perilaku seksual berisiko dengan penggunaan psikostimulan. Perilaku seksual berisiko yang dapat ditemukan adalah perilaku seks yang tidak menggunakan proteksi, jumlah pasangan yang banyak dan perilaku menukarkan seks untuk obat atau uang. Pada studi lain ditemukan bahwa terdapat prevalensi yang secara signifikan lebih tinggi pengguna metamfetamin pada LSL (laki seks laki) dibandingkan populasi umum.[1]

Neonatal Abstinence Syndrome

Penggunaan amfetamin dan kokain pada ibu hamil dapat menyebabkan kondisi neonatal abstinence syndrome (NAS). Gejala NAS melibatkan sistem saraf pusat dan otonom, serta sistem gastrointestinal. Umumnya NAS ditandai dengan adanya iritabilitas, menangis terus, tremor, gangguan nafsu makan, muntah, diare, banyak berkeringat, gangguan siklus tidur, dan kadang disertai kejang pada neonatus.

Prognosis

Kokain dan amfetamin banyak dikaitkan dengan kematian akibat overdosis. Pada studi yang dilakukan di Amerika menemukan bahwa terjadi peningkatan kematian akibat overdosis kokain (11,2% pada tahun 2010 hingga 12,4% pada tahun 2014) dan peningkatan kematian akibat overdosis amfetamin (3,6% pada tahun 2010 hingga 7,9% pada tahun 2014).

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prognosis kematian pada amphetamine and cocaine use disorder. Overdosis merupakan salah satu penyebab kematian pada amphetamine and cocaine use disorder. Faktor lain yang meningkatkan kemungkinan kematian adalah tingginya upaya bunuh diri pada pengguna amfetamin dan kokain. Selain itu, ditemukan juga penggunaan amfetamin dan/atau kokain bersama substansi lainnya, termasuk alkohol meningkatkan risiko kematian pada pengguna.[8,16]

Penggunaan jangka panjang juga mempengaruhi prognosis pasien dengan amphetamine and cocaine use disorder adalah lama konsumsi substansi. Penggunaan jangka panjang kokain ditemukan menyebabkan neurotoksisitas pada neuron yang berkaitan dengan dopamin, menyebabkan atrofi substansi grisea serebral, dan penurunan perfusi otak. Penggunaan amfetamin jangka panjang dapat menyebabkan gangguan seperti penurunan daya ingat.[17]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

1. Ciccarone D. Stimulant Abuse: Pharmacology, Cocaine, Methamphetamine, Treatment, Attempts at Pharmacotherapy. Prim Care. 2011;38(1):41–58. DOI:10.1016/j.pop.2010.11.004.
2. Preda A. Stimulants. 2018. Dapat diakses pada: https://emedicine.medscape.com/article/289007-overview#a1
3. Whitesell M, Bachand A, Peel J, Brown M. Familial, Social, and Individual Factors Contributing to Risk for Adolescent Substance Use. J Addict. 2013;2013:579310
4. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5), American Psychiatric Association, Arlington, VA 2013.
16. Degenhardt L, Roxburgh A, Barker B. Underlying causes of cocaine, amphetamine and opioid related deaths in Australia. Journal of Clinical Forensic Medicine. 2005;12:187–95.
17. Favrod-Coune T, Broers B. The Health Effect of Psychostimulants: A Literature Review. Pharmaceuticals. 2010;3:2333-61.

Penatalaksanaan Amphetamine and ...
Edukasi dan Promosi Kesehatan Am...

Artikel Terkait

  • Mengenali Neonatal Abstinence Syndrome: Morbiditas dan Mortalitas
    Mengenali Neonatal Abstinence Syndrome: Morbiditas dan Mortalitas
  • Deteksi dan Manajemen Dini Substance Use Disorder oleh Dokter Layanan Primer
    Deteksi dan Manajemen Dini Substance Use Disorder oleh Dokter Layanan Primer
  • Telekonsultasi pada Rehabilitasi Adiksi
    Telekonsultasi pada Rehabilitasi Adiksi
  • Positif dan Negatif Palsu pada Tes Urine Narkoba untuk Deteksi Penyalahgunaan Zat
    Positif dan Negatif Palsu pada Tes Urine Narkoba untuk Deteksi Penyalahgunaan Zat
  • Penanganan Intoksikasi Magic Mushroom
    Penanganan Intoksikasi Magic Mushroom

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 17 Mei 2023, 18:57
Obat ARV yang memengaruhi hasi dari Surat Keterangan Bebas Narkoba (SKBN)
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin konsul pasien konsumsi ARV TLD, dan sempat membaca jika ARV sejenis Evapiren bs terdeteksi positif pada SKBN, untuk kandungan Tenofovir Lamivudine...
dr. Nurul Falah
Dibalas 28 Oktober 2021, 09:54
Sakau dan overdosis obat bagaimana membedakannya
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo dokter, mohon pencerahannya.Bagaimana membedakan antara gejala sakau dengan overdosis obat?Terimakasih sebelumnya dokter.
dr.Roshni Manwani
Dibalas 14 Oktober 2021, 09:16
Tindakan Medis Tes Narkoba - Artikel Alomedika
Oleh: dr.Roshni Manwani
1 Balasan
ALO Dokter!Tes narkoba atau drug abuse screening test adalah pemeriksaan terhadap obat, bahan kimia, atau produk tumbuhan yang bisa disalahgunakan untuk...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.