Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Bulimia Nervosa general_alomedika 2023-12-20T10:13:46+07:00 2023-12-20T10:13:46+07:00
Bulimia Nervosa
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Bulimia Nervosa

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Diagnosis bulimia nervosa ditegakkan berdasarkan adanya perilaku makan berlebihan yang diikuti perilaku kompensatori untuk menjaga berat badan, misalnya memuntahkan makanan, menggunakan laksatif, atau melakukan olahraga berlebihan. Diagnosis bisa ditegakkan berdasarkan kriteria PPDGJ III atau Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa, dan DSM 5 atau Diagnostic and Statistical Manual.

Pemeriksaan pertama yang harus dilakukan terhadap pasien bulimia nervosa adalah pemeriksaan untuk identifikasi kondisi medis yang gawat darurat, yang membutuhkan hospitalisasi dan stabilisasi segera.

Anamnesis

Pasien bulimia nervosa sering mengeluh tentang berat atau bentuk badannya. Pasien sering membuat jadwal yang kompleks untuk mengatur perilaku makan berlebihan dan perilaku kompensatorinya. Kebanyakan pasien bulimia nervosa ke kamar mandi untuk memuntahkan makanan. Mereka juga sering melakukan olahraga berlebihan atau menggunakan laksatif dan diuretik.

Riwayat yang meningkatkan risiko gangguan makan juga perlu dicari. Contohnya adalah riwayat ansietas, depresi, trauma psikologis semasa kecil atau dewasa, serta permasalahan sosial yang dialami sebelum gejala muncul (seperti masalah percintaan atau pekerjaan).

Pada keadaan yang lebih lanjut, bulimia nervosa bisa menyebabkan gangguan sistem organ. Gejala yang timbul bisa bervariasi mulai dari iregularitas menstruasi, konstipasi, rasa begah, palpitasi, dan dehidrasi.

Keluarga pasien mungkin melaporkan jumlah makanan pasien yang besar tetapi tidak diiringi peningkatan berat badan yang sesuai (atau malah terjadi penurunan berat badan). Keluarga juga bisa menemukan bungkus makanan yang disembunyikan di kamar pasien, adanya perubahan mood, dan perubahan kepribadian.[5,10]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan tanda vital dan berat badan harus dilakukan karena bisa menjadi penanda kondisi yang gawat darurat. Pasien sebaiknya ditimbang dengan hanya menggunakan pakaian dalam dan gaun rumah sakit untuk mengetahui berat badan dengan tepat. Pemeriksaan tekanan darah dilakukan pada posisi berbaring dan duduk.[5]

Akibat pembatasan intake nutrisi, pasien bulimia nervosa mungkin bisa menunjukkan tanda-tanda bradikardia, hipotensi ortostatik, dan palpitasi. Pemeriksaan abdomen sering menemukan nyeri epigastrik dan kembung. Akibat sering muntah, pasien juga sering mengalami parotitis, noda pada gigi, erosi enamel, dan kalus pada jari. Tanda malnutrisi juga dapat muncul, yaitu rambut dan kuku rapuh, serta hiperkeratosis.[5,12]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan urine dilakukan untuk menilai status hidrasi, pH, kadar keton, dan tanda kerusakan ginjal. Karena bulimia nervosa bisa mengganggu keseimbangan elektrolit dan fungsi metabolik, dokter juga perlu melakukan pemeriksaan EKG, elektrolit, kadar amilase dan lipase, kadar magnesium dan fosfat, fungsi ginjal, dan kadar hormon tiroid (thyroid stimulating hormone, tiroksin, dan free triiodothyronine).[5]

Diagnosis Banding

Gangguan makan lain yang dapat menjadi diagnosis banding bulimia nervosa adalah anorexia nervosa (tipe binge eating/purging) dan binge eating disorder.[13]

Anorexia Nervosa

Anorexia nervosa adalah keadaan berat badan sangat rendah yang disebabkan oleh restriksi asupan energi. Pasien membatasi asupan makanan relatif terhadap kebutuhan agar berat badan tidak meningkat. Restriksi ini menyebabkan berat badan yang secara signifikan rendah dalam konteks umur, jenis kelamin, tahapan perkembangan, dan kesehatan fisik.[13]

Binge Eating Disorder

Pada binge eating disorder, pasien makan secara berlebihan pada suatu periode atau waktu tertentu, dengan jumlah makanan yang lebih banyak bila dibandingkan jumlah makanan mayoritas orang lain. Hal ini disertai dengan perasaan hilangnya kemampuan mengendalikan perilaku makan berlebihan.[13]

Orthorexia Nervosa

Orthorexia Nervosa (ON) adalah gangguan makan yang tidak disadari, di mana orang menjadi terobsesi dengan makanan yang murni, sehat, dan berbahan dasar baik untuk meningkatkan kesehatan. Orthorexia nervosa biasanya diawali dengan keinginan untuk meningkatkan kesehatan. Kondisi ini belum masuk dalam kriteria diagnosis DSM 5.[13]

Kriteria Diagnostik PPDGJ-III/ICD X

Menurut PPDGJ III/ICD X, bulimia nervosa ditandai dengan adanya episode makan berlebihan dan preokupasi yang berlebihan mengenai berat badan, sehingga pasien menggunakan metode ekstrem untuk menghilang efek “gemuk” akibat makanan.[14]

Ada Preokupasi yang Menetap untuk Makan

Ada preokupasi menetap untuk makan dan ada craving terhadap makanan yang tidak bisa dilawan. Penderita tidak berdaya terhadap datangnya episode makan berlebihan, di mana makanan dalam jumlah yang besar dimakan dalam waktu singkat.[14]

Pasien Berusaha Melawan Efek Kegemukan

Pasien berusaha melawan efek kegemukan dengan salah satu cara atau lebih, seperti merangsang muntah sendiri, menggunakan obat pencahar secara berlebih, berpuasa berkala, serta memakai obat-obatan penekan nafsu makan, sediaan tiroid, atau diuretik. Jika hal ini terjadi pada penderita diabetes, mereka akan mengabaikan pengobatan.[14]

Ada Gejala Psikopatologi

Ada gejala psikopatologi berupa ketakutan yang luar biasa terhadap kegemukan dan penderita mengatur sendiri batasan yang ketat dari ambang berat badannya (sangat di bawah berat badan sebelum sakit yang dianggap berat badan sehat atau optimal).

Sering kali (tetapi tidak selalu) ada riwayat episode anorexia nervosa sebelumnya. Interval antara kedua gangguan tersebut berkisar antara beberapa bulan sampai beberapa tahun. Episode sebelumnya ini dapat terungkap jelas atau terungkap dalam bentuk ringan yang tersembunyi dengan kehilangan berat badan yang sedang dan/ atau suatu fase sementara dari amenorea.[14]

Kriteria Diagnostik DSM-5

Ada lima kriteria diagnosis untuk bulimia nervosa menurut DSM-5.

Episode Berulang dari Makan Berlebihan

Episode makan berlebihan ditandai oleh dua gejala berikut:

  • Makan pada periode waktu tertentu (misalnya tidak lebih dari 2 jam), dengan jumlah makanan yang lebih banyak daripada jumlah yang dimakan kebanyakan orang pada periode waktu yang sama pada situasi yang serupa.
  • Rasa hilangnya kemampuan mengendalikan perilaku makan berlebihan selama berlangsungnya episode makan (misalnya perasaan tidak bisa berhenti makan atau mengendalikan apa dan seberapa banyak makanan yang dimakan)[13]

Kebiasaan Kompensasi Berulang yang Tidak Wajar

Pasien menunjukkan kebiasaan kompensasi berulang yang tidak wajar dengan tujuan mencegah penambahan berat badan, seperti muntah yang disengaja, penyalahgunaan obat laksatif atau diuretik atau obat lainnya, puasa yang berlebihan, atau olahraga yang berlebihan.[13]

Perilaku Muncul Setidaknya Sekali Seminggu Selama 3 Bulan

Pada pasien bulimia nervosa, perilaku makan berlebihan dan perilaku kompensasinya muncul setidaknya sekali seminggu selama 3 bulan.[13]

Evaluasi Diri Dipengaruhi Bentuk Tubuh dan Berat Badan

Pada pasien bulimia nervosa, evaluasi diri sangat dipengaruhi oleh bentuk tubuh dan berat badannya.[13]

Gangguan Tidak Terjadi Hanya Selama Episode Anorexia Nervosa

Pada pasien bulimia nervosa, gangguan tidak terjadi hanya selama episode anorexia nervosa.[13]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

5. Harrington BC, Jimerson M. Initial Evaluation, Diagnosis, and Treatment of Anorexia Nervosa and Bulimia Nervosa. Am Fam Physician. 2015;91:8. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25591200
10. Hail L, Le Grange D. Bulimia nervosa in adolescents: prevalence and treatment challenges. AHMT. 2018;9:11–6. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/29379324
11. Pietrabissa G, Castelnuovo G, Jackson JB, et al. Brief Strategic Therapy for Bulimia Nervosa and Binge Eating Disorder: A Clinical and Research Protocol. Front Psychol. 2019;10:373. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/30906269
12. Rosten A, Newton T. The impact of bulimia nervosa on oral health: A review of the literature. Br Dent J. 2017;223:533–9. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28972588
13. APA. Diagnostic and statistical manual of mental disorders (5th ed.). Arlington VA: American Psychiatric Publishing; 2013.
14. WHO. The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorders. Geneva: World Health Organization; 2007.

Epidemiologi Bulimia Nervosa
Penatalaksanaan Bulimia Nervosa

Artikel Terkait

  • Orthorexia Nervosa: Diet Sehat justru Menjadi Gangguan Makan
    Orthorexia Nervosa: Diet Sehat justru Menjadi Gangguan Makan
Diskusi Terkait
dr. Kaleb Daud Samson Salossa
Dibalas 05 Juni 2023, 08:31
Balita 4 tahun dengan keluhan kurang nafsu makan
Oleh: dr. Kaleb Daud Samson Salossa
4 Balasan
Anak perempuan 4 tahun lebih dengan keluhan panas dan kurang nafsu makan sudah 5 hari. Mengeluh sakit di leher dan tdk ada pembesaran KGB atau tdk ada...
Anonymous
Dibalas 19 April 2022, 20:34
Anak sulit makan apakah bisa dikasih vitamin? - Anak Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Selamat siang dr. Joko, SpA.. Apakah ada trik khusus agar anak balita suka makan? Apakah pemberian vitamin (curcuma) bermanfaat? Terutama di bulan puasa ini,...
dr.Marvin Marino
Dibalas 10 Maret 2021, 16:25
Gizi pada pasien xerostomia - Gizi Klinik Ask The Expert
Oleh: dr.Marvin Marino
5 Balasan
Selamat sore dr Lily, mohon bertanya dok saya ada pasien dengan xerostomia. Bagaimana dok sebaiknya saya menyarankan makan pada pasien ini dok? Terima kasih...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.