Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Depresi general_alomedika 2025-05-07T11:06:31+07:00 2025-05-07T11:06:31+07:00
Depresi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Depresi

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Depresi adalah gangguan suasana hati atau mood yang ditandai dengan adanya perasaan sedih, hilang minat, dan perasaan bersalah atau tidak berharga. Depresi umumnya disertai dengan gangguan somatik atau kognitif yang mengganggu kualitas hidup penderitanya, seperti gangguan tidur atau nafsu makan, sulit konsentrasi, atau perasaan lelah berkepanjangan. Depresi telah dikaitkan dengan ketidakmampuan untuk koping terhadap stressor dalam kehidupan sehari-hari.[1-4]

Diagnosis depresi ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis dalam DSM 5 atau ICD 11 berdasarkan keluhan pasien. Penegakan diagnosis bukan hanya berdasarkan laporan subjektif pasien, tapi juga berdasarkan observasi oleh orang lain. Berbeda dengan kriteria diagnosis sebelumnya, pada kriteria diagnosis terbaru, gejala psikotik juga boleh ada pada pasien dengan depresi sedang.

Sumber: Ahovsoyan, Wikimedia commons, 2012. Sumber: Ahovsoyan, Wikimedia commons, 2012.

Gejala depresi mencakup gangguan tidur, hilangnya minat (anhedonia), rasa bersalah, defisit energi, defisit konsentrasi, gangguan makan, retardasi atau agitasi psikomotor, dan bunuh diri. Suasana hati depresi dan anhedonia adalah dua gejala kardinal.[2,5,6]

Penatalaksanaan depresi menggunakan farmakoterapi, psikoterapi, atau kombinasi keduanya. Pada prinsipnya, penatalaksanaan depresi disesuaikan pada kondisi masing-masing pasien, termasuk berdasarkan usia. Untuk pasien dewasa secara umum, terapi inisial yang direkomendasikan adalah psikoterapi atau antidepresan generasi kedua seperti fluoxetine dan duloxetine. Pada remaja, psikoterapi seperti cognitive behavioral therapy (CBT) merupakan terapi insial pilihan. Sementara itu, untuk anak belum ada bukti yang adekuat untuk memandu pilihan tata laksana.[7-9]

Skrining depresi dapat dilakukan menggunakan Patient Health Questionnaires (PHQ), baik jenis 2 item (PHQ-2) ataupun 9 item (PHQ-9). PHQ-2 Kedua alat skrining tersebut memiliki sensitivitas setara pada kebanyakan populasi. Sementara itu, pada ibu hamil, skrining depresi perlu dilakukan setidaknya sekali pada masa perinatal, baik dengan PHQ-2, PHQ-9, atau Edinburgh Postnatal Depression Scale. Pada geriatri, alat skrining depresi dapat menggunakan Geriatric Depression Scale.[8]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Josephine Darmawan

Referensi

1. Dishman RK, McDowell CP, Herring MP. Customary physical activity and odds of depression: a systematic review and meta-analysis of 111 prospective cohort studies. Br J Sports Med 2021;55:926–34.
2. Potter DR. Major Depression Disorder in Adults: A Review of Antidepressants. International Journal of Caring Sciences 2019;12:7.
3. Wallace S, Mactaggart I, Banks LM, Polack S, Kuper H. Association of anxiety and depression with physical and sensory functional difficulties in adults in five population-based surveys in low and middle-income countries. PLoS ONE 2020;15:e0231563.
4. Riedl D, Schüßler G. Factors associated with and risk factors for depression in cancer patients – A systematic literature review. Translational Oncology 2022;16:101328.
5. APA. Diagnostic and statistical manual of mental disorders (5th ed.) TR (Text revision). Arlington VA: American Psychiatric Publishing; 2022. https://www.appi.org/Products/DSM-Library/Diagnostic-and-Statistical-Manual-of-Mental-Di-(1)
6. WHO. International Classification of Disease 11 for Mortality and Morbidity Statistic. 2019. https://icd.who.int/browse11/l-m/en
7. Li J, Zhou S, Zhu M. The Causes, Prevention and Treatment of Adolescent Depression: A Review. Advances in Social Science, Education and Humanities Research. 2021. https://dx.doi.org/10.2991/assehr.k.211220.009
8. Maurer DM, Raymond TJ, Davis BN. Depression: Screening and Diagnosis. Am Fam Physician. 2018 Oct 15;98(8):508-515. PMID: 30277728.
9. Guideline Development Panel for the Treatment of Depressive Disorders. Summary of the clinical practice guideline for the treatment of depression across three age cohorts. Am Psychol. 2021 Nov 29. doi: 10.1037/amp0000904. Epub ahead of print. PMID: 34843274.

Patofisiologi Depresi

Artikel Terkait

  • Penilaian Risiko Pasien Bunuh Diri
    Penilaian Risiko Pasien Bunuh Diri
  • Pendekatan Penanganan Pasien Bunuh Diri
    Pendekatan Penanganan Pasien Bunuh Diri
  • Waktu dan Cara yang Tepat untuk Menghentikan Antidepresan
    Waktu dan Cara yang Tepat untuk Menghentikan Antidepresan
  • Efektivitas Kuesioner PHQ-9 Sebagai Skrining Deteksi Dini Depresi
    Efektivitas Kuesioner PHQ-9 Sebagai Skrining Deteksi Dini Depresi
  • Suplementasi Vitamin B pada Cemas dan Depresi
    Suplementasi Vitamin B pada Cemas dan Depresi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 18 jam yang lalu
Bagaimana penatalaksanaan pasien dengan penyalahgunaan narkoba
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien usia 38 thn laki laki dengan penyalahgunaan narkoba ganja dan sabu beliau memiliki bpjs, pasien dengan keluhan sering sedih,...
Anonymous
Dibalas 11 Maret 2025, 00:36
Terapi depresi di Faskes Primer
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya dokter. Bagaimana memulai terapi depresi di Puskesmas dokter dengan kriteria sudah memenuhi kriteria depresi. Ditambah lagi sudh...
dr. Uditia Alham Sakti, Sp.KJ
Dibalas 17 September 2024, 08:35
Mengenal distimia (persistent depressive disorder)
Oleh: dr. Uditia Alham Sakti, Sp.KJ
3 Balasan
Distimia, juga dikenal sebagai gangguan depresi persisten (Persistent Depressive Disorder, PDD). Distimia merupakan gangguan mood kronis yang ditandai dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.