Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Gangguan Bipolar general_alomedika 2023-09-07T10:58:24+07:00 2023-09-07T10:58:24+07:00
Gangguan Bipolar
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Gangguan Bipolar

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Penatalaksanaan gangguan bipolar meliputi psikoedukasi, medikamentosa sesuai episode, bila manik dapat dipertimbangkan mood stabilizer seperti lithium dan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) dapat dipertimbangkan pada episode depresi. Tujuan terapi bukan untuk menyembuhkan pasien, tapi untuk mengendalikan gejala dan mengembalikan fungsi.[2]

Psikoterapi

Psikoedukasi bagi pasien dan keluarga dilaporkan membantu pasien untuk menghadapi stressor. Dengan psikoedukasi, pasien dan keluarganya mendapat pengetahuan mengenai gangguan yang dialami, terapi, dan apa yang bisa dilakukan oleh keluarga untuk mendukung pasien.[2,5]

Psikoterapi yang dilaporkan efektif untuk gangguan bipolar adalah cognitive behavioral therapy (CBT), interpersonal and social rhythm therapy (IPSRT), dan family focused therapy (FFT). Insight oriented atau psikoterapi psikodinamik juga bisa dilakukan pada pasien dengan gangguan bipolar.[2,6]

Medikamentosa

Farmakoterapi yang diberikan pada pasien bipolar sesuai dengan episode yang dialami.

Farmakoterapi Fase Depresi

Pada episode depresi, rekomendasi medikamentosa adalah antidepresan generasi terbaru, karena mempunyai efikasi yang setara dengan obat–obat generasi lama tapi dengan tolerabilitas yang lebih baik dan kejadian efek samping yang lebih rendah. Golongan antidepresan yang disarankan adalah:

  • Obat–obat golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), misalnya fluoxetine, sertraline, dan escitalopram

  • Obat golongan serotonin and norepinephrine reuptake inhibitors (SNRI), misalnya venlafaxine dan duloxetine

Tidak disarankan menggunakan antidepresan sebagai modalitas tunggal pada gangguan bipolar episode depresi, tapi harus dikombinasikan dengan mood stabilizer. Penanganan gejala psikotik pada pasien bipolar episode manik direkomendasikan menggunakan antipsikotik atipikal.[2,3]

Penggunaan obat antidepresan harus disertai dengan monitoring rutin gejala pasien, karena obat–obatan ini bisa menginduksi gejala manik. Antidepresan dengan potensi menginduksi gejala manik paling rendah adalah bupropion.[4,5]

Farmakoterapi Fase Manik

Farmakoterapi untuk fase manik adalah obat–obatan mood stabilizer yang mencakup lithium karbonat, obat anti konvulsan, dan antipsikotik atipikal.

Lini pertama untuk episode manik akut adalah lithium karbonat, tetapi obat ini mempunyai therapeutic window yang sempit, sehingga membutuhkan pemantauan ketat. Lini kedua yang relatif lebih aman digunakan adalah obat antikonvulsan seperti asam valproat, carbamazepine, dan lamotrigine.[2,3]

Antipsikotik atipikal bisa digunakan sebagai mood stabilizer atau untuk penanganan gejala psikotik pada episode manik. Antipsikotik yang bisa digunakan untuk penanganan gejala psikotik pada episode manik adalah risperidone, ziprasidone, paliperidone, olanzapine, quetiapine, dan aripiprazole. Quetiapine adalah antipsikotik atipikal yang mempunyai properti sebagai antipsikotik dan mood stabilizer.

Pada fase akut dari episode manik, antipsikotik tipikal, misalnya haloperidol, efektif untuk menekan gejala–gejala manik. Akan tetapi, karena antipsikotik tipikal bisa menginduksi gejala depresi, maka dijadikan terapi lini kedua.[3,4]

Farmakoterapi Episode Campuran

Farmakoterapi untuk episode campuran sama seperti farmakoterapi untuk episode manik. Meskipun bisa terdapat gejala–gejala depresi, tetapi pemberian antidepresan tidak direkomendasikan.[11]

Farmakoterapi Untuk Rumatan

Terapi pada fase rumatan bisa menggunakan lithium karbonat, antikonvulsan, atau antipsikotik atipikal. Pada fase rumatan, dosis obat bisa diturunkan sampai dosis efektif minimal yang diperlukan untuk mengendalikan gejala pada pasien. Untuk terapi rumatan biasanya digunakan monoterapi.[11]

Tabel 2 menyajikan rangkuman jenis obat yang dapat dipilih untuk tata laksana gangguan bipolar.[2]

Tabel 2. Pilihan Tata Laksana Gangguan Bipolar

Golongan Obat Contoh
Mood Stabilizer Lithium, asam valproat, carbamazepine, lamotrigine, gabapentin, topiramate
Antidepresan Fluoxetine, sertraline, escitalopram, venlafaxine, duloxetine, bupropion, mirtazapine
Antipsikotik Risperidone, ziprasidone, palliperidone, olanzapine, quetiapine, haloperidol
Terapi somatik

Electroconvulsive therapy (ECT), transcranial magnetic stimulation (rTMS), transcranial direct current stimulation (tDCS)

Intervensi Psikososial

Social rhythm therapy, cognitive behavioral therapy (CBT), family intervention, social skills training

Sumber: dr. Irwan Supriyanto, Ph.D., Sp.KJ, 2020[2]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

2. Shah N, Grover S, Rao GP. Clinical Practice Guidelines for Management of Bipolar Disorder. Indian J Psychiatry. 2017;59(Suppl 1):S51-S66. doi:10.4103/0019-5545.196974
3. McCormick U, Murray B, McNew B. Diagnosis and treatment of patients with bipolar disorder: A review for advanced practice nurses. J Am Assoc Nurse Pract. 2015;27(9):530-542. doi:10.1002/2327-6924.12275
4. Geddes JR, Miklowitz DJ. Treatment of bipolar disorder. Lancet. 2013;381(9878):1672-1682. doi:10.1016/S0140-6736(13)60857-0
5. Hilty DM, Leamon MH, Lim RF, Kelly RH, Hales RE. A review of bipolar disorder in adults. Psychiatry (Edgmont). 2006;3(9):43-55.
6. Ayano G. Bipolar Disorder: A Concise Overview of Etiology, Epidemiology Diagnosis and Management: Review of Literatures. SOJP 2016;1–8.
11. Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P, editors. Kaplan & Sadock’s comprehensive textbook of psychiatry. Tenth edition. Philadelphia: Wolter Kluwer; 2017.

Diagnosis Gangguan Bipolar
Prognosis Gangguan Bipolar

Artikel Terkait

  • Hendaya Kognitif pada Gangguan Mood
    Hendaya Kognitif pada Gangguan Mood
  • Risiko Stroke pada Penggunaan Mood Stabilizer untuk Gangguan Bipolar
    Risiko Stroke pada Penggunaan Mood Stabilizer untuk Gangguan Bipolar
  • Penggunaan Lamotrigine Untuk Gangguan Bipolar
    Penggunaan Lamotrigine Untuk Gangguan Bipolar
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 08 November 2024, 11:54
Tatalaksana gangguan afektif bipolar episode kini depresif
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin bertanya dokter-dokter. izin dok bertanya mengenai tatalaksana gangguan afektif bipolar dengan episode kini depresif apakah perlu diberikan...
Anonymous
Dibalas 30 September 2024, 10:38
Tremor pada pasien bipolar yang terasa semakin parah
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, mohon masukan dari teman sejawat. Saya punya pasien perempuan 21 tahun yang mengidap bipolar disorder.Pasien mengeluh tremor pada tangan yang...
dr.Tri Ratnawati
Dibuat 17 Juli 2023, 21:51
Siklotimia (mood swing) berbeda dengan bipolar
Oleh: dr.Tri Ratnawati
0 Balasan
Siklotimia adalah suatu gangguan mood yang menyebabkan gejolak emosi. Siklotimia dan bipolar adalah dua gangguan yang menimbulkan gejala hang sangat mirip,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.