Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Mutisme Selektif general_alomedika 2024-12-19T11:46:41+07:00 2024-12-19T11:46:41+07:00
Mutisme Selektif
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Mutisme Selektif

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Penatalaksanaan mutisme selektif mengedepankan tata laksana nonfarmakologi atau psikososial. Meskipun antidepresan dapat digunakan dalam penatalaksanaan mutisme selektif, belum ada bukti ilmiah yang kuat untuk mendukung efikasinya.[2,4]

Intervensi Psikososial

Intervensi psikososial yang direkomendasikan untuk mutisme selektif adalah cognitive behavioural therapy (CBT). CBT untuk kasus mutisme selektif mengutamakan upaya untuk memperbaiki sikap diam dan perilaku negatif lain yang mungkin ada pada pasien. Karena gejala biasanya muncul paling berat di sekolah, maka sebaiknya guru juga dilibatkan dalam intervensi. CBT untuk anak dengan mutisme selektif bisa dilakukan dalam bentuk terapi individual maupun kelompok.[2]

Social Communication Anxiety Treatment (S-CAT) adalah salah satu bentuk CBT yang direkomendasikan untuk mutisme selektif. Terapi ini dikembangkan berdasar asumsi bahwa mutisme selektif adalah salah satu bentuk kecemasan pada anak. Pendekatan psikososial lain yang bisa dilakukan adalah dengan terapi musik, terapi bermain, terapi interaksi orang tua dan anak, psikoanalisis, dan hipnosis.

Teknik komunikasi yang dapat digunakan pada anak dengan mutisme selektif adalah:

  • Duduk di sebelah dan bukan di hadapan anak
  • Tarik perhatian anak dengan aktivitas menyenangkan yang melibatkan anak dan bukan memusatkan semua perhatian pada anak
  • Mengajak untuk berpikir dan bukan langsung bertanya kepada anak
  • Memberikan cukup waktu bagi anak untuk merespon dan bukan terus menerus berbicara dengan anak
  • Tetap melanjutkan percakapan meskipun anak belum mau merespon secara verbal
  • Menerima respon verbal secara normal dan bukan memuji anak untuk itu[3]

Terapi Psikodinamik

Terapi psikodinamik pada anak dilakukan dengan terapi bermain individual. Jenis terapi ini melibatkan eksplorasi komprehensif yang mungkin berbeda-beda pada masing-masing pasien. Terapi psikodinamik membutuhkan waktu yang banyak sebelum akhirnya didapatkan perbaikan gejala. Fokusnya adalah pada pengungkapan konflik yang mendasari mutisme selektif. Efikasi terapi psikodinamik pada kasus mutisme selektif masih belum jelas karena kemanjurannya hanya ditunjukan pada beberapa studi kasus.[4]

Terapi Perilaku

Terapi perilaku pada mutisme selektif melibatkan orang tua dan guru. Dalam terapi ini, penguatan negatif (negative reinforcement) diidentifikasi dan segera dimodifikasi. Teknik spesifik yang dapat digunakan mencakup mengurangi stimulus, prosedur token, self modeling, dan contingency management.[4]

Terapi Keluarga

Jika mutisme selektif dianggap berhubungan dengan interaksi dalam keluarga, maka pilihan terapi yang direkomendasikan adalah terapi keluarga. Kerjasama dan pengertian perlu dibangun dalam keluarga, termasuk orang tua dan saudara pasien, untuk membantu mengurangi ansietas yang dialami pasien.[4]

Medikamentosa

Terapi farmakologis sebaiknya hanya diberikan bila intervensi psikososial tidak menunjukkan respon yang adekuat. Meskipun bukti efikasinya masih terbatas, antidepresan golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) dan monoamine oxidase inhibitors (MAOI) dapat dipertimbangkan. Fluvoxamine and fluoxetine telah dilaporkan mampu memperbaiki gejala mutisme selektif pada laporan kasus.[4,13]

Medikamentosa tidak disarankan digunakan secara tunggal, melainkan sebagai kombinasi dengan CBT. Selain itu, terdapat bukti ilmiah yang mengindikasikan adanya luaran yang lebih baik jika intervensi dilakukan pada usia yang lebih dini.[5]

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

2. Oerbeck B, Overgaard KR, et al. Treatment of selective mutism: a 5-year follow-up study. Eur Child Adolesc Psychiatry. 2018;27(8):997-1009. doi:10.1007/s00787-018-1110-7
3. Bernstein BE. Pediatric Social Phobia and Selective Mutism: Background, Pathophysiology, Epidemiology. Medscape, 2020. https://emedicine.medscape.com/article/917147-overview
4. Wong P. Selective mutism: a review of etiology, comorbidities, and treatment. Psychiatry (Edgmont). 2010;7(3):23-31.
5. Muris P, Ollendick TH. Current Challenges in the Diagnosis and Management of Selective Mutism in Children. Psychol Res Behav Manag. 2021;14:159-167. Published 2021 Feb 16. doi:10.2147/PRBM.S274538
13. Manassis K, Oerbeck B, Overgaard KR. The use of medication in selective mutism: a systematic review. Eur Child Adolesc Psychiatry 2016;25:571–8.

Diagnosis Mutisme Selektif
Prognosis Mutisme Selektif

Artikel Terkait

  • Olahraga Sebagai Terapi untuk Gangguan Cemas
    Olahraga Sebagai Terapi untuk Gangguan Cemas
  • Hendaya Kognitif pada Gangguan Cemas
    Hendaya Kognitif pada Gangguan Cemas
  • Pengaruh Durasi Tidur Anak pada Risiko Gangguan Jiwa
    Pengaruh Durasi Tidur Anak pada Risiko Gangguan Jiwa
  • Penatalaksanaan Nonfarmakologis untuk Gangguan Kecemasan
    Penatalaksanaan Nonfarmakologis untuk Gangguan Kecemasan
  • Suplementasi Vitamin B pada Cemas dan Depresi
    Suplementasi Vitamin B pada Cemas dan Depresi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
Dibuat 30 April 2025, 21:17
Buku psikiatri anak dan remaja beserta obat dan dosisnya
Oleh: dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
0 Balasan
Alo dokter. Ada yang tau gak buku psikiatri anak dan remajaBerserta dosis2 obatnya?Terimakasih
Anonymous
Dibalas 01 Februari 2025, 08:46
Terapi insomnia dan ansietas pada pasien usia kerja
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter, mhn arahan dan step terapi mengenai pasien usia kerja 30-35 thn dg kecenderungan insomnia dan ansietas....jika mungkin ada gangguan psikotik,...
dr.Wilda Florentina S
Dibalas 04 April 2024, 14:43
Hubungan serangan cemas akut pada penurunan saturasi oksigen
Oleh: dr.Wilda Florentina S
2 Balasan
Izin Bertanya kepada Dokter Spesialis dan Dokter umum, saya pernah menemukan pasien dengan serangan cemas akut dgn keluhan merasa seperti tercekik di tempat...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.