Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Nightmare Disorder general_alomedika 2023-04-06T09:10:19+07:00 2023-04-06T09:10:19+07:00
Nightmare Disorder
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Nightmare Disorder

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Sampai saat ini, patofisiologi pasti dari nightmare disorder atau gangguan mimpi buruk belum diketahui, tetapi terdapat penjelasan psikodinamika mengenai timbulnya gangguan ini. Menurut teori psikodinamika Freud, mimpi buruk terjadi akibat kegagalan mekanisme pemrosesan mimpi untuk menjinakkan konten emosional mimpi.[1,3,4]

Umumnya, konten emosional mimpi akan ditampilkan sebagai simbol-simbol yang tidak berbahaya sehingga tidak mengganggu tidur. Pada awalnya, mimpi mewakili emosi dan perasaan yang menyertai suatu kejadian. Hal ini terjadi sebagai bentuk simbolisasi yang menghubungkan antara trauma dan materi emosional yang menyertai. Mimpi buruk terjadi karena kegagalan proses simbolisasi ini.[1,3,4]

Secara neurobiologis, mimpi merupakan hasil interaksi jaras dopamin-mesokortikal-mesolimbik. Kerusakan pada jaras ini bisa menimbulkan peningkatan arousal (kewaspadaan) dan gangguan pada proses fear extinction, sehingga menimbulkan mimpi buruk.[5]

Fear extinction adalah proses alami otak untuk meredakan konten-konten emosional, terutama takut, cemas, dan perasaan khawatir yang mengganggu akibat suatu peristiwa. Proses ini terjadi melalui regulasi dari medial prefrontal cortex (mPFC) untuk mengendalikan hiperaktivitas amigdala.

Post-traumatic stress disorder (PTSD) merupakan gangguan yang sering ditemukan bersama nightmare disorder. Mimpi buruk pada PTSD sering kali adalah replikasi dari peristiwa traumatik atau emosi yang terkait dengan trauma. Secara neurobiologis, hal ini diperkirakan merupakan kegagalan proses fear extinction, sebagai akibat dari hiperaktivitas amigdala yang disertai dengan hipofungsi jaras regulatori di mPFC. PTSD sendiri terjadi sebagai akibat kegagalan otak untuk meredakan konten emosional suatu peristiwa traumatik.[5]

Referensi

1. Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P, editors. Kaplan & Sadock’s comprehensive textbook of psychiatry. Tenth edition. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.
3. Eiser AS. Abnormal dreams and nightmare disorders. In: Montagna P, Chokroverty S, editors. Sleep disorders. Edinburgh ; New York: Elsevier; 2011.
4. Wang C, Shao X, Jia Y, Shen C, Wang W. Nightmare experience and family relationships in healthy volunteers and nightmare disorder patients. BMC Psychiatry 2019;19:297.
5. Gieselmann A, AitAoudia M, Carr M, Germain A, Gorzka R, Holzinger B, et al. Aetiology and treatment of nightmare disorder: State of the art and future perspectives. J Sleep Res 2019;28:e12820.

Pendahuluan Nightmare Disorder
Etiologi Nightmare Disorder

Artikel Terkait

  • Menjaga Performa Dokter dengan Sleep Hygiene
    Menjaga Performa Dokter dengan Sleep Hygiene
  • Suplemen Magnesium Untuk Insomnia pada Dewasa - Telaah Jurnal Alomedika
    Suplemen Magnesium Untuk Insomnia pada Dewasa - Telaah Jurnal Alomedika
  • Efikasi Farmakoterapi Gangguan Tidur pada Penderita Dementia
    Efikasi Farmakoterapi Gangguan Tidur pada Penderita Dementia
  • Risiko Pemberian Benzodiazepine dalam Penanganan Insomnia pada Lansia
    Risiko Pemberian Benzodiazepine dalam Penanganan Insomnia pada Lansia
  • Perbandingan Lemborexant dengan Obat Insomnia Lain
    Perbandingan Lemborexant dengan Obat Insomnia Lain

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 29 Oktober 2024, 07:58
Ketika tidur, sulit dibangunkan kembali
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter.Saya memiliki pasien anak remaja 16 tahun datang dengan dibawa dengan keadaan seperti tidur,sebelumnya pasien pagi hari aktivitas seperti biasa...
Anonymous
Dibalas 15 November 2022, 10:17
Penanganan awal pasien insomnia - Jiwa Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok, dr. Irwan spkjIzin bertanya, apa yg dpt sarankan ke pada pasien dgn insomnia, selain obat?Di faskes hanya ada ctm, apakah boelh di berikan ?
Anonymous
Dibalas 09 Oktober 2022, 17:37
Pasien usia >80 tahun dengan sulit tidur
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok. Pada lansia >80th yg datang dengan keluhan sulit tidur baiknya diberi apa ya? (Ttv, lab dal batas normal) btk dok

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.