Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Nightmare Disorder general_alomedika 2023-09-15T13:13:17+07:00 2023-09-15T13:13:17+07:00
Nightmare Disorder
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Nightmare Disorder

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Penatalaksanaan nightmare disorder atau gangguan mimpi buruk lebih banyak menggunakan cognitive behavioral therapy. Teknik-teknik yang bisa dilakukan mencakup berbagai modifikasi perilaku tidur dan imagery rehearsal therapy (IRT), yang banyak dilaporkan sebagai modalitas yang efektif terhadap nightmare disorder.

Terapi Konservatif

Untuk mimpi buruk yang sporadik (tidak terus menerus terjadi, terutama pada anak-anak), maka disarankan untuk dilakukan terapi konservatif dan reassurance atau meyakinkan penderitanya bahwa itu hanya sebuah mimpi dan tidak nyata.[10]

Untuk mimpi buruk pada anak-anak, orang tua harus mengidentifikasi berbagai stresor yang dialami anak pada waktu terjaga dan mencoba memecahkannya. Jam tidur sebaiknya dijadikan waktu yang nyaman bagi anak. Orang tua dapat membacakan cerita atau mengajak anak berbicara. Orang tua harus memantau paparan anak terhadap media, karena hal ini bisa memengaruhi isi mimpi anak.[10]

Anak sebaiknya tidak menonton televisi dalam 2 jam sebelum tidur. Bila mimpi buruk tetap terjadi, maka anak perlu diajarkan untuk menghiraukan mimpinya dengan melakukan distraksi, mengajak anak bercerita, atau memeluk mainan yang lembut, seperti boneka.[10]

Psikoterapi

Salah satu bentuk psikoterapi yang direkomendasikan dan terbukti efektif untuk nightmare disorder adalah imagery rehearsal therapy (IRT), yang merupakan modifikasi dari cognitive behavioral therapy (CBT). Pada IRT, pasien diminta untuk mengingat kembali mimpinya, kemudian menuliskannya ulang dengan mengubah tema, jalan cerita, bagian akhir, atau bagian mana pun, sehingga menjadi konten yang lebih positif.[8]

Pasien kemudian diminta untuk berulang-ulang membayangkan skenario baru yang telah disusun, terutama sebelum tidur. Waktu yang disarankan adalah 10–20 menit ketika pasien masih dalam kondisi terjaga.[8]

Psikoterapi lain yang bisa diberikan pada pasien yang mengalami nightmare disorder adalah dengan sleep hygiene, stimulus control therapy, lucid dream therapy, dan hipnosis. Metode-metode ini bisa memperbaiki tidur dan mengurangi mimpi buruk.[1]

Untuk mimpi buruk yang berhubungan dengan post-traumatic stress disorder (PTSD), terapi yang bisa diberikan mencakup Exposure, Relaxation, and Rescripting Therapy (ERRT), sleep dynamic therapy, hipnosis, dan Eye-Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR).[8]

Medikamentosa

Obat-obatan golongan benzodiazepine, misalnya alprazolam dan diazepam; serta benzodiazepine receptor agonist, seperti temazepam, estazolam, dan zolpidem juga bisa digunakan, meskipun kurang efektif. Prazosin dilaporkan efektif untuk menangani mimpi buruk yang berhubungan dengan PTSD. Sebuah penelitian baru melaporkan bahwa doxazosin juga efektif digunakan untuk menangani nightmare disorder.[1,9]

Referensi

8. Aurora RN, Zak RS, Auerbach SH, Casey KR, Chowdhuri S, Karippot A, et al. Best Practice Guide for the Treatment of Nightmare Disorder in Adults. Journal of Clinical Sleep Medicine 2010;06:389–401. [https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/20726290/]
9. Pallesen S, Hamre HS, Lang N, Bjorvatn B. Doxazosin for the treatment of nightmare disorder: A diary-based case study. SAGE Open Medical Case Reports 2020;8:2050313X2093607.
10. Neuspiel DR. Nightmare Disorder Clinical Presentation: History, Physical, Causes. 2018. [cited 2020 Dec 22].

Diagnosis Nightmare Disorder
Prognosis Nightmare Disorder

Artikel Terkait

  • Menjaga Performa Dokter dengan Sleep Hygiene
    Menjaga Performa Dokter dengan Sleep Hygiene
  • Suplemen Magnesium Untuk Insomnia pada Dewasa - Telaah Jurnal Alomedika
    Suplemen Magnesium Untuk Insomnia pada Dewasa - Telaah Jurnal Alomedika
  • Efikasi Farmakoterapi Gangguan Tidur pada Penderita Dementia
    Efikasi Farmakoterapi Gangguan Tidur pada Penderita Dementia
  • Risiko Pemberian Benzodiazepine dalam Penanganan Insomnia pada Lansia
    Risiko Pemberian Benzodiazepine dalam Penanganan Insomnia pada Lansia
  • Perbandingan Lemborexant dengan Obat Insomnia Lain
    Perbandingan Lemborexant dengan Obat Insomnia Lain

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 29 Oktober 2024, 07:58
Ketika tidur, sulit dibangunkan kembali
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter.Saya memiliki pasien anak remaja 16 tahun datang dengan dibawa dengan keadaan seperti tidur,sebelumnya pasien pagi hari aktivitas seperti biasa...
Anonymous
Dibalas 15 November 2022, 10:17
Penanganan awal pasien insomnia - Jiwa Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok, dr. Irwan spkjIzin bertanya, apa yg dpt sarankan ke pada pasien dgn insomnia, selain obat?Di faskes hanya ada ctm, apakah boelh di berikan ?
Anonymous
Dibalas 09 Oktober 2022, 17:37
Pasien usia >80 tahun dengan sulit tidur
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok. Pada lansia >80th yg datang dengan keluhan sulit tidur baiknya diberi apa ya? (Ttv, lab dal batas normal) btk dok

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.