Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Sindrom Serotonin general_alomedika 2023-12-04T11:11:16+07:00 2023-12-04T11:11:16+07:00
Sindrom Serotonin
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Sindrom Serotonin

Oleh :
dr. Nindy Adhilah
Share To Social Media:

Sindrom serotonin merupakan reaksi toksik obat akibat peningkatan aktivitas serotonergik dalam tubuh, yang disebabkan penggunaan obat-obatan antidepresi. Sindrom ini ditandai dengan trias gejala, yaitu hiperaktivitas neuromuskular, disfungsi otonom, dan perubahan status mental.[1,2]

Sindrom serotonin dicetuskan oleh penggunaan obat-obatan dengan efek serotonergik, yaitu golongan obat selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) seperti paroxetine dan citalopram; serotonin norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI) seperti duloxetine; dan monoamine oxidase inhibitor (MAOI) seperti phenelzine dan selegiline. Obat-obatan ini umum digunakan untuk terapi depresi.

Sindrom Serotonin-min

Diagnosis sindrom serotonin dapat berdasarkan kondisi klinis pasien, dan tidak ada pemeriksaan penunjang yang spesifik. Gejala sindrom serotonin bervariasi dari ringan hingga berat, sehingga seringkali tidak terdiagnosis karena diabaikan atau dianggap bagian dari penyakit lain.

Tanda sindrom serotonin antara lain agitasi, kebingungan, halusinasi, hiperrefleks, mioklonus, menggigil, dan takikardia. Terdapat beberapa kriteria diagnosis untuk membantu menegakkan diagnosis sindrom serotonin, seperti kriteria Sternbach, kriteria Radomski, dan Hunter Serotonin Toxicity Criteria.

Sindrom serotonin umumnya memiliki prognosis yang baik, jika dideteksi dan ditangani secara dini. Gejala dapat hilang dalam 24 jam setelah penghentian obat. Namun, sindrom serotonin yang berat berpotensi menyebabkan kematian.

Prinsip tata laksana sindrom serotonin adalah penghentian obat serotonergik, terapi suportif, pemberian sedatif benzodiazepine, serta pemberian antidotum yaitu cyproheptadine. Setelah kondisi pasien membaik, penggunaan obat serotonergik dapat diganti dengan regimen lain atau dimulai kembali dengan dosis yang lebih rendah.[1,2]

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Scotton WJ, Hill LJ, Williams AC, Barnes NM. Serotonin Syndrome: Pathophysiology, Clinical Features, Management, and Potential Future Directions. International Journal of Tryptophan Research. 2019; 12:1-14.
2. Simon LV, Keenaghan M. Serotonin Syndrome. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482377/

Patofisiologi Sindrom Serotonin

Artikel Terkait

  • Efektivitas dan Keamanan St. John’s Wort untuk Terapi Depresi
    Efektivitas dan Keamanan St. John’s Wort untuk Terapi Depresi
  • Risiko Kombinasi Obat dengan St. John’s Wort
    Risiko Kombinasi Obat dengan St. John’s Wort
Diskusi Terbaru
dr.Yusman Akbar
Dibalas 37 menit yang lalu
SGOT/SGPT hasilnya sangat tinggi
Oleh: dr.Yusman Akbar
2 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien dengan hasil SGOT 414 dan SGPT 1,387, dengan klinis Mata ikterik, mual muntah dan lemas sejak 5 hari yang lalu, Riwayat sex...
Anonymous
Dibalas 1 jam yang lalu
Pasien anak tidak sengaja minum tinner
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok say mau bertanya jika ada pasien anak tidak sengaja keminum tinner kurang dari 1 jam yg lalu. Pasiennya anak kebetulan speech delay dan adhd, pasien...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 1 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Kontroversi Keluhan Vertigo: Penyebab dan Pengobatan; Selasa, 24 Juni 2025 pukul 13.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
1 Balasan
ALO Dokter!Segera daftar webinar terbaru Alomedika "Kontroversi Keluhan Vertigo: Penyebab dan Pengobatan" melalui link berikut:...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.