Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Panduan E-Prescription Alomedika Gout monika-natalia 2023-01-09T08:26:23+07:00 2023-01-09T08:26:23+07:00
Gout
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription Alomedika

Panduan E-Prescription Alomedika Gout

Oleh :
dr. Katharina Listyaningrum Prastiwi
Share To Social Media:

Panduan e-Prescription untuk gout atau gout arthritis ini dapat digunakan oleh dokter saat hendak memberikan terapi medikamentosa secara online.

Gout arthritis adalah penyakit progresif deposisi kristal Monosodium Urate (MSU) akibat hiperurisemia kronik di bagian sendi, ginjal, dan jaringan ikat. Dibutuhkan waktu 10 – 15 tahun peningkatan asam urat untuk menunjukan manifestasi klinis gout.[1-3]

Perjalanan alamiah gout terdiri dari tiga fase, yaitu: hiperurisemia tanpa gejala klinis, artritis gout akut diselingi interval tanpa gejala klinis (fase interkritikal), dan arthritis gout kronis.[1,4]

Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala gout arthritis biasa ditemukan pada fase akut.

Tanda dan gejala gout arthritis akut:

  • Nyeri hebat dan nyeri sentuh mendadak mencapai puncak 6 – 12 jam
  • Nyeri monoarthritis akut
  • Nyeri pada sendi metatarsophalangeal (podagra) disertai hiperurisemia yang berulang.
  • Pernah mengalami flare[1,4]

Fase interkritikal dan gout kronis adalah periode bebas gejala diantara dua serangan gout akut. Diagnosis fase interkritikal ditandai dengan penemuan kristal MSU pada sendi yang tidak meradang.[1,4]

Diagnosis pasti gout arthritis adalah ditemukannya kristal MSU pada pemeriksaan aspirasi tofi.  Namun, dikarenakan pemeriksaan ini jarang dilakukan, diagnosis didapatkan berdasarkan peningkatan kadar asam urat disertai manifestasi klinis pasien.[1,5]

Peringatan

Penderita gout arthritis seringkali memiliki komorbid lain. Prevalensi gout arthritis ditemukan tinggi pada penderita hipertensi, gagal ginjal (gagal ginjal kronis dan gagal ginjal akut), gagal jantung, diabetes melitus, obesitas, dan kongesti jantung. Pada penyakit komorbid hipertensi, pertimbangkan untuk mengganti terapi antihipertensi golongan thiazide atau loop diuretic akibat adanya peningkatan presipitasi episode gout. Untuk pasien dislipidemia, pertimbangkan memulai terapi statin dan fenofibrat.[1,6]

Dokter perlu merujuk penderita ke dokter spesialis terkait bila terdapat beberapa hal berikut :

  • Etiologi hiperurisemia tidak jelas
  • Etiologi nilai normal asam urat tidak jelas
  • Pasien dengan gangguan ginjal, misalnya seperti gagal ginjal kronis
  • Gagal pengobatan dengan terapi xanthine oxidase inhibitor

  • Efek samping obat yang berlebihan
  • Tidak ada perbaikan kondisi setelah terapi[5,6]

Pemberian obat golongan xanthine oxidase inhibitor ( contoh: allopurinol) dapat diberikan setelah serangan akut ditangani dan dihentikan setelah serangan akut.[5-7]

Pada pasien dengan gagal ginjal berat yang mengalami gout arthritis akut, hindari pemberian kolkisin dan Obat Anti Inflamasi Nonsteroid (OAINS). Kortikosteroid adalah tata laksana pilihan pada pasien dengan kondisi ini. Pada pasien yang mendapat terapi P-glikoprotein dan/atau CYP3A4 (contoh: siklosporin), kolkisin tidak boleh diberikan.[1]

Pada pasien dengan gagal ginjal akut di atas stage 2, pemberian febuxostat perlu dilakukan dosis penyesuaian.[1,8]

Terapi menggunakan kolkisin memiliki jangka teraputik yang pendek. Pemberiaan kolkisin secara terapetik maupun insidental dengan dosis berlebih dapat menimbulkan toksisitas pada pasien. Toksisitas ini ditandai dengan gejala gastrointestinal yang memburuk secara cepat hingga asidosis laktat, multiorgan failure dan kematian. Sehingga penting bagi dokter untuk menjelaskan risiko pemberian kolkisin pada pasien dan tidak ragu untuk menghentikan pengobatan jika ditemukan tanda diare dan muntah.[1,2]

Medikamentosa

Terapi pada gout arthritis dapat dibagi menjadi 2, yaitu pengobatan pada serangan akut dan pengobatan jangka panjang

Terapi Pengobatan Gout Arthritis Akut

Beberapa pilihan terapi pada serangan akut adalah kolkisin, OAINS, atau kortikosteroid.

Obat Anti Inflamasi Non Steroid:

  • Indomethacin 150-200mg/hari selama tiga hari

  • Naproxen 2 x 500 mg selama 2-5 hari

  • Celecoxib 2 x 200mg selama 2-5 hari.[1,5,7]

Kolkisin:

  • Dosis awal 1 mg, diikuti oleh 500 mcg setiap 2-3 jam. Dosis maksimum 10 mg/hari sampai rasa nyeri hilang. Hentikan pengobatan jika terjadi muntah atau diare.
  • Pengobatan tidak boleh diulang dalam selang 3 hari[1,5,7]

Kortikosteroid

  • Prednison 20-40mg/hari selama 3-4 hari. Dosis diturunkan bertahap dalam 1-2 minggu[1,5,7]

Terapi Pengobatan Interkritikal/Kronis

Terapi ini diberikan pada pasien yang memiliki gout dengan tophi/tophus, mengalami serangan akut >2 kali/tahun, penyakit ginjal kronis diatas stage 2, dan riwayat urolithiasis.[1]

Pilihan terapi lini pertama:

  • Allopurinol: dosis awal 100mg/hari, dilanjut dengan 100-200 mg/hari pada kondisi ringan dan 300-600 mg/hari pada kondisi berat

  • Probenecid: dosis awal 250 mg dua kali/hari setelah makan. Dosis dapat tingkatkan setelah seminggu hingga 500 mg dua kali/hari sampai 2 g/hari dalam 2-4 dosis[5-7]

Pilihan terapi lini kedua:

  • Febuxostat: dosis inisial 40 mg/hari. Dapat ditingkatkan 80 mg/hari selama 2 minggu jika kadar serum asam urat < 6 mg/dL tidak tercapai[1,8]

Non Medikamentosa

Pada gout arthritis, selain terapi menggunakan obat-obatan, modifikasi gaya hidup perlu dilakukan untuk mengurangi gejala dan mempercepat proses penyembuhan

  • Hindari makanan tinggi purin seperti daging merah dan tinggi protein, kaldu, hati, ginjal, kerang dan ekstrak ragi.
  • Hindari minuman tinggi purin seperti alkohol dalam bentuk bir dan anggur merah
  • Pada pasien obesitas, lakukan diet untuk mencapai berat badan ideal
  • Hindari aktivitas yang menimbulkan trauma pada sendi
  • Perbanyak konsumsi air putih lebih dari 2 liter per hari
  • Olahraga dengan risiko trauma sendi minimal, seperti bersepeda dan berenang[1,5]

Terapi pada Kehamilan

Kementerian Kesehatan RI menyatakan bahwa penggunaan obat-obatan baik pada serangan akut dan jangka panjang pada gout arthritis, diantaranya indometasin, naproksen, celecoxib, prednisone, dan alupurinol  masuk dalam kategori C dan D berdasarkan FDA. Pemberian obat-obatan tersebut tidak diperbolehkan pada kehamilan.[9,10]

Probenesid merupakan satu-satunya obat yang dapat diberikan pada kondisi kehamilan dan masuk kategori B pada gout arthritis. Penggunaan probenesid diketahui tidak mengakibatkan efek samping serius pada hewan coba. Penelitian lain pada ibu hamil juga menemukan bahwa penggunaan probenesid tidak menimbulkan kejadian abortus, partus prematurus, dan kematian janin.[9,10]

Referensi

1. Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout. 2018:1-20. https://reumatologi.or.id/download/pedoman-diagnosis-dan-pengelolaan-gout/
2. Imran T. Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gout Artritis di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango. Repositori Riset Kesehatan Nasional. 2015.
3. George C, Minter DA. Hyperuricemia.In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459218/
4. Harris, M. D., Siegel, L. B., & Alloway, J. A. (1999). Gout and hyperuricemia. American family physician, 59(4), 925–934
5. Sholihah FM. Diagnosis and Treatment Gout arthritis. J Majority. 2014;3(7):39-45.
6. Fenando A, Rednam M, Gujarathi R, et al. Gout. StatPearls. 2022. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK546606/
7. BPOM RI. Obat Gout dan Hiperurisemia karena Induksi Sitotoksik. 2014. Available from : https://pionas.pom.go.id/ioni/bab-10-otot-skelet-dan-sendi/101-obat-reumatik-dan-gout/1014-obat-gout-dan-hiperurisemia-kare-0
8. Medscape. Febuxostat. https://reference.medscape.com/drug/uloric-febuxostat-345048#5
9. Comunián‐Carrasco, G, Peña‐Martí, GE, and Martí‐Carvajal, AJ. Antibiotics for Treating Gonorrhoea in Pregnancy. Cochrane Database Syst Rev. 2018(2): CD011167. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6491276/
10. Kemenkes RI. Pedoman Pelayanan Farmasi
untuk Ibu Hamil dan Menyusui. 2006:1-58. Available from : http://pio.binfar.kemkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN_IBU_HAMIL.pdf

Edukasi dan Promosi Kesehatan Gout

Artikel Terkait

  • Kortikosteroid vs Obat Antiinflamasi Nonsteroid untuk Terapi Gout Arthritis Akut
    Kortikosteroid vs Obat Antiinflamasi Nonsteroid untuk Terapi Gout Arthritis Akut
  • Batuk Kering pada Dewasa – Panduan e-Prescription Alomedika
    Batuk Kering pada Dewasa – Panduan e-Prescription Alomedika
  • Batuk Berdahak pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
    Batuk Berdahak pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
  • Pilek pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
    Pilek pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
  • Demam pada Anak (1–5 Tahun) – Panduan E-Prescription Alomedika
    Demam pada Anak (1–5 Tahun) – Panduan E-Prescription Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Nabel
Dibalas 11 April 2025, 15:05
Pseudoefedrin sudah bisa diresepkan dari My Patient Alomedika?
Oleh: dr.Nabel
1 Balasan
Alo Dokter, kupikir resep pseudoefedrin tidak bisa diberikan secara online. Tetapi, kemarin saat saya coba kirim resep dari My Patient Alomedika, saya bisa...
dr.Meidina
Dibalas 08 April 2025, 15:50
Pengalaman tulis resep di fitur My Patient Alomedika
Oleh: dr.Meidina
2 Balasan
Gak nyangka bakal semudah ini buat bantu saudara saat lebaran di Bandung kemarin. Hari ke-2 lebaran kemarin, ada saudara yang mengeluh batuk pilek dan...
Anonymous
Dibalas 27 Maret 2025, 07:20
Untuk meresepkan obat di fitur My Patient, apakah harus punya SIP?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin bertanya Alo dokter,Saya mau mengirim resep obat asma rutin adek saya yang ada di Bandung. Apakah bisa melalui Alomedika - My Patient? Apa saja...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.