Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Fraktur Hidung annisa-meidina 2023-11-02T11:41:47+07:00 2023-11-02T11:41:47+07:00
Fraktur Hidung
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Fraktur Hidung

Oleh :
dr. Alicia Pricelda
Share To Social Media:

Diagnosis fraktur hidung perlu dipikirkan pada pasien trauma dengan gejala klinis meliputi deformitas hidung, epistaksis, edema, rasa nyeri, serta kesulitan bernapas. Pemeriksaan fisik dan radiologis, termasuk rontgen nasoalveolar, diperlukan untuk menegakkan diagnosis dan menilai tingkat keparahan fraktur.[1,2,6]

Fraktur hidung dapat diklasifikasikan sesuai dengan tingkat keparahannya yang dilihat dari fraktur terbuka atau tertutup, displaced atau non-displaced, simpel atau comminuted:

  • Tipe 1: trauma terjadi hanya pada jaringan lunak
  • Tipe 2a: simpel, fraktur unilateral non-displaced

  • Tipe 2b: simpel, bilateral non-displaced

  • Tipe 3: simpel, fraktur displaced

  • Tipe 4: fraktur closed comminuted

  • Tipe 5: fraktur open comminuted atau fraktur komplikasi[1,6]

Anamnesis

Dalam anamnesis fraktur hidung, gali informasi terkait dengan kejadian atau trauma yang mungkin menjadi penyebab fraktur. Hal ini termasuk mekanisme trauma, seperti apakah terjadi benturan langsung pada hidung, kecelakaan, atau aktivitas olahraga yang terlibat. Pasien juga mungkin melaporkan gejala seperti nyeri hidung, epistaksis, kesulitan bernapas, deformitas hidung, dan pembengkakan.

Evaluasi pula mengenai riwayat medis pasien, termasuk apakah ada kondisi pre-existing yang dapat mempengaruhi penyembuhan fraktur, seperti osteoporosis atau kelainan darah. Selain itu, tanyakan apakah pasien menggunakan obat-obatan tertentu atau memiliki alergi yang relevan.[4,9,10]

Mekanisme Trauma

Gali informasi terkait dengan mekanisme cedera yang mungkin menjadi penyebab fraktur hidung, seperti apakah terjadi benturan langsung pada hidung, kecelakaan, atau aktivitas olahraga.[4,9,10]

Gejala

Pasien mungkin melaporkan gejala seperti nyeri hidung, epistaksis, kesulitan bernapas, deformitas hidung, dan edema.[4,9,10]

Riwayat Medis

Tanyakan mengenai riwayat medis, termasuk apakah ada kondisi komorbid yang dapat mempengaruhi penyembuhan fraktur, seperti osteoporosis atau kelainan darah. Tanyakan pula apakah pasien menggunakan obat-obatan tertentu atau memiliki alergi.[4,9,10]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik perlu dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi yang dapat membahayakan nyawa terlebih dahulu, seperti memeriksa jalan napas, pernapasan, sirkulasi dan disabilitas. Setelah menyingkirkan kemungkinan kondisi yang membahayakan nyawa, maka pemeriksaan fisik lanjutan untuk memeriksa fraktur hidung dapat dilakukan.[2]

Inspeksi

Pada pemeriksaan fisik, bisa ditemukan deformitas atau deviasi pada struktur hidung. Selain itu, bisa juga tampak hematoma atau bengkak di sekitar mata, terutama di daerah periorbital.[1,2,6,11]

Palpasi

Temuan lain adalah adanya epistaksis dan nyeri tekan.[1,2,6,11]

Rinoskopi

Dengan menggunakan alat rinoskop, dapat dievaluasi adanya kelainan pada septum atau dinding hidung. Lakukan evaluasi hematoma septum.[1,2,6,11]

Pemeriksaan terhadap Mobilitas Hidung

Periksa mobilitas tulang hidung dengan memberikan tekanan ringan pada bagian hidung yang terkena dan menilai apakah terdapat gerakan yang tidak semestinya.[1,2,6,11]

Pengujian Fungsi Olfaktori

Tes penciuman dapat dilakukan untuk menilai apakah fraktur hidung berpotensi memengaruhi kemampuan penciuman pasien.[1,2,6,11]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding pada fraktur hidung dapat mencakup jenis cedera tulang pada kerangka wajah di sekitarnya.

Nasoorbitoethmoid (NOE) Complex Fracture

NOE complex fracture melibatkan fraktur pada tulang hidung, bagian dari tulang ethmoid, dan tulang orbital (bagian medial). NOE complex fracture dapat menyebabkan gangguan penglihatan, serta perubahan pada struktur wajah dan keseimbangan. Pemeriksaan oftalmologi dan evaluasi keseimbangan dapat membantu membedakan dari fraktur hidung biasa. Untuk memastikan bisa dilakukan pemeriksaan CT scan untuk memvisualisasikan kerusakan pada tulang hidung, ethmoid, dan orbita secara lebih rinci.[2,12]

Fraktur Orbital

Fraktur orbital melibatkan patah atau kerusakan pada salah satu atau beberapa tulang yang membentuk rongga mata. Fraktur orbital sering kali disertai dengan gejala seperti proptosis, gangguan penglihatan, atau nyeri pada gerakan bola mata. Pemeriksaan oftalmologi diperlukan untuk menilai kerusakan pada mata dan saraf optik. CT scan atau radiografi orbital dapat membantu memvisualisasikan fraktur pada tulang sekitar mata.[2]

Fraktur Kranium (Cranial Fracture)

Fraktur tengkorak atau kranium melibatkan kerusakan pada tulang-tulang tengkorak, yang melindungi otak. Fraktur kranium dapat menyebabkan gejala neurologis seperti kehilangan kesadaran, kejang, atau kelumpuhan. CT scan kepala adalah pilihan pemeriksaan utama untuk mendeteksi fraktur tengkorak.[2]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dapat mengonfirmasi diagnosis fraktur hidung dan derajat keparahan fraktur.

Rontgen Nasoalveolar (Nasoalveolar X-ray)

Rontgen nasoalveolar dilakukan untuk mendeteksi fraktur pada tulang hidung dan menganalisis posisi serta kestabilan fragmen tulang. Pemeriksaan ini bisa memperlihatkan adanya fraktur pada tulang hidung, posisi dan deviasi fragmen, serta mungkin juga memperlihatkan fraktur pada bagian lain dari wajah.[1,2]

Computed Tomography (CT)

CT scan memberikan visualisasi yang lebih terperinci mengenai kerusakan pada tulang hidung dan struktur sekitarnya, serta dapat mendeteksi fraktur yang mungkin tidak terlihat pada rontgen biasa. CT scan juga memungkinkan identifikasi fraktur pada tulang ethmoid dan struktur orbital atau tengkorak yang terlibat.[1,2]

Endoskopi Hidung (Nasal Endoscopy)

Endoskopi hidung dapat dilakukan untuk memeriksa kondisi dalam hidung, khususnya septum hidung dan dinding lateral, serta memastikan apakah terdapat deviasi atau kerusakan. Pemeriksaan ini memungkinkan visualisasi langsung terhadap tulang hidung dan membran mukosa untuk menilai deviasi atau perubahan bentuk.[1,2]

Referensi

1. Alvi S, Patel BC. Nasal Fracture Reduction. Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538299/
2. Klinginsmith M, Katrib Z. Nasal Septal Fracture. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK555912/
4. James JG, Izam AS, Nabil S, Rahman NA, Ramli R. Closed and Open Reduction of Nasal Fractures. J Craniofac Surg. 2020 Jan/Feb;31(1):e22-e26. doi: 10.1097/SCS.0000000000005812. PMID: 31449209.
6. Epstein S, Ettinger RE. Nasal and Naso-orbito-ethmoid Fractures. Semin Plast Surg. 2021 Sep 23;35(4):263-268. doi: 10.1055/s-0041-1735791. PMID: 34819808; PMCID: PMC8604621.
9. Haraldson SJ. Nasal Fracture. Medscape. 2023
10. Davari R, Pirzadeh A, Sattari F. Etiology and Epidemiology of Nasal Bone Fractures in Patients Referred to the Otorhinolaryngology Section, 2019. Int Arch Otorhinolaryngol. 2023 Apr 28;27(2):e234-e239. doi: 10.1055/s-0043-1768208. PMID: 37125374; PMCID: PMC10147460.
11. Li L, Zang H, Han D, Yang B, Desai SC, London NR. Nasal Bone Fractures: Analysis of 1193 Cases with an Emphasis on Coincident Adjacent Fractures. Facial Plast Surg Aesthet Med. 2020 Jul/Aug;22(4):249-254. doi: 10.1089/fpsam.2020.0026. Epub 2020 Apr 6. PMID: 32250646; PMCID: PMC7476382.
12. Goodmaker C, Hohman MH, De Jesus O. Naso-Orbito-Ethmoid Fractures. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557468/

Epidemiologi Fraktur Hidung
Penatalaksanaan Fraktur Hidung
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 4 jam yang lalu
Tatalaksana yang tepat untuk kembung pada bayi usia 3 bulan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter. Obat kembung pasa bayi usia 3 bulan apa yg aman dok? apakah cukup dengan pijat ILU dan gerakan mengayuh sepeda saja?
dr.Yusuf Haz Condeng Sp.PD, AIFO-K
Dibalas 3 jam yang lalu
Ayo Cukupkan SKP Anda Sekarang!
Oleh: dr.Yusuf Haz Condeng Sp.PD, AIFO-K
4 Balasan
Kepada sejawat dokter pengguna Alomedika,Sudahkah Anda mencukupkan SKP (Satuan Kredit Profesi) untuk perpanjang SIP?Yuk, maksimalkan kesempatan ini...
dr. ALOMEDIKA
Dibalas kemarin, 10:22
ALOPALOOZA - Alomedika Point Bonanza Bidang Trauma (21-27 Mei 2025)
Oleh: dr. ALOMEDIKA
1 Balasan
ALO Dokter! Sudah minggu ketiga, tapi masih belum ikuti ALOPALOOZA (ALOMEDIKA POINT BONANZA)?!? Rugi banget! Jangan kelewatan lagi, dan segera ikuti...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.