Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Otitis Media general_alomedika 2024-07-15T14:50:15+07:00 2024-07-15T14:50:15+07:00
Otitis Media
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Otitis Media

Oleh :
dr. Tanessa Audrey Wihardji
Share To Social Media:

Kriteria diagnosis otitis media adalah gejala saat onset otitis media, efusi telinga tengah, dan tanda adanya inflamasi pada telinga tengah.  Diagnosis otitis media dapat ditegakkan lewat anamnesis, pemeriksaan fisik termasuk menggunakan otoskop, dan dibuktikan dengan pemeriksaan penunjang.

Klasifikasi Diagnosis Otitis Media

Otitis media dibagi lagi menjadi beberapa kelompok diagnosis, di mana masing-masing diagnosis memiliki manajemen terapi yang berbeda. Klasifikasi otitis media terdiri dari:

  1. Otitis Media Akut (OMA)

    Onset penyakit terjadi akut atau kurang dari 2 minggu. Ditandai oleh menonjolnya membran timpani, terbatas atau hilangnya mobilitas membran timpani, adanya cairan di belakang membran timpani. Gejala inflamasi yang timbul berupa otalgia yang mengganggu tidur atau aktivitas normal, dan eritema membran timpani. OMA dibagi menjadi 5 fase sesuai dengan patofisiologi otitis media akut, yaitu OMA oklusi tuba, OMA hiperemis, OMA supurasi, OMA perforasi, dan OMA resolusi

  2. Otitis Media Persisten

    Gejala otitis media akut tidak membaik dengan pemberian antibiotik, atau otitis media akut muncul kembali (relapse) dalam 1 bulan setelah terapi selesai.

  3. Otitis Media Rekuren

    Otitis media berulang hingga 3 atau lebih episode dalam 6 sampai 18 bulan.

  4. Otitis Media Efusi (OME)

    Otitis media disertai cairan di belakang membran timpani, tetapi tidak ada tanda inflamasi akut (glue ear).

  5. Otitis Media Kronis dengan Efusi

    Cairan di belakang membran timpani persisten atau menetap, tanpa adanya tanda infeksi aku

  6. Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK)

    Inflamasi persisten  pada telinga tengah atau rongga mastoid dengan perforasi membran timpani dan otorea persisten, serta tidak membaik dengan medikasi. Menurut WHO, disebut persisten bila tanda menetap selama >2 minggu, sedangkan otolaringologis memberikan batasan >2‒3 bulan otitis media aktif. OMSK dibedakan menurut lokasi perforasi membran timpani, menjadi OMSK benigna dan OMSK maligna. Pada OMSK benigna perforasi terjadi pada bagian sentral membran timpani yang bisa sembuh dengan sendirinya, sedangkan pada OMSK maligna terjadi perforasi pada bagian attic / pars tensa.[2,3,10]

Anamnesis

Pada anak yang sudah bisa berkomunikasi, gejala otitis media akut (OMA) meliputi nyeri telinga dengan onset yang cepat. Nyeri hilang apabila muncul gejala otorea. Sedangkan pada anak yang belum bisa berkomunikasi, gejala otitis media akut terdiri dari gejala umum yang tidak khas, mencakup:

  • Demam, sakit kepala, gelisah/menangis tanpa sebab yang jelas
  • Batuk, pilek
  • Tidak bersemangat/lemas, anoreksia/penurunan nafsu makan, perubahan pola tidur atau tingkah laku
  • Muntah, diare
  • Menarik-narik atau menggosok-gosok telinga
  • Otalgia dan otorea[2,3,12]

Gejala utama pada anak dengan otitis media supuratif kronis (OMSK)  adalah otorea tanpa disertai otalgia, di mana durasi otorea dapat membedakan antara OMA atau OMSK. Pasien OMSK harus di anamnesis terkait riwayat anak mengalami gejala OMA. Pada OMSK maligna, bisa didapat gejala defisit neurologis (biasanya nervus kranialis VII) dan gejala mastoiditis. Karena itu, perlu ditanyakan apakah OMSK ini menyebabkan gangguan pendengaran, atau sudah mengganggu aspek kehidupan lainnya seperti gangguan perkembangan bicara/berbahasa dan kognitif.[2,3,11]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik generalis sesuai dengan gejala otitis media, termasuk pengukuran suhu demam, serta pemeriksaan fisik telinga lengkap. Perlu juga dilakukan pemeriksaan membran timpani dengan menggunakan otoskop untuk melihat hal-hal berikut:

  • Kontur: normal/retraksi/menonjol

Pada otitis media efusi atau pada otitis media oklusi tuba, membran timpani akan terlihat retraksi. Pada otitis media akut fase supurasi, membran timpani akan menonjol.

  • Warna: abu-abu/kuning/merah/merah muda/biru

Pada otitis media efusi, membran timpani berwarna kuning atau biru. Pada otitis media akut, inflamasi membran timpani tampak hiperemis (merah/merah muda).

  • Kejernihan/translusen: translusen/semi berawan/berawan

Membran timpani normal adalah translusen dan memantulkan cahaya, disebut refleks cahaya positif. Pada otitis media, membran timpani terlihat berawan dan refleks cahaya biasanya negatif.

  • Perforasi:

Pada otitis media perforasi, membran timpani tidak intak disertai sekret positif. Pada otitis media resolusi, membran timpani tidak intak dan sekret negatif. Perforasi otitis media biasanya terjadi pada kuadran posterior atau inferior membran timpani. Pada otitis media supuratif kronik benigna, perforasi terjadi pada membran timpani bagian sentral. Pada otitis media supuratif kronik maligna, perforasi terjadi di attic/pars tensa, dan dapat disertai kolesteatoma.[5,6,10]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding otitis media di antaranya adalah:

  • Otitis eksterna
  • Nyeri dental
  • Nyeri sendi temporomandibular
  • Faringitis viral akut
  • Trauma telinga
  • Sinusitis akut
  • Gangguan pendengaran[6,8,12]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang tidak rutin dilakukan pada otitis media. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada otitis media adalah pemeriksaan otoskop pneumatik, timpanometri, timpanosintesis, dan pencitraan.

Otoskop Pneumatik

Pemeriksaan otoskop pneumatik dapat dilakukan untuk melihat mobilitas membran timpani dengan hasil normal, meningkat, menurun, atau tidak bergerak. Membran timpani seharusnya bergerak terhadap aplikasi sedikit tekanan positif atau negatif.[5,11]

Timpanometri

Timpanometri bermanfaat untuk menyediakan data kuantitatif mengenai fungsi struktural dan mendeteksi adanya efusi pada telinga tengah. Gabungan pemeriksaan otoskop pneumatik dengan timpanometri akan menghasilkan diagnostik yang lebih akurat. Hal ini karena timpanometri akan menyediakan data kuantitatif mengenai fungsi struktural dan mendeteksi adanya efusi pada telinga tengah.[5,11]

Timpanosentesis

Timpanosentesis merupakan prosedur bedah minor untuk drainase cairan dari telinga tengah. Cairan ini kemudian akan dilakukan kultur dan uji sensitivitas antibiotik.[5,11]

Pencitraan

Foto Schuller dan CT scan bermanfaat untuk menilai ada tidaknya komplikasi otitis media. MRI juga dapat digunakan jika terdapat kecurigaan komplikasi ke intrakranial.[5,11]

Referensi

2. Danishyar A, Ashurst JV. Acute Otitis Media. [Updated 2020 Aug 10]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Diakses dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470332
3. Ramakrishnan K, Sparks RA, Berryhill WE. Diagnosis and Treatment of Otitis Media. University of Oklahoma Health Sciences Center, Oklahoma City, Oklahoma. Am Fam Physician. 2007 Dec 1;76(11):1650-1658.
5. Baraibar R. Incidence and risk factors of acute otitis media in children. Clinical Microbiology and Infection.com. VOLUME 3, SUPPLEMENT 3, 3S13-3S22, JANUARY 01, 1997. DOI:https://doi.org/10.1016/S1198-743X(14)64947-8
6. Waseem M, Aslam M. Otitis Media. Medscape. 2020. Diakses dari: https://emedicine.medscape.com/article/994656-overview#a1.
8. Coticchia JM, Chen M, Sachdeva L, Mutchnick S. New paradigms in the pathogenesis of otitis media in children. Front Pediatr. 2013;1:52. Published 2013 Dec 23. doi:10.3389/fped.2013.00052
10. Chronic suppurative otitis media. Burden of Illness and Management Options. World Health Organization. 2004. Diakses dari: http://www.who.int/pbd/publications/Chronicsuppurativeotitis_media.pdf.
11. Lieberthal SA, Carroll AE, Chomaitree T, Ganiats TG, Hoberman A, Jackson MA, et al. The Diagnosis and Management of Acute Otitis Media. Pediatrics March 2013, 131 (3) e964-e999; DOI: https://doi.org/10.1542/peds.2012-3488.
12. Donaldson JD. Acute Otitis Media. Medscape. Updated 2019. Diakses dari: https://emedicine.medscape.com/article/859316-overview#a1.

Epidemiologi Otitis Media
Penatalaksanaan Otitis Media

Artikel Terkait

  • Pencegahan Otitis Media Akut
    Pencegahan Otitis Media Akut
  • Durasi Penggunaan Antibiotik pada Otitis Media Akut
    Durasi Penggunaan Antibiotik pada Otitis Media Akut
  • Penggunaan Antiseptik pada Otitis Media Supuratif Kronis
    Penggunaan Antiseptik pada Otitis Media Supuratif Kronis
  • Antibiotik Topikal VS Sistemik untuk Otitis Media Supuratif Kronis
    Antibiotik Topikal VS Sistemik untuk Otitis Media Supuratif Kronis
  • Peranan Pipa Ventilasi Telinga pada Otitis Media dengan Efusi
    Peranan Pipa Ventilasi Telinga pada Otitis Media dengan Efusi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 14 Maret 2025, 22:42
Apakah boleh melakukan spooling pada suspek OMSK?
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, sy ada pasien perempuan dgn keluhan telinga keluar cairan sdh 1 th yll, riwayat sblm munculnya keluhan sering menggunakan headset dan mengorek...
Anonymous
Dibalas 04 November 2024, 08:22
H2O3 3% sebagai terapi perofrasti membran timpani amankah untuk ibu hamil?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
izin dok, untuk kasus MT perforasi dengan sekret aktif, amankah cuci telinga dgn H2O2 3% pada ibu hamil? karena cairan masih keluar trima kasih
Anonymous
Dibalas 06 Januari 2024, 10:23
Perdarahan di telinga tengah
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dok, tadi saya dapat pasien tampak seperti kecoklatan/ada darah di telinga tengah yang sudah lama. Keluhan telinga seperti kemasukan air, tinnitus -,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.