Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Sinusitis general_alomedika 2023-10-05T11:21:05+07:00 2023-10-05T11:21:05+07:00
Sinusitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Sinusitis

Oleh :
dr. Alicia Pricelda
Share To Social Media:

Patofisiologi sinusitis melibatkan faktor-faktor seperti obstruksi jalur drainase sinus, gangguan pergerakan silia, serta gangguan keseimbangan jumlah dan kualitas mukus.  Fungsi sinus adalah sebagai filter dari polutan, mikroorganisme, debu, dan berbagai antigen. Rhinosinusitis dapat terjadi bila aliran sinus tidak dapat secara efektif mengalirkan keluar antigen yang masuk sehingga membuat inflamasi.[1]

Anatomi dan Fisiologi Sinus

Sinus paranasal adalah rongga udara yang terletak di dalam tengkorak manusia. Terdapat empat jenis utama sinus, yaitu sinus frontalis, sinus maksilaris, sinus ethmoidalis, dan sinus sfenoidalis.

Sinus frontalis terletak di belakang dahi dan terhubung dengan rongga hidung melalui saluran frontal. Sinus maksilaris berada di dalam os maxillare dan terhubung dengan rongga hidung melalui ostium maksila. Sinus etmoidalis terletak di bagian tengah wajah, di dalam os ethmoidale, dan memiliki berbagai rongga kecil yang disebut sel etmoid. Terakhir, sinus sfenoidalis terletak di bagian belakang tengkorak, di dalam os sphenoidale.

Fungsi utama dari sinus adalah untuk menghasilkan mukus, yang membantu menghidrasi dan membersihkan saluran pernapasan atas. Mukus yang dihasilkan oleh sel-sel mukosa sinus mengalir melalui saluran-saluran kecil dan akhirnya ke rongga hidung, di mana dapat dikeluarkan dari tubuh atau digunakan untuk menangkap dan menghilangkan partikel asing atau mikroorganisme patogen.

Proses ventilasi sinus terjadi melalui ostium, yaitu saluran kecil yang menghubungkan sinus dengan rongga hidung. Ventilasi yang lancar dan pengeluaran mukus yang efektif adalah kunci untuk menjaga kesehatan sinus. Fungsi sistem sekresi, termasuk glandula dan sel-sel epitel mukosa, memainkan peran penting dalam produksi dan distribusi mukus.[1-3,11,12]

Peran Obstruksi pada Ostium Sinus

Sinus merupakan rongga yang steril. Aliran mukus sinus bersifat satu arah dari sinus melalui ostium sinus menuju rongga hidung. Infeksi saluran pernapasan atas akibat virus atau paparan alergen dapat menimbulkan edema mukosa yang menyebabkan penyempitan ostium sinus yang lambat laun akan mengakibatkan obstruksi yang mengganggu aliran mukus sinus.

Ketika ada sumbatan, udara mulai berkurang pada rongga sinus, sehingga tekanan di dalam rongga sinus berubah menjadi lebih negatif dibandingkan dengan tekanan atmosfer. Tekanan negatif ini membuat bakteri dalam rongga hidung dapat masuk ke dalam rongga sinus, terutama saat menarik napas atau membuang sekret hidung. Selain karena infeksi dan alergen, sumbatan ostium sinus juga dapat terjadi akibat adanya polip, benda asing, deviasi septum, atau tumor.[1-3,11,12]

Gangguan Fungsi Silia

Seperti pada mukosa hidung, di dalam sinus juga terdapat mukosa bersilia. Silia berperan dalam aliran mukus dari rongga sinus ke rongga hidung. Gangguan fungsi silia akan berdampak pada penumpukan mukus pada rongga sinus.

Gangguan fungsi silia dapat disebabkan karena infeksi virus, bakteri, aliran udara yang tinggi, bahan kimia yang toksik terhadap silia, mediator inflamasi, jaringan parut, serta sindrom Kartagener (diskinesia silier primer). Fungsi siliar juga dapat terganggu akibat faktor asap rokok, dehidrasi, udara kering, dan obat-obatan seperti antikolinergik dan antihistamin.[1-3,11,12]

Gabungan dari Obstruksi Ostium dan Gangguan Fungsi Silia

Saat terjadi obstruksi ostium sinus, mukosa rongga sinus akan tetap memproduksi mukus, akibatnya terjadi akumulasi berlebih mukus. Silia hanya dapat bekerja bila ada komposisi cairan mukus yang sesuai.

Mukus pada saluran pernapasan terdiri dari dua lapisan. Lapisan pertama adalah lapisan serosa (sol phase) yang lebih encer dan tipis yang mengelilingi batang silia dan membantu kerja silia. Lapisan kedua (gel phase) memiliki konsistensi lebih kental dan berada di atas lapisan pertama.

Lapisan mukosa gel phase ini yang ditranspor oleh gerakan silia menuju ostium sinus. Bila terjadi perubahan komposisi lapisan mukus menjadi lebih kental, misalnya pada pasien fibrosis kistik atau sekresi sol phase berkurang, transpor mukus akan menjadi lebih lambat sehingga lapisan gel phase akan semakin menumpuk di rongga sinus. Perubahan kualitas mukus akibat adanya debris peradangan juga akan semakin mengganggu pergerakan silia.[1-3,11,12]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Saphira Evan

Referensi

1. DeBoer DL, Kwon E. Acute Sinusitis. StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK547701
2. Battisti AS, Modi P, Pangia J. Sinusitis. StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470383/
3. Brook I. Bronze MS. Acute sinusitis. 2023. https://emedicine.medscape.com/article/232670-overview
11. Leung AK, Hon KL, Chu WC. Acute bacterial sinusitis in children: an updated review. Drugs Context. 2020 Nov 23;9:2020-9-3. doi: 10.7573/dic.2020-9-3. PMID: 33281908; PMCID: PMC7685231.
12. Husain S, Amilia HH, Rosli MN, Zahedi FD, Sachlin IS; Development Group Clinical Practice Guidelines Management of Rhinosinusitis in Adolescents & Adults. Management of rhinosinusitis in adults in primary care. Malays Fam Physician. 2018 Apr 30;13(1):28-33. PMID: 29796207; PMCID: PMC5962231.

Pendahuluan Sinusitis
Etiologi Sinusitis

Artikel Terkait

  • Rasionalisasi Pemberian Antibiotik pada Sinusitis Akut
    Rasionalisasi Pemberian Antibiotik pada Sinusitis Akut
  • Penggunaan Steroid pada Rhinosinusitis Kronis
    Penggunaan Steroid pada Rhinosinusitis Kronis
  • Efek Kortikosteroid pada Rhinosinusitis Akut
    Efek Kortikosteroid pada Rhinosinusitis Akut
  • Fisioterapi untuk Rhinosinusitis Kronis
    Fisioterapi untuk Rhinosinusitis Kronis
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 29 Februari 2024, 13:12
Penanganan sinusitis dengan hasil CT scan pansinusitis
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Salam dokter sejawat semua. Bagaimana penanganan sinusitis dengan hasil CT scan Pansinusitis+deviasi septum nasi+ hipertropi konkha nasalis dan ostium...
Anonymous
Dibalas 19 September 2023, 08:21
Terapi medikamentosa sinusitis
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Hai sejawat sekalian. Saya ada pasien konsul paska dari spesialis THT. Pasien didiagnosa sinusitis akut dari foto waters. Gejala pasien nyeri wajah, hidung...
Anonymous
Dibalas 15 Juli 2022, 14:09
Pilihan Obat Analgetik untuk Nyeri Kepala Berat pada Sinusitis Akut - THT Ask The Expert
Oleh: Anonymous
3 Balasan
izin dr. Suyanti, Sp. THT-KL saya ingin bertanya, pada pasien sinusitis akut dengan nyeri kepala hebat dan tidak membaik dengan pemberian paracetamol dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.