Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Sinusitis general_alomedika 2024-05-14T08:50:54+07:00 2024-05-14T08:50:54+07:00
Sinusitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Sinusitis

Oleh :
dr. Alicia Pricelda
Share To Social Media:

Pada sinusitis akut, penatalaksanaan dengan antibiotik tidak selalu diperlukan. Antibiotik dapat dipertimbangkan pada kasus dimana pasien tampak sangat sakit secara sistemik, pasien yang berisiko mengalami komplikasi berat, dan pasien dengan gejala yang menetap atau memburuk dengan cepat.

Pada sinusitis akut, pemberian analgesik dan dekongestan dapat bermanfaat untuk meredakan gejala. Jika gejala menetap dalam 10 hari atau memburuk, pasien dapat diberikan kortikosteroid intranasal dan dipertimbangkan untuk mendapat antibiotik.[3,6]

Pada kasus sinusitis kronik, dapat diberikan kortikosteroid intranasal. Terapi antibiotik bisa dipertimbangkan jika terdapat tanda infeksi bakteri. Terapi tambahan lain pada sinusitis dapat mencakup irigasi sinus, fisioterapi, dan evaluasi untuk faktor predisposisi seperti alergi atau deviasi septum nasal.[1-3,8,9,11,12]

Sinusitis Akut

Pengobatan simtomatik untuk sinusitis akut dapat meliputi humidifikasi, menjaga asupan cairan yang memadai, berhenti merokok, dan pemberian analgesik non-narkotik atau antipiretik bila perlu seperti paracetamol atau ibuprofen. Pasien sinusitis akut imunokompeten yang bergejala selama kurang dari 10 hari cukup diobati dengan ini saja, tanpa perlu obat-obat lainnya.[3,6]

Terapi Simptomatik

Terapi simptomatik yang biasanya diperlukan adalah analgesik dan antipiretik, seperti paracetamol dan ibuprofen. Selain dari itu, terapi lain jarang diperlukan

Dekongestan:

Dekongestan topikal seperti oxymetazoline dapat digunakan untuk mengurangi edema mukosa, namun sebaiknya tidak digunakan lebih dari 3 hari.[3,6]

Kortikosteroid Intranasal:

Menurut pedoman National Institute for Health and Care Excellence (NICE), kortikosteroid intranasal dapat diberikan pada pasien dengan gejala selama 10 hari atau lebih. Regimen umum yang diberikan adalah mometason 200, 400, dan 800 μg dua kali sehari. Steroid sistemik tidak terbukti memberikan manfaat pada sinusitis.[3,6]

Antihistamin Tidak Direkomendasikan:

Antihistamin belum terbukti memberikan manfaat, sehingga penggunaannya tidak disarankan. Selain itu, antihistamin dapat menyebabkan kekeringan berlebihan pada mukosa hidung.[3]

Penggunaan Antibiotik pada Sinusitis Akut

Antibiotik tidak diberikan secara rutin. Antibiotik dapat dipertimbangkan pada kasus yang bersifat parah atau melibatkan sinus frontal, etmoid, atau sfenoid yang lebih rentan terhadap komplikasi. Menurut NICE sendiri, antibiotik hanya diberikan pada pasien dalam kondisi sangat tidak sehat secara sistemik, memiliki tanda klinis kondisi yang lebih serius, atau berisiko tinggi mengalami komplikasi.[3,6]

Pilihan Antibiotik Dewasa:

Antibiotik yang umumnya direkomendasikan untuk digunakan pertama kali adalah amoxicillin 500 mg 3 kali sehari selama 5-10 hari. Pilihan lainnya adalah amoxicillin-clavulanate 500/125 mg 3 kali sehari selama 5 hari.

Pada pasien yang alergi terhadap penicillin, dapat diberikan doxycycline 200 mg pada hari pertama dilanjutkan dengan 100 mg sekali sehari selama 4 hari. Pilihan lain adalah clarithromycin 500 mg 2 kali sehari selama 5 hari.[3,6]

Pilihan Antibiotik Anak:

Pada anak, dapat digunakan phenoxymethylpenicillin dengan dosis sebagai berikut:

  • 1 bulan hingga 11 bulan: 62,5 mg 4 kali sehari selama 5 hari
  • 1 tahun sampai 5 tahun: 125 mg 4 kali sehari selama 5 hari
  • 6 tahun hingga 11 tahun: 250 mg 4 kali sehari selama 5 hari
  • 12 tahun hingga 17 tahun: 500 mg 4 kali sehari selama 5 hari

Pilihan pada pasien yang alergi penicillin adalah doxycycline 200 mg pada hari pertama, kemudian 100 mg sekali sehari selama 4 hari. Doxycycline dikontraindikasikan pada anak di bawah 12 tahun.[3,6]

Antibiotik yang Tidak Direkomendasikan untuk Sinusitis:

Ciprofloxacin tidak direkomendasikan untuk sinusitis karena memiliki limitasi efek pada S.pneumoniae. Azithromycin juga tidak direkomendasikan karena memiliki resistensi yang tinggi pada S.pneumoniae. Cotrimoxazole juga tidak disarankan karena memiliki resistensi yang tinggi pada S.pneumoniae dan Haemophilus influenza.[8]

Sinusitis Kronis

Dokter perlu membedakan sinusitis kronik dari sinusitis akut rekuren ataupun episode terisolasi dari sinusitis bakterial akut. Jika sudah dipastikan pasien mengalami sinusitis kronik, lakukan identifikasi faktor risiko pada pasien, misalnya adanya fibrosis kistik, defisiensi imun, diskinesia silia, atau polip hidung. Untuk meredakan gejala, dapat diberikan irigasi hidung salin, kortikosteroid intranasal topikal, atau keduanya.[18]

Kontrol Faktor Predisposisi

Dalam terapi sinusitis kronis, dokter perlu mengidentifikasi faktor predisposisi yang dialami pasien. Ini mungkin mencakup Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) akibat virus, paparan terhadap alergen (misal debu atau asap rokok), gastroesophageal reflux disease (GERD), atau imunodefisiensi.[18]

Terapi Simptomatik

Terapi simptomatik yang banyak digunakan untuk sinusitis kronik belum memiliki basis bukti yang kuat terkait efikasinya. Beberapa terapi simtomatik yang sering digunakan adalah dekongestan topikal, steroid topikal, irigasi nasal dengan larutan salin, atau mukolitik.

Inhalasi uap dan irigasi nasal dianggap bermanfaat dalam membantu melembabkan saluran hidung, mengurangi edema mukosa, dan mengurangi viskositas lendir. Meski begitu, sebuah tinjauan menyimpulkan bahwa semprotan salin nebulisasi dengan volume rendah (5 mL) tidak lebih bermanfaat dibandingkan dengan steroid intranasal. Sementara itu, volume yang lebih besar (150 mL) didapatkan hanya sedikit lebih efektif daripada plasebo.[18]

Steroid Intranasal

Terapi steroid intranasal telah dilaporkan efektif dalam mengurangi ukuran polip dan memperbaiki fungsi penciuman pada pasien dengan sinusitis kronis yang disertai dengan polip hidung. Menurut European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020 (EPOS), kortikosteroid intranasal efektif untuk meningkatkan perbaikan gejala dan kualitas hidup pasien dengan sinusitis kronis.

Contoh kortikosteroid intranasal yang dapat diberikan adalah mometasone semprot hidung 200 μg 1-2 kali sehari, ataupun budesonide semprot hidung 128 μg 2 kali sehari. Lama pemberian berbeda-beda antar studi, yakni berkisar 16-52 minggu.

Kortikosteroid oral tidak rutin digunakan. Penggunaan kortikosteroid intranasal oral jangka pendek hanya dilakukan pada kasus yang sulit dikontrol atau hanya terkontrol parsial. Contoh kortikosteroid oral yang dapat digunakan adalah prednisolone 25 mg/hari selama 2 minggu.[12,19]

Peran Antibiotik pada Sinusitis Kronis

EPOS 2020 menekankan bahwa antibiotik digunakan pada kasus sinusitis kronis hanya jika infeksi bakteri dipastikan atau diduga kuat. EPOS menekankan perlunya penggunaan antibiotik yang bijaksana berdasarkan penilaian klinis dan hasil kultur mikroba, khususnya dalam kasus rinosinusitis kronis eksaserbasi akut dengan bukti keterlibatan bakteri.

Perlu dicatat bahwa antibiotik tidak dianggap sebagai pengobatan lini pertama untuk kasus sinusitis kronis tanpa komplikasi. Intervensi non-antibiotik, seperti steroid topikal, irigasi nasal, dan mukolitik lebih disukai sebagai pilihan terapi awal.[19]

Pembedahan

Pembedahan dapat menjadi pilihan jika sinusitis disebabkan oleh kelainan septum, polip, atau masalah struktural lain. Tujuan utama operasi sinus adalah untuk meringankan gejala dan mengurangi infeksi.[3,8]

Pada kasus sinusitis kronis, perawatan bedah dapat dipertimbangkan ketika tindakan konservatif gagal memperbaiki gejala atau mengendalikan progresi penyakit, yakni pada kasus yang sulit disembuhkan dengan terapi medis maksimal, terutama bila dikaitkan dengan polip nasal atau kelainan struktural yang menyumbat saluran hidung. Selain itu, pembedahan mungkin diindikasikan untuk pasien dengan sinusitis kronis yang mengalami eksaserbasi akut berulang meskipun telah dilakukan penatalaksanaan medis yang adekuat.

Keputusan untuk intervensi bedah harus bersifat individual, dengan mempertimbangkan gambaran klinis spesifik pasien, luasnya penyakit, dan respons mereka terhadap pengobatan sebelumnya. Selain itu, pembedahan dapat dianggap sebagai pilihan pengobatan utama pada kasus-kasus tertentu, seperti kasus sinusitis kronis yang berat atau ketika terdapat komplikasi sinusitis.[19]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Saphira Evan

Referensi

1. DeBoer DL, Kwon E. Acute Sinusitis. StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK547701
2. Battisti AS, Modi P, Pangia J. Sinusitis. StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470383/
3. Brook I. Bronze MS. Acute sinusitis. 2023. https://emedicine.medscape.com/article/232670-overview
6. National Institute for Health and Care Excellence. Sinusitis (acute): antimicrobial prescribing. 2019.https://www.nice.org.uk/guidance/ng79/chapter/Recommendations.
8. Wendy K. Rhinosinusitis: symptoms, diagnosis and management in community pharmacy. The Pharmaceutical Journal. 2021.
9. Eric P. Skye, R. Van Harrison, Jeffrey E. Terrell, Denise H. Zao. Acute Rhinosinusitis in Adults. UMHS Rhinosinusitis Guideline December.2018
11. Leung AK, Hon KL, Chu WC. Acute bacterial sinusitis in children: an updated review. Drugs Context. 2020 Nov 23;9:2020-9-3. doi: 10.7573/dic.2020-9-3. PMID: 33281908; PMCID: PMC7685231.
12. Husain S, Amilia HH, Rosli MN, Zahedi FD, Sachlin IS; Development Group Clinical Practice Guidelines Management of Rhinosinusitis in Adolescents & Adults. Management of rhinosinusitis in adults in primary care. Malays Fam Physician. 2018 Apr 30;13(1):28-33. PMID: 29796207; PMCID: PMC5962231.
18. Brook E. Chronic Sinusitis Treatment & Management. Medscape, 2022. https://emedicine.medscape.com/article/232791-treatment
19. Fokkens WJ, Lund VJ, Hopkins C, et al. European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020. Rhinology. 2020 Feb 20;58(Suppl S29):1-464. doi: 10.4193/Rhin20.600. PMID: 32077450.

Diagnosis Sinusitis
Prognosis Sinusitis

Artikel Terkait

  • Rasionalisasi Pemberian Antibiotik pada Sinusitis Akut
    Rasionalisasi Pemberian Antibiotik pada Sinusitis Akut
  • Penggunaan Steroid pada Rhinosinusitis Kronis
    Penggunaan Steroid pada Rhinosinusitis Kronis
  • Efek Kortikosteroid pada Rhinosinusitis Akut
    Efek Kortikosteroid pada Rhinosinusitis Akut
  • Fisioterapi untuk Rhinosinusitis Kronis
    Fisioterapi untuk Rhinosinusitis Kronis
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 29 Februari 2024, 13:12
Penanganan sinusitis dengan hasil CT scan pansinusitis
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Salam dokter sejawat semua. Bagaimana penanganan sinusitis dengan hasil CT scan Pansinusitis+deviasi septum nasi+ hipertropi konkha nasalis dan ostium...
Anonymous
Dibalas 19 September 2023, 08:21
Terapi medikamentosa sinusitis
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Hai sejawat sekalian. Saya ada pasien konsul paska dari spesialis THT. Pasien didiagnosa sinusitis akut dari foto waters. Gejala pasien nyeri wajah, hidung...
Anonymous
Dibalas 15 Juli 2022, 14:09
Pilihan Obat Analgetik untuk Nyeri Kepala Berat pada Sinusitis Akut - THT Ask The Expert
Oleh: Anonymous
3 Balasan
izin dr. Suyanti, Sp. THT-KL saya ingin bertanya, pada pasien sinusitis akut dengan nyeri kepala hebat dan tidak membaik dengan pemberian paracetamol dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.