Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Inkontinensia Urine general_alomedika 2022-11-24T14:41:15+07:00 2022-11-24T14:41:15+07:00
Inkontinensia Urine
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Inkontinensia Urine

Oleh :
Josephine Darmawan
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan inkontinensia urine meliputi penjelasan tentang jenis inkontinensia yang dialami oleh pasien, prognosis, faktor etiologi yang mendasari inkontinensia pasien, serta tanda bahaya yang dapat terjadi.

Pasien harus mendapatkan penjelasan bahwa inkontinensia merupakan gejala yang disebabkan oleh etiologi tertentu dan dapat berlangsung secara transien ataupun kronis. Inkontinensia urine sering menyebabkan gangguan kualitas hidup. Cara-cara pencegahan dan perawatan diri di rumah juga harus dijelaskan.[2,5,7,13,14,26]

Edukasi Pasien

Ketika mengedukasi pasien inkontinensia urine, dokter perlu melakukan hal berikut:

  • Menjelaskan jenis inkontinensia yang terjadi pada pasien
  • Menjelaskan penyebab terjadinya inkontinensia pada pasien
  • Menjelaskan tanda bahaya yang mungkin terjadi serta mengarahkan pasien ke dokter spesialis urologi bila diperlukan
  • Menjelaskan prognosis pasien, kemungkinan inkontinensia berlangsung secara kronis, dan gangguan kualitas hidup yang dapat terjadi
  • Menjelaskan cara perawatan setelah operasi
  • Menjelaskan cara pasien atau pengasuh membuat catatan harian

Kualitas hidup pasien inkontinensia urine sering kali menurun, khususnya pasien usia tua. Kualitas hidup pasien inkontinensia secara objektif dapat dinilai dengan kuesioner, seperti skor ACOVE (Assessing Care of Vulnerable Elders) atau CMS-PQRI (Centers for Medicare and Medicaid Services Physician Quality Improvement Initiative).

Secara garis besar, beberapa hal yang penting dilakukan adalah mencatat perubahan pada aktivitas sehari-hari, aktivitas seksual, dan nokturia, serta membuat catatan kandung kemih harian (bladder diary). Latihan otot pelvis, misalnya dengan pilates ataupun senam kegel, dapat membantu meningkatkan kekuatan otot pelvis dan memperbaiki kualitas hidup pasien.[3,4,13,22]

Bladder Diary

Bladder diary atau catatan kemih harian dibuat untuk monitor waktu dan volume urine yang dikeluarkan secara volunter dan involunter. Gejala penyerta seperti frekuensi, urgensi, dan nokturia juga perlu dicatat. Aktivitas atau faktor pencetus inkontinensia juga penting diperhatikan. Pencatatan dilakukan selama 3–7 hari dalam seminggu. Bladder diary digunakan sebagai pembanding sebelum dan setelah terapi.[3,4,13]

Perawatan Setelah Operasi

Pasien yang menjalani operasi untuk inkontinensia urine sering membutuhkan kateter suprapubik atau kateter uretra dalam beberapa hari hingga minggu. Penggantian kateter secara berkala dan perawatan daerah genitalia yang baik perlu dilakukan untuk mencegah infeksi.

Pasien pasca operasi juga perlu menjaga volume residu pasca miksi <100 mL. Aktivitas seksual juga sebaiknya dihindari paling tidak 6 minggu pasca operasi atau hingga luka bekas operasi benar-benar pulih. Peningkatan tekanan intraabdomen juga harus dicegah agar tidak menyebabkan prolaps dan inkontinensia berulang.[2,4,5,7,23]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Pencegahan inkontinensia urine meliputi pencegahan primer dan pencegahan sekunder dengan rehabilitasi pasca pembedahan yang baik. Pencegahan primer disarankan pada pasien-pasien dengan faktor risiko tinggi inkontinensia urine. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:

  • Modifikasi gaya hidup: menjaga berat badan ideal, tidak merokok
  • Mengurangi konsumsi alkohol, kafein, minuman berkarbonasi
  • Modifikasi diet: diet tinggi serat untuk mencegah konstipasi

  • Melakukan latihan fisik otot dasar pelvis, termasuk pada kehamilan, misalnya dengan pilates, yoga, atau senam kegel

Pencegahan sekunder pada pasien yang telah mengalami inkontinensia meliputi perawatan yang baik agar tidak terjadi perburukan. Bladder diary dapat mendeteksi perkembangan klinis. Bladder retraining dan latihan otot pelvis juga dapat membantu memperbaiki kualitas hidup. Kebersihan daerah genitalia perlu dijaga agar tidak terjadi infeksi berulang. Apabila pasien menggunakan kateter secara berkepanjangan, kateter perlu dirawat dan diganti secara berkala.[4,5,26]

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

2. Syan R, Brucker BM. Guideline of guidelines: urinary incontinence. BJU Int. 2016 Jan;117(1):20-33.
3. Khandelwal C, Kistler C. Diagnosis of urinary incontinence. Am Fam Physician. 2013;87:543–50.
4. Vasavada S, Carmel M, Rackley R, Kim E. Urinary Incontinence. Medscape. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/452289-overview
5. Lucas M, Bedretdinova D, Berghams LC, et al. Guidelines on Urinary Incontinence. Eur Assoc Urol. 2015;1–75.
6. National Institute for Health and Care Excellence. Urinary incontinence and pelvic organ prolapse in women: management. NICE Guidelines. 2019;1–72.
7. Lukacz E. Treatment of urinary incontinence in women. UpToDate. 2019. https://www.uptodate.com/contents/treatment-of-urinary-incontinence-in-women
13. Lukacz E. Evaluation of women with urinary incontinence. UpToDate. 2018. https://www.uptodate.com/contents/evaluation-of-women-with-urinary-incontinence
14. Clemens J. Urinary incontinence in men. UpToDate. 2018. https://www.uptodate.com/contents/urinary-incontinence-in-men
22. Greer JA, Arya LA, Smith AL. Urinary Incontinence: Diagnosis and Treatment in the Elderly. Curr Transl Geriatr Exp Gerontol Rep. 2013;2:66–75.
23. DeMaagd G, Davenport T. Management of Urinary Incontinence. P&T. 2012;37.
24. Riemsma R, Hagen S, Kirschner-Hermanns R, et al. Can incontinence be cured? A systematic review of cure rates. BMC Med. 2017;15:1–11.
25. Ueda T, Yoshimura N, Yoshida O. Prognostic factors for long-term maintenance of urinary continence in patients with incontinence managed by diapers or indwelling catheters. Eur Urol. 2000;37:318–24.

Prognosis Inkontinensia Urine

Artikel Terkait

  • Pencegahan Inkontinensia Urine Terkait Kehamilan
    Pencegahan Inkontinensia Urine Terkait Kehamilan
  • Desmopressin untuk Overactive Bladder dan Nokturia
    Desmopressin untuk Overactive Bladder dan Nokturia
  • Efektivitas Senam Kegel untuk Mengatasi Inkontinensia Urine
    Efektivitas Senam Kegel untuk Mengatasi Inkontinensia Urine
Diskusi Terkait
dr. Gabriela
Dibalas 13 Maret 2023, 15:31
Efektivitas Senam Kegel untuk Mengatasi Inkontinensia Urine - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela
1 Balasan
ALO Dokter!Senam Kegel dikatakan dapat menguatkan otot dasar panggul, dimana otot dapat melemah seiringnya bertambahnya usia. Otot dasar panggul juga dapat...
Anonymous
Dibalas 21 Juli 2022, 14:29
Volume Konsumsi Cairan Harian bagi Lansia dengan Inkontinensia Urin - Gizi Klinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Izin bertanya dr. Khrisnugra Ramadhani, MGizi, SpGK, untuk pasien lansia yang mengalami inkontinensia urin, kira-kira baiknya berapa konsumsi cairan minimal...
dr. Nurul Falah
Dibalas 29 Oktober 2021, 12:43
Pasien dengan inkontinensia urin apakah terapi yang dapat diberikan
Oleh: dr. Nurul Falah
3 Balasan
Alo dokter, izin bertanya.Apakah ada obat sementara yang dapat diberikan pada pasien dengan inkontinensia urin untuk mengurangi gejalanya?Kapan pasien harus...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.