Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Ruptur Ginjal general_alomedika 2022-10-21T10:02:58+07:00 2022-10-21T10:02:58+07:00
Ruptur Ginjal
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Ruptur Ginjal

Oleh :
dr. Michael Sintong Halomoan
Share To Social Media:

Patofisiologi ruptur ginjal berbeda berdasarkan jenis trauma penyebab, yaitu trauma tumpul atau trauma tembus. Perbedaan patofisiologi juga dapat disebabkan oleh perbedaan energi yang mengenai jaringan ginjal. Selain itu, ruptur ginjal dapat terjadi spontan, tanpa riwayat trauma.[1-3]

Trauma Tumpul

Patofisiologi ruptur ginjal akibat trauma tumpul tidak sepenuhnya dipahami, tetapi unsur utama yang mungkin menyebabkan trauma adalah kekuatan perlambatan dan percepatan (deceleration and acceleration).

Ginjal ditutupi oleh lemak dan fascia Gerota di retroperitoneum, serta pedikel ginjal dan ureteropelvic junction (UPJ) adalah elemen perlekatan utama. Oleh karena itu, kekuatan perlambatan (deceleration) pada elemen-elemen ini dapat menyebabkan cedera ginjal, seperti pecah atau trombosis.

Kekuatan percepatan (acceleration) dapat menyebabkan tabrakan antara ginjal dengan unsur-unsur di sekitarnya, seperti tulang rusuk dan tulang belakang, dan menyebabkan cedera parenkim dan pembuluh darah.[1]

Trauma Tembus

Trauma tembus dapat dengan kecepatan tinggi (seperti senjata api laras panjang), kecepatan menengah (seperti pistol), dan kecepatan rendah (seperti tusukan pisau). Senjata berkecepatan tinggi menimbulkan kerusakan yang lebih besar, karena peluru menghasilkan energi dalam jumlah besar ke jaringan.

Proyektil peluru akan membentuk kavitasi ekspansif sementaram yang kemudian hancur dan membentuk gaya geser (shear force) dan kerusakan di area yang jauh lebih besar daripada saluran proyektil itu sendiri. Pada cedera kecepatan rendah, kerusakan biasanya terbatas pada jalur proyektil.[1,4]

Ruptur Spontan

Ruptur spontan pada ginjal atau ruptur nontraumatik merupakan kasus yang jarang. Kasus ruptur spontan pada ginjal disebut juga Wunderlich’s syndrome. Mekanisme ruptur spontan tergantung pada penyebab yang mendasari, misalnya karsinoma sel renal, vaskulitis, atau aneurisma arteri ginjal.[3,6,7]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Erlich T, Kitrey ND. Renal trauma: the current best practice. Therapeutic advances in urology. 2018 Oct;10(10):295-303.
2. Indradiputra IM, Hartono T. Tata laksana Konservatif Pasien Dewasa dengan Trauma Tumpul Ginjal Derajat IV Terisolasi. Cermin Dunia Kedokteran. 2016 Feb 1;43(2):123-6.
3. Chronopoulos PN, Kaisidis GN, et al. Spontaneous rupture of a giant renal angiomyolipoma—Wunderlich’s syndrome: Report of a case. International journal of surgery case reports. 2016 Jan 1;19:140-3.
4. Summerton DJ, Djakovic N, et al. Guidelines on urological trauma. Eur Urol. 2014 Nov 14.
6. Ahn T, Roberts MJ, et al. Changing etiology and management patterns for spontaneous renal hemorrhage: a systematic review of contemporary series. International urology and nephrology. 2017 Nov 1;49(11):1897-905.
7. Grubb SM, Stuart JI, Harper HM. Sudden onset flank pain: spontaneous renal rupture. The American journal of emergency medicine. 2017 Nov 1;35(11):1787-e1.

Pendahuluan Ruptur Ginjal
Etiologi Ruptur Ginjal

Artikel Terkait

  • Red Flag Hematuria
    Red Flag Hematuria
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 09 Mei 2025, 22:03
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.