Indikasi Perawatan Luka pada Anak
Indikasi perawatan luka pada anak adalah luka akibat cedera, luka gigitan, ataupun luka bakar. Tujuan perawatan luka adalah untuk mencegah infeksi akibat kontaminasi mikroorganisme pada luka, membersihkan luka dari eksudat dan sel-sel kulit yang mengalami nekrosis, serta mempercepat proses penyembuhan luka.[3-6]
Selain itu perawatan luka pada anak juga dapat dilakukan untuk keperluan diagnosis jenis luka melalui penilaian terhadap luka. Penilaian luka dapat dilakukan sebelum dan saat perawatan luka berlangsung dengan menilai bentuk luka, tepi luka, garis batas luka, sudut luka, tebing luka, dan daerah sekitar luka.[2,3,6]
Klasifikasi Luka
Luka (vulnus) merupakan suatu kondisi diskontinuitas jaringan akibat cedera yang menyebabkan hilang dan rusaknya substansi jaringan serta menimbulkan kerusakan fungsi perlindungan kulit. Luka dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis luka, tipe penyembuhan, dan lama penyembuhan.[2,3,5,8]
Berdasarkan literasi medis, umumnya luka pada anak diklasifikasikan berdasarkan etiologinya, yaitu luka terkait cedera, gigitan, dan luka bakar. Luka yang berhubungan dengan cedera termasuk laserasi, avulsi, dan tusukan (puncture).[3,8,9]
Jenis luka antara lain luka lecet (ekskoriasi atau abrasi), luka memar (kontusio), laserasi, insisi, luka tusuk, luka penetrasi, dan luka bakar. Berdasarkan tipe penyembuhan luka, yakni penyembuhan primer, sekunder, dan tersier (delayed primary healing). Berdasarkan lama penyembuhan luka, yakni luka akut jika penyembuhan luka terjadi dalam kurun waktu 2-3 minggu dan luka kronis jika terjadi dalam 4 - 6 minggu.[2,3,9]
Luka akut pada umumnya terjadi dari trauma seperti kecelakaan lalu lintas, gigitan atau cakaran dari binatang peliharaan, laserasi, luka bakar, maupun intervensi bedah. Sementara itu, luka kronis didominasi oleh pressure ulcer.[3,6,9]
Indikasi Terapi Sesuai Klasifikasi Luka
Indikasi terapi perawatan luka pada anak umumnya meliputi luka terbuka superfisial, seperti luka laserasi, luka lecet, luka akibat gigitan, dan luka iatrogenik. Terapi perawatan luka pada anak disesuaikan dengan jenis lukanya.[2,7-9]
Luka Laserasi
Luka akut (<12 jam) seperti luka laserasi yang tidak terkontaminasi dapat diterapi dengan irigasi dan penutupan luka. Penutupan luka bisa dilakukan dengan penjahitan kulit, stapler, ataupun adhesive.[2,7-9]
Luka Gigitan
Untuk luka gigitan hewan atau gigitan manusia, lakukan irigasi dan evaluasi luka. Penjahitan dapat diperlukan, terutama apabila luka terjadi pada regio kepala dan leher yang berlangsung < 12 jam karena vaskularisasi yang banyak pada regio tersebut. Vulnus morsum pada bagian tangan umumnya tidak diperlukan penjahitan dan hanya dilakukan irigasi luka serta dressing dengan material penutup luka. Debridement dapat dilakukan jika diperlukan.[2,7-9]
Luka Lecet
Untuk luka ekskoriasi dan abrasi, irigasi dan dressing luka umumnya sudah cukup. Debridement mungkin diperlukan sesuai kondisi klinis luka.[2,7-9]
Luka Avulsi
Untuk luka avulsi, penjahitan dapat ditunda untuk mencegah nekrosis dan kontaminasi pada kulit. Sebaiknya lakukan irigasi luka, debridement jika diperlukan, dan compression bandage.[2,7-9]
Luka Iatrogenik
Luka insisi yang telah dijahit akan ditutup dengan antibacterial gauze dressing dan dibalut dengan kassa steril. Pembalut luka harus diganti maksimal 3 atau 4 hari setelah operasi. Kassa penutup luka harus diganti bila basah, karena akan meningkatkan insiden infeksi pada luka post-operasi. Observasi adanya rembesan darah maupun eksudat pada kassa steril pembalut luka post-operasi.[2,7-9]