Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Komplikasi Rekonstruksi Payudara general_alomedika 2023-02-27T10:52:35+07:00 2023-02-27T10:52:35+07:00
Rekonstruksi Payudara
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Komplikasi Rekonstruksi Payudara

Oleh :
Graciella N T Wahjoepramono
Share To Social Media:

Komplikasi rekonstruksi payudara dapat dibagi menjadi komplikasi secara umum terkait pembedahan, seperti infeksi, hematoma, penyembuhan luka yang lama, dan pembentukan jaringan parut. Selain itu, dapat juga terjadi komplikasi spesifik akibat rekonstruksi payudara, misalnya iskemia dan kegagalan flap, serta komplikasi yang berhubungan dengan jaringan donor.[24]

Analisis multisenter terhadap 2234 pasien mendapatkan risiko terjadinya komplikasi dalam 1 tahun setelah rekonstruksi dengan expander/implant lebih rendah dibandingkan rekonstruksi dengan jaringan autolog, seperti latissimus dorsi, pedicle transverse rectus abdominis musculocutaneous (PTRAM), free TRAM (FTRAM), dan deep inferior epigastric perforator (DIEP).[25]

Komplikasi Umum

Komplikasi umum akibat rekonstruksi payudara, antara lain seroma, hematoma, dan infeksi luka operasi. Seroma dapat terbentuk setelah rekonstruksi payudara. Seroma biasa terjadi setelah drain dilepaskan. Jika seroma terjadi saat drain masih terpasang, sebaiknya pasien disarankan untuk mengurangi aktivitas. Seroma dapat ditemukan pada lokasi donor maupun penerima. Seroma dapat meningkatkan risiko terjadinya rotasi implan, malposisi, dan infeksi luka operasi.

Hematoma biasa terjadi 12–24 jam setelah operasi. Antiplatelet, seperti aspirin, antikoagulan, seperti rivaroxaban, dan hormon androgen, dapat meningkatkan risiko perdarahan. Sebaiknya, obat-obatan seperti ini dihentikan sebelum pembedahan. Tata laksana hematoma dapat dilakukan dengan drainase hematoma dan menghentikan perdarahan.

Infeksi luka pada rekonstruksi autolog dilaporkan di bawah 5%. Insidensi infeksi luka setelah pemasangan implan prostetik bervariasi antara 0–30%. Penumpukan cairan di sekitar implan sebaiknya diatasi dengan drainase, lalu dilakukan kultur. Implan yang mengalami infeksi harus diangkat. Setelah pasien bebas infeksi selama 3–6 bulan, pemasangan implan dapat dilakukan kembali.[8,24,26]

Komplikasi Spesifik Rekonstruksi Payudara

Komplikasi spesifik rekonstruksi payudara dibagi berdasarkan teknik operasi yang dilakukan. Pada rekonstruksi payudara menggunakan flap, terdapat risiko komplikasi berupa nekrosis dan kegagalan flap. Pada rekonstruksi payudara dengan implan, dapat terjadi kontraksi kapsular.

Komplikasi Rekonstruksi Payudara dengan Flap

Jika dilakukan operasi mikrovaskular, terdapat risiko trombosis arteri 1–4% dan nekrosis jaringan lemak 5–40%. Jika menggunakan arteri mamaria, dapat terjadi pneumotoraks, meskipun jarang.

Nekrosis skin flap dilaporkan memiliki angka kejadian yang sangat bervariasi, antara 1,5–41%. Nekrosis flap bisa diakibatkan oklusi arteri, oklusi vena, maupun gabungan keduanya. Kegagalan flap total terjadi bila seluruh flap terganggu aliran darahnya, sedangkan kegagalan flap parsial adalah apabila hanya sebagian dari flap yang mengalami gangguan aliran darah.

Beberapa faktor diketahui berhubungan dengan nekrosis kulit, misalnya indeks massa tubuh (IMT) yang lebih tinggi, seperti obesitas, rekonstruksi payudara segera, riwayat merokok, serta riwayat penyakit hipertensi, diabetes, dan radiasi preoperatif.

Lokasi donor flap juga memengaruhi komplikasi yang mungkin timbul. Jika flap diambil dari abdomen, maka terdapat risiko penonjolan abdomen, hernia, dan kelemahan dinding abdomen. Pengambilan flap dari paha bisa menyebabkan gangguan sensoris pada paha, dan limfedema. Pengambilan flap gluteus dapat menyebabkan nyeri sciatica, dan terkadang terjadi gangguan penyembuhan luka.[1,27]

Komplikasi Rekonstruksi Payudara dengan Implan

Penggunaan implan dapat mengakibatkan kontraksi kapsular. Setelah implan diletakkan, akan terbentuk jaringan fibrosa di sekitarnya. Kontraksi kapsular ringan terjadi pada sebagian besar pasien yang menjalani rekonstruksi dengan implan, dan dapat bersifat asimtomatik.

Kontraksi kapsular yang parah dapat menyebabkan nyeri payudara dan malposisi implan, karena implan terdorong ke atas. Jika hal ini terjadi, dibutuhkan tindakan pembedahan lagi untuk memperbaiki posisi implan. Biasanya, kantung kulit akan diperbesar 2–3 cm di bawah ketinggian yang diinginkan, sehingga ketika kontraksi kapsular terjadi lagi, implan tetap berada pada ketinggian yang sesuai.

Insidensi kontraksi kapsular dapat dikurangi dengan menggunakan implan bertekstur, dibanding implan yang permukaannya rata. Kontraksi kapsular dinilai menggunakan klasifikasi Baker. Secara umum, Baker kelas III dan IV digolongkan sebagai komplikasi rekonstruksi payudara.[1,28]

Faktor Risiko Komplikasi

Berbagai faktor risiko diketahui dapat meningkatkan terjadinya komplikasi setelah rekonstruksi payudara, terutama obesitas, merokok, diabetes mellitus, serta riwayat radioterapi. Selain itu, komplikasi juga dipengaruhi oleh jenis mastektomi yang dilakukan, tipe implan, tipe flap, penggunaan fat grafting, dan ukuran payudara.[6,24]

Obesitas

Obesitas, yang didefinisikan sebagai indeks massa tubuh (IMT) >30 kg/m2 meningkatkan kemungkinan terjadinya kegagalan flap dan komplikasi pada lokasi donor. Selain itu, obesitas juga dihubungkan dengan infeksi luka operasi dan tromboembolisme vena.[6,29]

Merokok

Merokok dapat menyebabkan gangguan vaskularisasi pada flap. Pasien perokok aktif lebih cenderung mengalami komplikasi, seperti nekrosis flap mastektomi, nekrosis flap abdomen, dan hernia. Tingkat komplikasi serupa juga ditemukan pada perokok yang berhenti 3–4 minggu sebelum operasi.[1,6]

Diabetes Mellitus

Data dari National Surgical Quality Improvement Program menemukan peningkatan risiko komplikasi rekonstruksi payudara pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 2, sebesar 1,5 kali, dan pada pasien diabetes mellitus tipe 1, sebesar 1,85 kali. Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga berhubungan dengan penutupan luka operasi yang lebih buruk.[6,30]

Riwayat Radioterapi dan Kemoterapi

Riwayat radioterapi dapat memengaruhi keberhasilan operasi dan meningkatkan risiko komplikasi. Radioterapi diduga menyebabkan kerusakan vaskularisasi kantung kulit mastektomi. Kemoterapi ajuvan dan neoajuvan dihubungkan peningkatkan frekuensi pengangkatan tissue expander prematur, serta komplikasi terkait penyembuhan luka, seperti penyembuhan luka yang lebih lama, nekrosis jaringan lemak, infeksi luka operasi, dan kontraksi kapsular kelas III dan IV.[15,24]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Regan JP, Casaubon JT. Breast Reconstruction. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470317/
6. Temple-Oberle C, Shea-Budgell MA, Tan M, et al; ERAS Society. Consensus Review of Optimal Perioperative Care in Breast Reconstruction: Enhanced Recovery after Surgery (ERAS) Society Recommendations. Plast Reconstr Surg. 2017 May;139(5):1056e-1071e. doi: 10.1097/PRS.0000000000003242.
8. Rose J, Puckett Y. Breast Reconstruction Free Flaps. StatPearls Publishing. 2022 from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541048/
15. Colwell AS. Taylor EM. Recent Advances in Implant-Based Breast Reconstruction. Plastic and Reconstructive Surgery. 2020;145(2):421e–432e. doi:10.1097/prs.0000000000006510
24. Nahabedian M. Complications of reconstructive and aesthetic breast surgery. UpTodate. 2022 https://www.uptodate.com/contents/complications-of-reconstructive-and-aesthetic-breast-surgery
25. Wilkins EG, Hamill JB, Kim HM, et al. Complications in Postmastectomy Breast Reconstruction: One-year Outcomes of the Mastectomy Reconstruction Outcomes Consortium (MROC) Study. Ann Surg. 2018 Jan;267(1):164-170. doi: 10.1097/SLA.0000000000002033.
26. Manahan MA, McNichols CH, Bello RJ, et al. A large-volume academic center retrospective audit of the temporal evolution of immediate breast reconstruction protocols and the effect on breast prosthetic infection. J Plast Reconstr Aesthet Surg. 2019 Feb;72(2):225-231. doi: 10.1016/j.bjps.2018.10.009.
27. Sue GR, Lee GK. Mastectomy Skin Necrosis After Breast Reconstruction: A Comparative Analysis Between Autologous Reconstruction and Implant-Based Reconstruction. Ann Plast Surg. 2018 May;80(5S Suppl 5):S285-S287. doi: 10.1097/SAP.0000000000001379.
28. de la Torre. Expander-Implant Breast Reconstruction. Medscape. 2021 https://emedicine.medscape.com/article/1273841-overview#a4
30. Qin C, Vaca E, Lovecchio F, et al. Differential impact of non-insulin-dependent diabetes mellitus and insulin-dependent diabetes mellitus on breast reconstruction outcomes. Breast Cancer Res Treat. 2014;146:429–438.

Teknik Rekonstruksi Payudara
Edukasi Pasien Rekonstruksi Payu...

Artikel Terkait

  • Keamanan Jangka Panjang Kehamilan Pasca Kanker Payudara
    Keamanan Jangka Panjang Kehamilan Pasca Kanker Payudara
  • Peran Protektif Diet Tinggi Serat dan Gandum Utuh terhadap Penyakit Kardiovaskular, Diabetes, dan Kanker
    Peran Protektif Diet Tinggi Serat dan Gandum Utuh terhadap Penyakit Kardiovaskular, Diabetes, dan Kanker
  • Red Flags Nyeri Payudara
    Red Flags Nyeri Payudara
  • Red Flags Benjolan di Axilla
    Red Flags Benjolan di Axilla
  • Hubungan Fitoestrogen dengan Kanker Payudara
    Hubungan Fitoestrogen dengan Kanker Payudara

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 03 Februari 2025, 18:48
Luka post biopsi pasien kanker payudara
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Selamat siang TS, maaf saya izin bertanya. Ini di klinik kebetulan ada pasien rawat luka post biopsi tumor payudara sudah 3 bulan namun sampai hari ini luka...
dr. Ferdita
Dibalas 04 Juli 2024, 11:02
Faktor Resiko Kanker Payudara
Oleh: dr. Ferdita
1 Balasan
Penyebab lain dari kanker payudara masih belum dapat dipastikan, namun ada beberapa faktor yang bila kita mempunyai salah satu faktor tersebut maka...
Anonymous
Dibalas 27 Mei 2024, 16:12
Muncul krusta di area puting saat mendekati jadwal menstruasi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, ijin bertanya. Wanita 51 tahun, saat mendekati jadwal menstruasi mendapatkan adanya bintik kecil kekuningan di muara puting kanan. Kering seperti...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.