Pendahuluan Blok Saraf Oral
Blok saraf oral digunakan sebagai anestesi atau untuk mengatasi nyeri pada daerah orofasial. Biasanya teknik ini dilakukan sebelum prosedur invasif, misalnya cabut gigi. Blok saraf oral dilakukan dengan melakukan anestesi pada nervus trigeminus (CN V), baik cabang kedua (maksilaris), ataupun cabang ketiga (mandibularis).[1,2]
Blok saraf oral banyak dilakukan sebelum prosedur invasif ekstraksi gigi posterior mandibula. Anestesi jenis ini diperlukan karena anestesi lokal secara intraligamen belum cukup adekuat untuk menghilangkan nyeri pada ekstraksi gigi posterior mandibula akibat struktur tulang mandibula yang sangat padat. Selain itu, anestesi blok saraf oral dapat digunakan untuk mengurangi nyeri orofasial, misalnya akibat trauma.[2,3]
Terdapat berbagai macam teknik blok saraf oral, misalnya blok saraf alveolar atau mental. Pemilihan teknik dilakukan berdasarkan area yang hendak dianestesi. Berdasarkan lokasinya, blok saraf oral dapat dibedakan menjadi maksila dan mandibula.[1,3]
Agen anestesi yang digunakan adalah agen topikal dan lokal. Agen topikal digunakan dengan tujuan untuk mengurangi rasa sakit saat jarum memasuki mukosa. Agen topikal yang digunakan adalah lidocaine atau benzocaine. Sementara itu, agen lokal yang umum digunakan adalah lidocaine dengan epinephrine. Epinephrine digunakan untuk memanjangkan durasi anestesi dan meningkatkan vasokonstriksi agar perdarahan minimal.[2,4,5]
Potensi komplikasi dari tindakan blok saraf oral meliputi trismus, Bell’s palsy transien, infeksi, hematoma, edema, dan perdarahan lokal. Selain itu, terdapat pula risiko komplikasi akibat overdosis atau alergi terhadap agen anestesi.[6]
Penulisan pertama oleh: dr. Paulina Livia Tandijono