Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Blok Saraf Oral general_alomedika 2023-01-11T09:55:42+07:00 2023-01-11T09:55:42+07:00
Blok Saraf Oral
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Blok Saraf Oral

Oleh :
drg. Muhammad Garry Syahrizal Hanafi
Share To Social Media:

Teknik blok saraf oral dapat dibedakan berdasarkan lokasi injeksinya menjadi blok saraf maksila dan mandibula. Teknik blok saraf oral juga akan berbeda-beda tergantung dari area yang ingin dianestesi. Blok alveolar merupakan teknik yang sering digunakan, yaitu dengan menyisipkan jarum di dekat foramen mandibula untuk menginjeksikan larutan anestesi di dekat saraf sebelum memasuki foramen.[5,7-10,13]

Persiapan Pasien

Persiapan pasien didahului dengan menjelaskan terkait dengan prosedur yang akan dilakukan, disertai dengan permintaan informed consent tertulis. Selain itu, sampaikan risiko-risiko yang mungkin timbul jika dilakukan tindakan tersebut. Di sisi lain, sampaikan juga risiko yang dapat timbul jika tindakan tersebut tidak dilakukan.[9,13]

Lakukan anamnesis, pemeriksaan ekstraoral, pemeriksaan intraoral, dan pemeriksaan penunjang  untuk memastikan kondisi lokal dan sistemik pasien. Hal ini untuk menghindarkan terjadinya komplikasi, seperti reaksi hipersensitivitas berat, septikemia, atau bakteremia.[5,9]

Peralatan

Peralatan yang dibutuhkan dalam melakukan blok saraf oral sebagai berikut:

  • Larutan anestesi topikal, dapat berupa lidocaine atau benzocaine
  • Larutan anestesi lokal lidocaine dengan kombinasi epinephrine

  • Spuit 3 ml atau aspirating syringe dental

  • Jarum 25-27 G
  • Sarung tangan
  • Masker bedah
  • Kassa steril
  • Cotton ball
  • Cotton pellet
  • Set diagnostik (kaca mulut, ekskavator, sonde, pinset)
  • Antiseptik rongga mulut, dapat menggunakan povidone iodine atau chlorhexidine[7,10]

Posisi Pasien

Posisikan pasien senyaman mungkin duduk di atas dental unit. Kemudian, posisikan dental unit sekitar 75-120 derajat. Khusus untuk blok saraf alveolar inferior, pasien dalam posisi duduk, kepala bersandar dan diposisikan sedemikian rupa sehingga corpus mandibula sejajar dengan lantai ketika mulut dibuka.[8,9] Sementara itu, untuk blok saraf palatina mayor dan nasopalatina, leher pasien dalam posisi ekstensi sekitar 45 derajat. Kemudian berikan bantalan pada bahu pasien.[7,13]

Prosedural Blok Saraf Maksilaris

Jenis blok saraf oral maksila contohnya adalah blok saraf alveolar anterior superior (ASA), alveolar superior posterior (PSA), alveolar superior tengah (MSA), blok saraf infraorbita, blok saraf nasopalatina, dan blok saraf palatina mayor.

Blok Saraf Alveolar Anterior Superior (Anterior Superior Alveolar/ASA)

Blok saraf alveolar anterior superior (ASA) memiliki area anestesi yang mencakup gigi insisivus maksilaris, gigi caninus maksilaris, beserta mukosa dan gingiva sekitar gigi-gigi tersebut. Patokan letak saraf ini adalah lipatan mukobukal dan apeks gigi caninus maksilaris. Lokasi injeksi adalah perpotongan antara lipatan mukobukal dan apeks gigi caninus.

Prosedur blok saraf oral ASA adalah:

  1. Aplikasikan anestesi topikal selama 2-3 menit dengan menggunakan cotton ball

  2. Suntikan spuit dengan sudut 45 derajat dan sedalam 1 hingga 1,5 cm ke perpotongan lipatan mukobukal dan apeks gigi caninus
  3. Lakukan aspirasi untuk menghindari gelembung udara di dalam spuit masuk ke dalam jaringan. Jika hal ini terjadi dapat terjadi emboli
  4. Injeksikan larutan anestesi lokal sebanyak 2 ml[12,14]

Blok Saraf Alveolar Posterior Superior (Posterior Superior Alveolar/PSA)

Blok saraf alveolar posterior superior (PSA) memiliki area anestesi yang mencakup molar maksilaris. Patokan letak saraf ini adalah lipatan mukobukal, tuberositas maksilaris, dan prosesus zigomatikus maksilaris. Lokasi injeksi adalah lipatan mukobukal di atas gigi premolar 2 maksila.

Prosedur blok saraf PSA adalah:

  1. Aplikasikan anestesi topikal selama 2-3 menit dengan menggunakan cotton ball

  2. Suntikkan jarum ke lipatan mukobukal di atas gigi premolar 2 maksila
  3. Jarum diarahkan ke tuberositas maksilaris, yaitu arah atas 45 derajat dari occlusal plane, medial 45 derajat dari occlusal plane, dan belakang 45 derajat dari aksis panjang molar 2 secara bersamaan
  4. Jarum dimasukkan sedalam 2 hingga 2,5 cm. Jika jarum mengenai tulang, tarik dan diarahkan ulang ke arah yang lebih lateral
  5. Lakukan aspirasi untuk menghindari gelembung udara di dalam spuit masuk ke dalam jaringan. Jika hal ini terjadi dapat terjadi emboli
  6. Injeksikan larutan anestesi lokal sebanyak 2-3 ml[12,15]

Blok Saraf Alveolar Superior Medial (Middle Superior Alveolar/MSA)

Blok saraf alveolar superior medial (MSA) memiliki area anestesi yang mencakup gigi premolar maksila, akar mesiobuccal molar 1 maksila, dan caninus maksila. Patokan lokasi saraf ini adalah lipatan mukobukal di atas gigi premolar 2 maksila. Lokasi injeksi adalah lipatan mukobukal di atas gigi premolar 2 maksila.

Prosedur blok saraf MSA adalah:

  1. Aplikasikan anestesi topikal selama 2-3 menit dengan menggunakan cotton ball

  2. Suntikkan jarum ke lipatan mukobukal di atas gigi premolar 2 maksila. Jarum dimasukkan sedalam 1 hingga 1,5 cm
  3. Lakukan aspirasi untuk menghindari gelembung udara di dalam spuit masuk ke dalam jaringan. Jika hal ini terjadi dapat terjadi emboli
  4. Injeksikan larutan anestesi lokal sebanyak 2-3 ml[10,12]

Blok Saraf Infraorbita

Blok saraf infraorbita memiliki area anestesi yang mencakup kelopak mata bawah, pipi atas, sebagian hidung, dan bibir atas. Patokan saraf ini adalah foramen infraorbita, infraorbital notch, dan lipatan mukobukal. Lokasi injeksi adalah lipatan mukobukal di atas gigi premolar 1 maksila.

Prosedur blok saraf infraorbita adalah:

  1. Aplikasikan anestesi topikal selama 2-3 menit dengan menggunakan cotton ball

  2. Mencari foramen infraorbita, yaitu cekungan yang terletak di bawah infraorbita. Jika foramen ini ditekan, pasien akan merasakan nyeri. Telunjuk tangan yang tidak dominan diletakkan di atas foramen infraorbita
  3. Suntikkan jarum pada lipatan mukobukal di atas premolar 1. Posisi jarum sejajar aksis gigi dan diarahkan ke foramen infraorbita. Jarum dimasukkan hingga mencapai tulang (pada orang dewasa sekitar 1,5 hingga 2 cm)
  4. Lakukan aspirasi untuk menghindari gelembung udara di dalam spuit masuk ke dalam jaringan. Jika hal ini terjadi dapat terjadi emboli
  5. Injeksikan larutan anestesi lokal sebanyak 2-3 ml sambil menekan infraorbital ridge dengan jari telunjuk non-dominan agar tidak terjadi pembengkakan kelopak bawah mata[3,16]

Blok Saraf Nasopalatina

Blok saraf nasopalatina memiliki area anestesi yang mencakup anterior palatum durum secara bilateral. Patokan saraf ini adalah incisivus sentralis maksila dan papilla incisivum. Lokasi injeksi adalah lateral papilla incisivum.

Prosedur blok saraf nasopalatina adalah:

  1. Aplikasikan anestesi topikal selama 2-3 menit dengan menggunakan cotton ball

  2. Suntikan jarum 0,5 cm di belakang garis tengah incisivus sentralis. Jarum diarahkan 45 derajat ke arah medial dan dimasukkan 3-4 mm atau hingga menyentuh tulang
  3. Lakukan aspirasi untuk menghindari gelembung udara di dalam spuit masuk ke dalam jaringan. Jika hal ini terjadi dapat terjadi emboli
  4. Injeksikan larutan anestesi lokal sebanyak 0,25-0,4 ml. Jangan terlalu banyak menginjeksikan larutan anestesi. Penyuntikan anestesi berlebihan dapat menyebabkan pemisahan mukosa dan palatum sehingga terjadi nekrosis[10,13]

Blok Saraf Palatina Mayor

Blok saraf palatina mayor memiliki area anestesi yang mencakup 2/3 posterior palatum durum, mulai dari belakang gigi taring. Patokan saraf ini adalah foramen palatina mayor serta pertemuan antara prosesus alveolaris maksila dan tulang palatina. Lokasi injeksi adalah jaringan lunak di anterior foramen palatina.

Prosedur blok saraf palatina mayor adalah:

  1. Aplikasikan anestesi topikal selama 2-3 menit dengan menggunakan cotton ball

  2. Foramen palatina mayor biasanya terletak 1 cm medial dari pertemuan antara molar 2 dan 3, terkadang sedikit lebih ke anterior atau posterior
  3. Letakkan cotton bud di pertemuan antara prosesus alveolaris maksila dan tulang palatina. Palpasi ke arah posterior dengan cotton bud hingga menemukan cekungan yang merupakan foramen palatina mayor
  4. Tekan foramen palatina mayor dengan cotton bud hingga jaringan sekitarnya menjadi putih (blanch)
  5. Sambil tetap menekan cotton bud, suntikan jarum 1-2 mm di anterior foramen palatina mayor dengan sudut 90 derajat. Jarum hanya masuk beberapa milimeter, biasanya 0,5 cm
  6. Lakukan aspirasi untuk menghindari gelembung udara di dalam spuit masuk ke dalam jaringan. Jika hal ini terjadi dapat terjadi emboli
  7. Injeksikan larutan anestesi lokal sebanyak 0,3-0,5 ml. Penyuntikan anestesi berlebihan dapat menyebabkan pemisahan mukosa dan palatum sehingga terjadi nekrosis[10,13]

Prosedural Blok Saraf Mandibularis

Jenis blok saraf oral maksila antara lain blok saraf alveolar inferior (IAN), blok saraf mental, blok saraf lingual, dan blok saraf bukal.

Blok Saraf Alveolar Inferior (Inferior Alveolar Nerve/IAN)

Blok saraf alveolar inferior (IAN) memiliki area anestesi yang mencakup seluruh gigi mandibularis ipsilateral, mukosa labial ipsilateral, dan mental ipsilateral. Patokan saraf ini adalah coronoid notch, occlusal plane, dan lingual.

Prosedur Blok Saraf Alveolar Inferior Adalah:

  1. Berdiri di sisi kontralateral sisi yang akan dianestesi
  2. Telunjuk diletakkan di sudut rahang, sementara ibu jari di dalam mulut. Pipi ditarik ke arah lateral, kemudian mencari cekungan paling besar di sisi anterior ramus mandibula yang merupakan coronoid notch

  3. Aplikasikan anestesi topikal selama 2-3 menit dengan menggunakan cotton ball

  4. Posisikan jarum sejajar dengan occlusal plane dan syringe diposisikan di antara premolar 1 dan 2 kontralateral. Jarum disuntikkan 1 cm di atas permukaan occlusal plane, tepat pada segitiga lingual. Jarum disuntikkan ke arah superior dan posterior lingual. Jarum ditusukkan hingga menyentuh tulang, lalu ditarik 1-2 mm
  5. Lakukan aspirasi untuk menghindari gelembung udara di dalam spuit masuk ke dalam jaringan. Jika hal ini terjadi dapat terjadi emboli
  6. Injeksikan 2-4 ml anestesi lokal[17]

Blok Saraf Mental

Blok saraf mental memiliki area anestesi yang mencakup mukosa labial inferior ipsilateral dan kulit mental sisi lateral. Patokan saraf ini adalah foramen mental, premolar mandibula, dan lipatan mukobukal. Lokasi suntikan adalah lipatan mukobukal atau di depan foramen mental.

Prosedur Blok Saraf Mental Dilakukan dengan Cara:

  1. Menentukan lokasi foramen mental, yaitu 1 cm inferior dari pertemuan premolar 1 dan 2. Foramen mental teraba sebagai tulang yang ireguler
  2. Aplikasikan anestesi topikal selama 2-3 menit dengan menggunakan cotton ball

  3. Untuk mendapatkan lokasi foramen mental, tempatkan jarum 1 cm di bawah dari premolar 2 dengan sudut 45 derajat; atau dapat juga dengan menempatkan jarum pada lipatan mukobukal gigi taring atau molar 1 dan diarahkan ke foramen mental
  4. Lakukan aspirasi untuk menghindari gelembung udara di dalam spuit masuk ke dalam jaringan. Jika hal ini terjadi dapat terjadi emboli
  5. Injeksikan 1-2 ml anestesi lokal[18]

Blok Saraf Lingual

Blok saraf lingual memiliki area anestesi yang mencakup 2/3 anterior glossal ipsilateral. Patokan saraf ini adalah gigi molar 2 mandibula.

Prosedur Blok Saraf Lingual adalah:

  1. Berdiri di sisi kontralateral sisi yang akan dianestesi
  2. Aplikasikan anestesi topikal selama 2-3 menit dengan menggunakan cotton ball.

  3. Suntikkan jarum 1 cm di bawah garis gusi molar 2. Jarum dimasukkan ke arah posterior hingga 1 cm.
  4. Lakukan aspirasi untuk menghindari gelembung udara di dalam spuit masuk ke dalam jaringan. Jika hal ini terjadi dapat terjadi emboli
  5. Injeksikan 1-1,5 ml anestesi lokal[11]

Blok Saraf Bukal

Blok saraf bukal memiliki area anestesi yang mencakup membran mukosa pada bukal dan vestibula nasal. Patokan saraf ini adalah gigi molar 3 mandibula, batas anterior ramus mandibula, dan occlusal plane.

Prosedur Blok Saraf Bukal adalah:

  1. Aplikasikan anestesi topikal selama 2-3 menit dengan menggunakan cotton ball

  2. Injeksikan jarum di batas anterior ramus mandibula dan 1 mm lateral dari molar 3. Jarum sejajar dengan occlusal plane dan dimasukkan 3-4 mm
  3. Lakukan aspirasi untuk menghindari gelembung udara di dalam spuit masuk ke dalam jaringan. Jika hal ini terjadi dapat terjadi emboli
  4. Injeksikan 2 ml anestesi lokal[4]

Follow-up

Setelah dilakukan deponir larutan anestesi, perlu dilakukan pemantauan beberapa menit untuk memastikan bahwa anestesi berhasil. Tanda-tanda anestesi berhasil adalah mukosa sekitar lokasi injeksi berwarna keputihan, dan pasien merasa kebas dan kesemutan pada area yang dianestesi.[5]

 

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Paulina Livia Tandijono

Referensi

3. Echaniz G, Chan V, Maynes JT, Jozaghi Y, Agur A. Ultrasound-guided maxillary nerve block: an anatomical study using the suprazygomatic approach. Can J Anaesth. 2020 Feb;67(2):186-193. English. doi: 10.1007/s12630-019-01481-x
4. Van Meter MW. Oral nerve block. Medscape, 2019. https://emedicine.medscape.com/article/82850-overview#a3
5. Hashmi GS, Bakialakshmi N. Different Techniques of Inferior Alveolar Nerve Block-A Simplified Review. Univ J Maxillofac Oral Sci. 2021. Vol. 1, Issue 1. https://www.researchgate.net/publication/351991830
6. Subbiya A, Vikash R, Anuradha B, Mitthra S. Failure Of Inferior Alveolar Nerve Block And How To Overcome It: A Review. Europ J Molecular Clin Med, 2020. 7(05). https://ejmcm.com/article_4104_b3dd89b0d80f3855f09b38b687f6bb8d.pdf
7. Yongki R, Kawulusan NN, Purwanti I. Effectiveness comparison of inferior alveolar nerve block anesthesia using direct and indirect technique. J Dentomaxillofacial Sci, 2016. 1(3): 343. doi: 10.15562/jdmfs.v1i3.312.
8. Thangavelu K, Kannan R, Kumar NS. Inferior alveolar nerve block: Alternative technique. Anesth Essays Res. 2012 Jan-Jun;6(1):53-7. doi: 10.4103/0259-1162.103375. PMID: 25885503; PMCID: PMC4173425.
9. Lee CR, Yang HJ. Alternative techniques for failure of conventional inferior alveolar nerve block. J Dent Anesth Pain Med. 2019;19(3):125-134. doi:10.17245/jdapm.2019.19.3.125
10. Janani N, Parthasarathy S. Maxillary nerve block-a useful supplementary technique in the management of trigeminal neuralgia-a case report. J Basic Clin Appl Health Sci. 2019;2:43-4. Available: https://www.jbcahs.org
11. Balasubramanian S, Paneerselvam E, Guruprasad T, Pathumai M, Abraham S, Krishnakumar Raja VB. Efficacy of Exclusive Lingual Nerve Block versus Conventional Inferior Alveolar Nerve Block in Achieving Lingual Soft-tissue Anesthesia. Ann Maxillofac Surg. 2017;7(2):250-255. doi:10.4103/ams.ams_65_17
12. Tomaszewska IM, Zwinczewska H, Gładysz T, Walocha JA. Anatomy and clinical significance of the maxillary nerve: a literature review. Folia Morphol (Warsz). 2015;74(2):150-6. doi: 10.5603/FM.2015.0025. PMID: 26050800.
13. Aoun G, Zaarour I, Sokhn S, Nasseh I. Maxillary nerve block via the greater palatine canal: An old technique revisited. J Int Soc Prev Community Dent. 2015;5(5):359-364. doi:10.4103/2231-0762.165930
14. Tomić S, Simić I, Stanojević M, Janković S, Todorović L. Anterior and middle superior alveolar block is efficient for maxillary premolar teeth extractions regardless of the injection system or anesthetic with adrenaline used. Srp Arh Celok Lek. 2016 Sep-Oct;144(9-10):470-3. PMID: 29652460.
15. Singla H, Alexander M. Posterior superior alveolar nerve blocks: a randomised controlled, double blind trial. J Maxillofac Oral Surg. 2015;14(2):423-431. doi:10.1007/s12663-014-0648-2
16. Rostetter C, Schenkel JS, Lübbers HT, Schriber M, Zweifel DF. Leitungsanästhesie des Nervus infraorbitalis [Conduction anesthesia of the infraorbital nerve - A guide to intraoral nerve block anesthesia of the infraorbital nerv]. Swiss Dent J. 2021 Jan 11;131(1):62-63.
17. Khalil H. A basic review on the inferior alveolar nerve block techniques. Anesth Essays Res. 2014;8(1):3-8. doi:10.4103/0259-1162.128891
18. Betz D, Fane K. Mental Nerve Block. [Updated 2022 Feb 3]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482243/

Kontraindikasi Blok Saraf Oral
Komplikasi Blok Saraf Oral

Artikel Terkait

  • Prosedur Dental Invasif Tidak Meningkatkan Risiko Endokarditis Infektif
    Prosedur Dental Invasif Tidak Meningkatkan Risiko Endokarditis Infektif
  • Efek Tea Bag untuk Menghentikan Pendarahan Setelah Cabut Gigi
    Efek Tea Bag untuk Menghentikan Pendarahan Setelah Cabut Gigi
  • Manajemen Pasien Bedah Dental yang Mengonsumsi Novel Oral Anticoagulants (NOAC)
    Manajemen Pasien Bedah Dental yang Mengonsumsi Novel Oral Anticoagulants (NOAC)
  • Jangan Tunda Cabut Gigi pada Pasien Hipertensi
    Jangan Tunda Cabut Gigi pada Pasien Hipertensi
  • Anestesi Umum atau Lokal untuk Ekstraksi Gigi Bungsu
    Anestesi Umum atau Lokal untuk Ekstraksi Gigi Bungsu

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 02 Januari 2025, 07:52
Obat antihipertensi pada pasien gagal cabut gigi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok, mau bertanya. Kalo misalnya kita (dr umum) dpt pasien yg dtg dengan keluhan mau cabut gigi tapi tensi nya itu tinggi. Apakah boleh saat itu juga...
Anonymous
Dibalas 06 Februari 2024, 08:16
Riwayat penyakit yang memiliki kontraindikasi cabut gigi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok mau bertanya kondisi pasien atau riwayat penyakit apa saja kontraindikasi cabut gigi, terimakasih dok
Anonymous
Dibalas 06 Desember 2023, 12:50
Gigi geraham sering kemasukan bekas makanan setelah dicabut
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat malam izin dok. Jika kondisi gigi geraham 2 pasien setelah pencabutan gigi sekitar 6 hari yg lalu seperti ini sering kemasukan makan di bagian bekas...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.