Indikasi Blok Saraf Oral
Indikasi blok saraf oral adalah sebagai prosedur anestesi sebelum tindakan medis invasif, seperti cabut gigi, ataupun untuk menghilangkan keluhan nyeri orofasial misalnya akibat trauma wajah.[6,7]
Tindakan Medis
Tindakan medis yang memerlukan anestesi blok saraf oral meliputi ekstraksi gigi posterior mandibula, penanganan impaksi gigi bungsu, penanganan abses dentoalveolar, hingga penanganan vulnus laceratum pada area orofasial.[5,8]
Ekstraksi Gigi
Ekstraksi gigi posterior mandibula memerlukan injeksi anestesi blok mandibula. Hal ini dikarenakan struktur tulang mandibula yang kompak, sehingga menyebabkan larutan anestesi yang diinjeksikan secara intraligamen tidak dapat menganestesi dengan sempurna.[8,9]
Odontektomi
Selain itu, pada kasus odontektomi juga diperlukan anestesi blok mandibula karena prosedur operasi yang dilakukan cukup besar. Prosedur odontektomi memerlukan pembukaan gingiva dengan teknik flap, pengurangan tulang alveolar, hemiseksi dental, dan penjahitan.[2,10]
Abses Dentoalveolar
Injeksi anestesi lokal melalui teknik intraligamen seringkali juga tidak memberikan efek yang baik pada kasus abses dentoalveolar. Hal ini disebabkan larutan anestesi akan dinetralisir oleh lingkungan basa abses, sehingga anestesi tidak akan berjalan dengan sempurna. Untuk itu, injeksi anestesi blok dapat dipertimbangkan, karena yang dianestesi adalah saraf terminalnya, bukan saraf perifer.[1-3]
Penjahitan Luka Robek pada Wajah
Selain untuk menunjang prosedur intraoral, anestesi blok saraf oral juga dapat digunakan untuk menunjang prosedur ekstraoral, seperti pada kasus penanganan vulnus laceratum area fasial. Hal ini disebabkan percabangan saraf trigeminus maksilaris atau trigeminus mandibularis juga terdapat hingga ke bukalis dan fasialis.[2,3,5]
Analgesik
Blok saraf oral juga dapat digunakan sebagai solusi untuk mengatasi rasa nyeri orofasial, misalnya akibat pulpitis, periodontitis apikalis akut, ataupun fraktur wajah (fraktur mandibula, fraktur maksila, maupun fraktur dentoalveolar). Namun demikian, penghilangan rasa nyeri ini hanya bersifat sementara selama onset anestesi masih ada.[2,3,11,12]
Penulisan pertama oleh: dr. Paulina Livia Tandijono