Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Krioterapi pada Kulit monika-natalia 2022-11-29T08:49:23+07:00 2022-11-29T08:49:23+07:00
Krioterapi pada Kulit
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Krioterapi pada Kulit

Oleh :
dr. Devina Sagitania
Share To Social Media:

Teknik krioterapi pada kulit adalah dengan mengaplikasikan suhu beku untuk mencapai penghancuran jaringan. Krioterapi dapat dilakukan pada pasien rawat jalan menggunakan teknik dipstick, spray, atau cryoprobe. Krioterapi pada kulit merupakan prosedur rawat jalan yang umum dilakukan karena aspek keamanan, efikasi, biaya, dan kemudahan penggunaan yang baik. Tindakan ini juga tidak memerlukan anestesi injeksi dan umumnya memberi hasil kosmetik yang baik.[1,2,6]

Persiapan Pasien

Pasien harus dilakukan pemeriksaan dan penegakan diagnosis mengenai kondisi pasien sebelum tindakan. Pastikan pula ada tidaknya kontraindikasi, seperti riwayat hipersensitivitas terhadap krioterapi sebelumnya. Minta informed consent, yaitu penjelasan mengenai alur atau proses tindakan, risiko atau komplikasi yang dapat terjadi, hingga tata laksana setelah  tindakan.[1-5]

Untuk pengobatan lesi maligna, terutama dengan probe kontak, antiseptik topikal harus diterapkan karena ada risiko perdarahan. Untuk lesi hiperkeratosis, kuretase harus dilakukan untuk memungkinkan pemberian nitrogen cair yang lebih baik dan lebih akurat. Untuk lesi kecil, injeksi anestesi lokal mungkin lebih menyakitkan daripada krioterapi itu sendiri dan oleh karena itu tidak diindikasikan.

Secara umum, krioterapi pada lesi kecil dapat ditoleransi dengan baik oleh kebanyakan pasien. Untuk area yang lebih luas, anestesi topikal dapat diterapkan beberapa jam sebelum prosedur untuk membantu mengurangi rasa sakit terkait proses pembekuan.[1]

Posisi Pasien

Posisi pasien saat dilakukan krioterapi dapat duduk atau berbaring, baik supinasi maupun pronasi, tergantung area yang akan dilakukan tindakan.[1,5]

Prosedural

Krioterapi dapat dilakukan dengan dipstick, spray, dan cryoprobe. Krioterapi dilakukan dengan menggunakan cryogen, biasanya nitrogen cair, untuk mendinginkan jaringan yang ditargetkan ke suhu di bawah nol. Efek ini menginduksi kerusakan jaringan dengan menginduksi iskemia jaringan dan menginduksi cedera sel osmotik.[1,6,7]

Nitrogen cair pada suhu -196°C  merupakan cryogen yang paling efektif untuk penggunaan klinis, termasuk lesi ganas. Umumnya, penghancuran lesi jinak membutuhkan suhu -20°C hingga -30°C. Penghancuran lesi maligna sering membutuhkan suhu -40 °C hingga -50 °C.[6,7]

Dipstick

Teknik dipstick dilakukan dengan mencelupkan lidi kapas ke dalam nitrogen cair dan mengaplikasikannya langsung ke lesi. Prosedur ini diulang kurang lebih 5-45 detik sampai lesi menjadi putih.

Dengan metode ini, kedalaman dibatasi sampai 2 mm dan dapat terjadi krusta setelah pembekuan. Penyembuhan luka kurang lebih selama 2 minggu.

Metode ini menciptakan kedalaman pembekuan yang cukup untuk lesi kulit non-maligna, seperti keratosis aktinik, angioma, moluskum kontagiosum, veruka vulgaris, dan lentigo simpleks.[6,7]

Spray

The timed spot freeze open-spray technique merupakan yang paling umum digunakan. Tabung semprot berisi nitrogen cair disemprotkan pada sudut 90 derajat dan jarak 1-2 cm dari permukaan kulit. Penyemprotan ditujukan pada pusat lesi.

Pusat dari lesi disemprot sampai lesi dan batas lateral yang diinginkan tercapai. Kulit yang membeku akan segera berubah menjadi putih. Batas lateral untuk lesi jinak biasanya 1-2 mm; lesi pre-maligna membutuhkan batas 2-3 mm; dan lesi maligna membutuhkan batas 4-5 mm.

Setelah batas yang diinginkan telah tercapai, semprotan nitrogen cair harus dipertahankan hingga waktu pembekuan yang adekuat. Waktu yang diperlukan untuk mempertahankan lesi yang membeku bervariasi berdasarkan jenis lesi dan dapat berkisar dari 5 hingga 30 detik.[6,7]

Cryoprobe

Teknik cryoprobe melibatkan aplikasi langsung dari aksesori logam yang didinginkan terhadap lesi kulit. Media gel diperlukan antara probe dan permukaan kulit untuk meningkatkan kontak.

Teknik cryoprobe menggunakan ujung logam datar yang telah didinginkan sebelumnya dan terpasang ke pistol semprot nitrogen cair. Ujung logam ditempatkan dengan kuat pada lesi untuk mendinginkan lesi. Tekanan langsung pada lesi mempengaruhi kedalaman dan batas penyebaran lateral pembekuan, sehingga waktu pembekuan umumnya lebih lama. Secara umum, waktu 15-20 detik diperlukan untuk lesi jinak dan hingga beberapa menit untuk lesi maligna.

Ketika pembekuan terbentuk, probe perlahan-lahan ditarik dari kulit untuk mencegah kerusakan lebih lanjut di jaringan sekitarnya. Lesi yang dapat ditangani dengan teknik cryoprobe meliputi hemangioma, dermatofibroma, kista mixoid, xanthelasma, karsinoma sel basal, dan karsinoma sel skuamosa non-invasif.[5-8]

Follow up

Perawatan pasca tindakan tergantung pada jenis lesi, lokasi, serta kedalaman dan siklus pembekuan. Pada kebanyakan kasus, pasien bisa kembali bekerja dan berolahraga pada hari prosedur dilakukan.

Pasien harus diberitahu bahwa area sisa krioterapi yang tidak terlalu dalam akan membaik secara spontan dalam 10 hari. Jika tampak ada jaringan granulasi, pasien dianjurkan untuk merawat dengan sabun dan air, atau aplikasi salep antibiotik.

Jelaskan pada pasien mengenai tanda-tanda infeksi lokal. Tergantung pada kedalaman perawatan, eksudat dapat terlihat hingga 2 minggu setelah perawatan. Penyembuhan luka yang berkepanjangan dapat terjadi pada kaki atau area dengan sirkulasi yang buruk.[1,5-8]

Referensi

1. Prohaska J, Jan AH. Cryotherapy. In: StatPearls.Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-.
2. Arisi M, Guasco Pisani E, Calzavara-Pinton P, Zane C. Cryotherapy for Actinic Keratosis: Basic Principles and Literature Review. Clin Cosmet Investig Dermatol. 2022 Mar 5;15:357-365. doi: 10.2147/CCID.S267190. PMID: 35283641; PMCID: PMC8906699.
3. Farhangian ME, Snyder A, Huang KE, Doerfler L, Huang WW, Feldman SR. Cutaneous cryosurgery in the United States. J Dermatolog Treat. 2016;27(1):91-4
4. Akarsu S, Kamberoglu I. Cryotherapy for Common Premalignant and Malignant Skin Disorders. In (Ed.), Dermatologic Surgery and Procedures. IntechOpen. 2017. https://doi.org/10.5772/intechopen.70286
5. Unger JG. Cryotherapy. Medscape, 2022. https://emedicine.medscape.com/article/1125851-overview
6. Clebak, et al. Cutaneous Cryosurgery for Common Skin Conditions. American Family Physician. 2020.
7. Cranwell WC, Sinclair R. Optimising cryosurgery technique. Aust Fam Physician. 2017;46(5):270-274. PMID: 28472571.
8. Ashique KT, Kaliyadan F, Jayasree P. Cryotherapy: Tips and Tricks. J Cutan Aesthet Surg. 2021 Apr-Jun;14(2):244-247. doi: 10.4103/JCAS.JCAS_141_20. PMID: 34566372; PMCID: PMC8423213.

Kontraindikasi Krioterapi pada K...
Komplikasi Krioterapi pada Kulit

Artikel Terkait

  • Cedera Optik Akibat Paparan Sinar Laser
    Cedera Optik Akibat Paparan Sinar Laser
  • Manajemen Optimal untuk Mencegah Komplikasi Tattoo Removal Menggunakan Terapi Laser
    Manajemen Optimal untuk Mencegah Komplikasi Tattoo Removal Menggunakan Terapi Laser
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 25 Februari 2025, 13:58
Bolehkah dokter yang sedang hamil melakukan tindakan IPL
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter,Apakah sebagai dokter estetika yang sedang hamil boleh melakukan tindakan laser & IPL ke pasien? Bahayakah untuk janin apalgi di semester 1?Krena...
Anonymous
Dibalas 06 November 2024, 14:57
Laser dan IPL saat hamil
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya mau bertanya jika seorang pasien sedang hamil apakah masih boleh melakukan tindakan ipl dan laser?
Anonymous
Dibalas 22 Januari 2024, 15:23
Keamanan treatment laser pada ibu hamil trimester 1
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya mau tanya apakah aman dilakukan treatment laser acne untuk ibu hamil trimester 1? terima kasih dok

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.