Teknik Krioterapi pada Kulit
Teknik krioterapi pada kulit adalah dengan mengaplikasikan suhu beku untuk mencapai penghancuran jaringan. Krioterapi dapat dilakukan pada pasien rawat jalan menggunakan teknik dipstick, spray, atau cryoprobe. Krioterapi pada kulit merupakan prosedur rawat jalan yang umum dilakukan karena aspek keamanan, efikasi, biaya, dan kemudahan penggunaan yang baik. Tindakan ini juga tidak memerlukan anestesi injeksi dan umumnya memberi hasil kosmetik yang baik.[1,2,6]
Persiapan Pasien
Pasien harus dilakukan pemeriksaan dan penegakan diagnosis mengenai kondisi pasien sebelum tindakan. Pastikan pula ada tidaknya kontraindikasi, seperti riwayat hipersensitivitas terhadap krioterapi sebelumnya. Minta informed consent, yaitu penjelasan mengenai alur atau proses tindakan, risiko atau komplikasi yang dapat terjadi, hingga tata laksana setelah tindakan.[1-5]
Untuk pengobatan lesi maligna, terutama dengan probe kontak, antiseptik topikal harus diterapkan karena ada risiko perdarahan. Untuk lesi hiperkeratosis, kuretase harus dilakukan untuk memungkinkan pemberian nitrogen cair yang lebih baik dan lebih akurat. Untuk lesi kecil, injeksi anestesi lokal mungkin lebih menyakitkan daripada krioterapi itu sendiri dan oleh karena itu tidak diindikasikan.
Secara umum, krioterapi pada lesi kecil dapat ditoleransi dengan baik oleh kebanyakan pasien. Untuk area yang lebih luas, anestesi topikal dapat diterapkan beberapa jam sebelum prosedur untuk membantu mengurangi rasa sakit terkait proses pembekuan.[1]
Posisi Pasien
Posisi pasien saat dilakukan krioterapi dapat duduk atau berbaring, baik supinasi maupun pronasi, tergantung area yang akan dilakukan tindakan.[1,5]
Prosedural
Krioterapi dapat dilakukan dengan dipstick, spray, dan cryoprobe. Krioterapi dilakukan dengan menggunakan cryogen, biasanya nitrogen cair, untuk mendinginkan jaringan yang ditargetkan ke suhu di bawah nol. Efek ini menginduksi kerusakan jaringan dengan menginduksi iskemia jaringan dan menginduksi cedera sel osmotik.[1,6,7]
Nitrogen cair pada suhu -196°C merupakan cryogen yang paling efektif untuk penggunaan klinis, termasuk lesi ganas. Umumnya, penghancuran lesi jinak membutuhkan suhu -20°C hingga -30°C. Penghancuran lesi maligna sering membutuhkan suhu -40 °C hingga -50 °C.[6,7]
Dipstick
Teknik dipstick dilakukan dengan mencelupkan lidi kapas ke dalam nitrogen cair dan mengaplikasikannya langsung ke lesi. Prosedur ini diulang kurang lebih 5-45 detik sampai lesi menjadi putih.
Dengan metode ini, kedalaman dibatasi sampai 2 mm dan dapat terjadi krusta setelah pembekuan. Penyembuhan luka kurang lebih selama 2 minggu.
Metode ini menciptakan kedalaman pembekuan yang cukup untuk lesi kulit non-maligna, seperti keratosis aktinik, angioma, moluskum kontagiosum, veruka vulgaris, dan lentigo simpleks.[6,7]
Spray
The timed spot freeze open-spray technique merupakan yang paling umum digunakan. Tabung semprot berisi nitrogen cair disemprotkan pada sudut 90 derajat dan jarak 1-2 cm dari permukaan kulit. Penyemprotan ditujukan pada pusat lesi.
Pusat dari lesi disemprot sampai lesi dan batas lateral yang diinginkan tercapai. Kulit yang membeku akan segera berubah menjadi putih. Batas lateral untuk lesi jinak biasanya 1-2 mm; lesi pre-maligna membutuhkan batas 2-3 mm; dan lesi maligna membutuhkan batas 4-5 mm.
Setelah batas yang diinginkan telah tercapai, semprotan nitrogen cair harus dipertahankan hingga waktu pembekuan yang adekuat. Waktu yang diperlukan untuk mempertahankan lesi yang membeku bervariasi berdasarkan jenis lesi dan dapat berkisar dari 5 hingga 30 detik.[6,7]
Cryoprobe
Teknik cryoprobe melibatkan aplikasi langsung dari aksesori logam yang didinginkan terhadap lesi kulit. Media gel diperlukan antara probe dan permukaan kulit untuk meningkatkan kontak.
Teknik cryoprobe menggunakan ujung logam datar yang telah didinginkan sebelumnya dan terpasang ke pistol semprot nitrogen cair. Ujung logam ditempatkan dengan kuat pada lesi untuk mendinginkan lesi. Tekanan langsung pada lesi mempengaruhi kedalaman dan batas penyebaran lateral pembekuan, sehingga waktu pembekuan umumnya lebih lama. Secara umum, waktu 15-20 detik diperlukan untuk lesi jinak dan hingga beberapa menit untuk lesi maligna.
Ketika pembekuan terbentuk, probe perlahan-lahan ditarik dari kulit untuk mencegah kerusakan lebih lanjut di jaringan sekitarnya. Lesi yang dapat ditangani dengan teknik cryoprobe meliputi hemangioma, dermatofibroma, kista mixoid, xanthelasma, karsinoma sel basal, dan karsinoma sel skuamosa non-invasif.[5-8]
Follow up
Perawatan pasca tindakan tergantung pada jenis lesi, lokasi, serta kedalaman dan siklus pembekuan. Pada kebanyakan kasus, pasien bisa kembali bekerja dan berolahraga pada hari prosedur dilakukan.
Pasien harus diberitahu bahwa area sisa krioterapi yang tidak terlalu dalam akan membaik secara spontan dalam 10 hari. Jika tampak ada jaringan granulasi, pasien dianjurkan untuk merawat dengan sabun dan air, atau aplikasi salep antibiotik.
Jelaskan pada pasien mengenai tanda-tanda infeksi lokal. Tergantung pada kedalaman perawatan, eksudat dapat terlihat hingga 2 minggu setelah perawatan. Penyembuhan luka yang berkepanjangan dapat terjadi pada kaki atau area dengan sirkulasi yang buruk.[1,5-8]