Pedoman Klinis Skleroterapi Varises
Pedoman klinis yang perlu diingat tentang skleroterapi varises adalah pemilihan agen sklerosan yang sesuai, yang dapat berupa agen osmotik, deterjen, atau agen iritan. Konsentrasi dan volume perlu disesuaikan dengan vena yang mengalami varises. Ada beberapa poin penting lain yang perlu diingat, yaitu:
- Skleroterapi varises bermanfaat untuk memperbaiki penampilan maupun gejala varises, seperti nyeri, rasa terbakar, bengkak, dan kram, tetapi >1 sesi mungkin diperlukan jika area yang perlu diterapi cukup luas
- Kontraindikasi absolut skleroterapi varises adalah hipersensitivitas terhadap zat sklerosan yang digunakan, tromboemboli vena akut, dan infeksi di area injeksi
Gold standard diagnosis varises sebelum skleroterapi adalah USG dupleks, yang digunakan untuk mengevaluasi anatomi dan hemodinamik fungsional vena
- Skleroterapi biasanya dimulai secara berurutan dari sumber refluks proksimal ke distal dan dari varises yang lebih besar ke varises yang lebih kecil, dengan jarak antar injeksi sekitar 2–3 cm
- Sebelum injeksi sklerosan, lakukan aspirasi terlebih dahulu untuk memastikan bahwa jarum telah terposisikan dengan benar; bila ada tanda-tanda ekstravasasi atau injeksi intra-arteri saat tindakan, segera hentikan
- Setelah tindakan, pasien dianjurkan untuk menggunakan stoking kompresi 5–7 hari atau hingga 2 minggu, serta dianjurkan untuk mobilisasi teratur
- Komplikasi tindakan dapat berupa anafilaksis, nekrosis jaringan, nekrosis kulit, hiperpigmentasi kulit, dan kelainan neurologis[1,2]