Pedoman Klinis Deep Brain Stimulation Procedure (DBS)
Deep brain stimulation procedure (DBS) bertujuan untuk memberikan stimulasi listrik pada otak, untuk meningkatkan fungsi dengan mengendalikan gejala yang ditargetkan. Pada akhirnya, terapi DBS akan memperbaiki kualitas hidup pasien.[3-5]
Pedoman klinis terkait DBS di antaranya:
- Saat ini, FDA menyetujui 5 indikasi DBS, yaitu pada kasus tremor esensial, penyakit Parkinson, distonia, gangguan obsesif kompulsif berat, dan epilepsi refrakter atau epilepsi resisten obat
- Indikasi DBS lain yang sedang diteliti adalah untuk tata laksana penyakit Alzheimer, gangguan depresi yang resisten obat, sindrom Tourette, dan nyeri kronis
- Perangkat DBS terdiri dari elektroda, implantable pulse generator (IPG) sebagai stimulator, dan kabel ekstensi
- Elektroda DBS ditanamkan di dalam otak pada area target yang dipilih. Stimulasi frekuensi tinggi akan mempengaruhi plastisitas sinaptik, yang menyebabkan dilatasi arteriol dan peningkatan aliran darah regional
- Kabel ekstensi berada di bawah superfisial kulit yang menghubungkan antara elektroda ke IPG. Alat IPG ditanam tepat di bawah kulit dekat klavikula.
- Penempatan perangkat DBS dilakukan oleh dokter bedah saraf, dengan pemantauan fungsi otak secara ketat oleh dokter saraf.
- Operasi pemasangan elektroda dilakukan dengan anestesi lokal, sehingga dapat dilakukan uji stimulasi intraoperasi. Sementara, operasi peletakan kabel ekstensi dan IPG dilakukan dalam anestesi umum
- Pasca operasi pemasangan DBS, neuromonitoring dilakukan selama 24 jam. Perlu diwaspadai gejala kelelahan atau kantuk akibat pneumocephalus atau delirium. Pasien penyakit Parkinson harus sesegera mungkin diberikan kembali obat antiparkinson
- Risiko komplikasi saat pembedahan adalah perdarahan intraserebral dan kejang. Sementara, komplikasi pasca bedah termasuk infeksi pada perangkat DBS, migrasi dan patah lead
- Ketahanan baterai IPG saat ini adalah 1‒3 tahun untuk pengobatan distonia dan 3‒5 tahun untuk pengobatan penyakit Parkinson[2-5,8]