Pendahuluan Antenatal Care
Antenatal care atau ANC adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan profesional kepada wanita hamil, yang bertujuan untuk memastikan bahwa kondisi ibu dan janin sehat selama kehamilan. Pelayanan antenatal mencakup identifikasi risiko, pencegahan dan penatalaksanaan kehamilan yang disertai dengan penyakit, serta pendidikan dan promosi kesehatan.[1]
Antenatal care atau ANC secara langsung mengurangi morbiditas dan mortalitas ibu dan anak perinatal. Antenatal care dapat mendeteksi dan menata laksana komplikasi kehamilan. Selain itu, ANC dapat secara tidak langsung mengidentifikasi wanita dan remaja yang memiliki risiko komplikasi selama kehamilan dan persalinan, agar tenaga kesehatan dapat merujuk ke fasilitas yang sesuai dengan level perawatan.[2]
Selama periode 2007–2014, hanya 64% wanita hamil di seluruh dunia melakukan kunjungan ANC sebanyak minimal 4 kali. Hal ini menunjukkan bahwa upaya untuk membenahi sistem ANC masih diperlukan. Apalagi, pedoman terbaru WHO pada tahun 2016 sudah mengubah anjuran ANC 4 kali menjadi 8 kali. Istilah “kunjungan” ANC juga sudah diganti menjadi “kontak”, yang menandakan perlunya komunikasi aktif antara ibu hamil dan petugas kesehatan saat ANC.[3-7]
Pedoman WHO menganjurkan USG sebelum usia kehamilan 24 minggu pada seluruh wanita hamil dengan tujuan untuk menghitung usia gestasi, mendeteksi kelainan janin dan kehamilan multifetal, serta meningkatkan pengalaman ibu dalam kehamilan.[8]
Wanita yang sudah menjalani pemeriksaan awal dengan USG tidak direkomendasikan untuk menjalani USG ulang setelah usia kehamilan 24 minggu. Namun, petugas medis harus menyarankan wanita yang belum pernah menjalani USG sebelum usia kehamilan 24 minggu untuk menjalani USG setelah usia kehamilan 24 minggu.[8]
Dengan adanya ANC, ibu hamil diharapkan akan mendapatkan pengalaman positif dari kehamilan. Pengalaman positif ini didefinisikan sebagai kondisi fisik dan sosiokultural yang tetap normal, serta kesehatan ibu dan janin yang terjaga. Hal ini bertujuan agar ibu mendapatkan transisi yang positif saat persalinan dan mendapatkan sisi positif sebagai ibu (termasuk penghargaan diri, kompetensi, dan autonomi).[9,10]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur