Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Antenatal Care general_alomedika 2022-08-08T17:20:43+07:00 2022-08-08T17:20:43+07:00
Antenatal Care
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Antenatal Care

Oleh :
dr.Bob Irsan, Sp.OG
Share To Social Media:

Teknik antenatal care atau ANC menurut Kemenkes Republik Indonesia bisa dirangkum menjadi 10T, yaitu timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, tentukan status gizi berdasarkan lingkar lengan atas, ukur tinggi fundus uteri, tentukan presentasi dan denyut jantung janin, skrining status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus difteri (Td) bila perlu, pemberian tablet zat besi, tes laboratorium sederhana atau berdasarkan indikasi, tata laksana kasus, dan temu wicara.[12]

Istilah “kunjungan” antenatal telah diganti menjadi istilah “kontak” karena lebih mewakili perlunya interaksi aktif antara ibu hamil dan tenaga medis selama ANC.

Persiapan Pasien

Pasien disarankan untuk datang bersama suami ataupun keluarga. Kemudian, pasien diminta untuk mengosongkan kandung kemih terlebih dahulu sebelum pemeriksaan.[14]

Peralatan

Peralatan yang perlu disediakan di dalam ruangan pemeriksaan adalah: tempat tidur, stethoscope, sphygmomanometer, alat Doppler atau monoscope, pita lingkar lengan atas (LiLa), termometer, pita meteran, timbangan, imunisasi tetanus difteri (Td), tablet zat besi, Kartu Ibu dan Anak (KIA), kohort antenatal, dan buku pedoman antenatal.[12]

Posisi Pasien

Pasien duduk terlebih dahulu agar staf medis bisa melakukan anamnesis. Pengukuran tinggi badan dan berat badan dilakukan dalam posisi berdiri. Lalu, pasien berbaring di tempat tidur untuk pemeriksaan lebih lanjut dengan posisi pemeriksa berada di sebelah kanan pasien.[12]

Prosedural

Saat memulai antenatal care dengan anamnesis, hal-hal yang perlu ditanyakan adalah:

  • Identitas pasien
  • Riwayat kehamilan yang sekarang dan yang lalu
  • Riwayat menstruasi
  • Riwayat persalinan yang lalu dan pemakaian alat kontrasepsi
  • Riwayat penyakit yang diderita dan riwayat penyakit keluarga
  • Keluhan pasien sekarang
  • Status imunisasi tetanus

Setelah itu, dokter melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang berupa:

  • Pemeriksaan tinggi badan dan LiLa (untuk kontak pertama kali) dan pengukuran berat badan serta tekanan darah (tiap kali kontak)
  • Palpasi tinggi fundus uteri (TFU), dan posisi janin (mulai trimester ketiga)
  • Auskultasi denyut jantung janin (DJJ) mulai trimester kedua
  • Tes laboratorium seperti golongan darah, tes triple eliminasi (hepatitis B, sifilis, dan HIV) dan malaria di daerah endemis pada kontak pertama. Tes lain ditambah sesuai indikasi, misalnya gluko-protein urine, gula darah sewaktu, sputum basil tahan asam (BTA), kusta, dan pemeriksaan feses untuk cacingan
  • Tes kadar hemoglobin saat kontak pertama dan trimester tiga menjelang partus
  • Pemeriksaan ada tidaknya edema pada ekstremitas atas dan bawah

Setelah semua hal tersebut dilakukan, dokter perlu:

  • Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien
  • Memberikan penyuluhan tentang kesehatan dan risiko pada ibu hamil
  • Menuliskan hasil pemeriksaan pada status ibu, buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), dan kohort ibu hamil
  • Menuliskan resep (kalsium laktat, zat besi, vitamin, dan asam folat)
  • Melakukan konseling yang meliputi intervensi nutrisi, penilaian kondisi ibu dan janin, pencegahan penyakit, intervensi simtom fisiologis umum, dan intervensi sistem kesehatan untuk meningkatkan kualitas ANC
  • Mendeteksi risiko bila ada dan merujuk ke dokter obstetri dan ginekologi
  • Mencatat status pasien di dalam rekam medik[12]

Follow-Up

Antenatal care yang dilakukan secara berkala terbukti bisa mengurangi risiko kematian neonatus. Namun, dokter juga perlu mengedukasi wanita hamil dan keluarganya bahwa ANC tidak perlu dilakukan secara berlebihan. Ibu hamil yang terlalu sering melakukan ANC akan menghabiskan banyak biaya medis yang sebenarnya tidak perlu. Padahal, sumber daya finansial tersebut biasanya lebih dibutuhkan saat persalinan.

World Health Organization merekomendasikan ANC untuk dilakukan 8 kali. Kontak 8 kali tersebut dilaporkan sudah efektif untuk mendeteksi komplikasi kehamilan dan mengurangi kemungkinan stillbirth maupun kematian neonatus. Frekuensi ANC yang ditentukan secara masuk akal (wajar) dapat menjamin keselamatan ibu dan janin tanpa menyia-nyiakan sumber daya.[10,11,15]

Jadwal ANC 8 kali yang dianjurkan adalah 1 kali pada trimester pertama, 2 kali pada trimester kedua (usia gestasi 20 dan 26 minggu), dan 5 kali pada trimester ketiga (usia gestasi 30, 34, 36, 38, dan 40 minggu). Bila persalinan belum terjadi pada usia gestasi 41 minggu, ibu hamil diminta berkontak kembali dengan tenaga kesehatan.[3]

Apabila ada kondisi berisiko yang terdeteksi saat ANC, petugas kesehatan di fasilitas kesehatan primer dapat merujuk pasien kepada dokter spesialis obstetri dan ginekologi untuk mendapatkan intervensi yang lebih lanjut.[10,15]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

3. Alkema L, Chou D, Hogan D, et al.; United Nations Maternal Mortality Estimation Inter-Agency Group collaborators and technical advisory group. Global, regional, and national levels and trends in maternal mortality between 1990 and 2015, with scenario-based projections to 2030: a systematic analysis by the UN Maternal Mortality Estimation Inter-Agency Group. Lancet. 2016;387(10017):462–74. doi:10.1016/ S0140-6736(15)00838-7.
10. Integrated Management of Pregnancy and Childbirth (IMPAC). In: Maternal, newborn, child and adolescent health. Geneva: World Health Organization. 2017.
11. WHO Recommendations on antenatal care for a positive pregnancy experience. Geneva: World Health Organization; 2016.
12. Kemenkes RI. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Edisi 3. 2020.
13. Abalos A, Chamillard M, Diaz V, et al. Antenatal care for healthy pregnant women: a mapping of interventions from existing guidelines to inform the development of new WHO guidance on antenatal care. BJOG. 2016;123(4):519–28. doi:10.1111/1471-0528.13820
14. Lovel B, Steen S, Esterman A. Bladder Scanning in Maternity Care; A scoping review. The Royal College of Midwives. Evidence Based Midwifery. 2017;15(2):60-70.
15. Wondemagegn AT, Alebel A, Tesema C, Abie W. The effect of antenatal care follow-up on neonatal health outcomes: a systematic review and meta-analysis. Public Health Rev. 2018;39:33. doi:10.1186/s40985-018-0110-y

Kontraindikasi Antenatal Care
Komplikasi Antenatal Care

Artikel Terkait

  • Rasionalisasi Pemberian Asam Folat pada Kehamilan
    Rasionalisasi Pemberian Asam Folat pada Kehamilan
  • Perawatan Gigi dan Mulut pada Ibu Hamil
    Perawatan Gigi dan Mulut pada Ibu Hamil
  • Skincare dalam Kehamilan
    Skincare dalam Kehamilan
  • Skrining dan Profilaksis Infeksi Streptococcus Grup B pada Kehamilan
    Skrining dan Profilaksis Infeksi Streptococcus Grup B pada Kehamilan
  • Pedoman Manajemen HIV Selama Kehamilan 2024 – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Manajemen HIV Selama Kehamilan 2024 – Ulasan Guideline Terkini

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Irwan Kreshnamurti SpOG
Dibalas 22 September 2024, 13:17
7 saat terbaik kontak ASI
Oleh: dr.Irwan Kreshnamurti SpOG
2 Balasan
1. Trimester 2 Kehamilan2. Trimester 3 Kehamilan3. Saat Persalinan / Umur Bayi 0 (nol) hari4. Umur Bayi 1 hari5. Umur Bayi 7 hari6. Umur Bayi 35 hari7. Umur...
dr.DR. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subsps K-Fetomaternal
Dibuat 21 Juli 2024, 22:21
Kelainan Bawaan Muskulo-Skeletal pada Janin
Oleh: dr.DR. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subsps K-Fetomaternal
0 Balasan
https://youtu.be/qgGvrY6QjPQKelainan congenital muskulo-skeletal merujuk pada gangguan atau kelainan janin yg terjadi pada sistem otot dan tulang yg terjadi...
dr.DR. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subsps K-Fetomaternal
Dibuat 17 Juli 2024, 14:00
Skrining Trimester Pertama - Deteksi Kelainan Bawaan Janin
Oleh: dr.DR. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subsps K-Fetomaternal
0 Balasan
https://youtu.be/2gTiOELji_8Fetal Screening TM1 adalah serangkaian tes yg dilakukan pada awal kehamilan untuk menilai risiko adanya kelainan kromosom pada...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.