Kontraindikasi Tubektomi
Kontraindikasi utama tubektomi adalah pasien yang ambivalen atau tidak yakin tentang sterilisasi. Selain itu, pasien yang sedang hamil, pasien yang tidak mampu membuat keputusan sendiri, pasien yang memiliki keganasan ginekologi, dan pasien yang memiliki infeksi pelvis aktif juga menjadi kontraindikasi.
Tiap teknik tubektomi dapat memiliki kontraindikasi yang bervariasi. Teknik laparoskopi biasanya tidak dianjurkan pada pasien dengan obesitas atau riwayat bedah abdomen yang berisiko adhesi. Sementara itu, tubektomi transervikal melalui histeroskopi tidak dianjurkan pada wanita yang memiliki hipersensitivitas terhadap agen anestesi lokal atau terhadap kontras.[6-8]
World Health Organization (WHO) memiliki kriteria untuk menentukan kapan tubektomi harus ditunda. Kriteria tersebut memuat beragam kondisi medis yang perlu dievaluasi atau ditangani terlebih dahulu sebelum sterilisasi, seperti kondisi postpartum dan postabortus tertentu, kondisi kardiovaskular, infeksi saluran reproduksi, dan lainnya.[9]
Referensi
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)