Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi USG Abdomen general_alomedika 2023-11-29T11:20:55+07:00 2023-11-29T11:20:55+07:00
USG Abdomen
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Indikasi USG Abdomen

Oleh :
dr. Meliyana
Share To Social Media:

Indikasi pemeriksaan USG abdomen adalah untuk mendiagnosis kelainan pada organ-organ dalam rongga abdomen seperti batu ginjal, batu empedu, aneurisma aorta abdominalis, neoplasma hepar, dan karsinoma pankreas. Pemeriksaan ini dapat menilai ginjal, hepar, kandung empedu, aorta abdominalis, limpa, organ gastrointestinal dan pankreas. USG abdomen juga dapat digunakan sebagai penuntun biopsi atau pembedahan.[1-3]

Ginjal

USG abdomen dapat menilai struktur anatomi ginjal seperti ukuran ginjal, ketebalan ginjal, kondisi parenkim ginjal, lemak dan pembuluh darah. Kelainan ginjal yang dapat dinilai dengan pemeriksaan USG adalah penyakit ginjal polikistik, tumor ginjal, hidronefrosis, batu ginjal, penyakit ginjal kronis, dan cedera ginjal akut.

Hidronefrosis dapat disebabkan oleh obstruksi saluran kemih akibat massa, batu, abses, atau kondisi megaureter. Selain untuk membantu menegakkan diagnosis, USG abdomen juga dapat digunakan untuk memandu tindakan medis seperti biopsi ginjal, drainase abses, atau percutaneous nephrostomy.[7,8]

Hepar dan Kandung Empedu

Pemeriksaan USG abdomen dapat menilai organ hepar, kandung empedu, dan duktus biliaris. Contoh kelainan hepar yang dapat didiagnosis dengan USG abdomen adalah perlemakan hati (fatty liver), penyakit hati kronis, abses hepar, dan neoplasma hepar, sedangkan contoh kelainan pada kandung empedu yang dapat didiagnosis adalah batu empedu dan kolesistitis.[4,5,9,10]

Hepar

USG abdomen dapat digunakan sebagai pemeriksaan penunjang awal untuk melihat adanya akumulasi lemak di liver pada kasus fatty liver sebelum penegakkan diagnosis pasti dengan biopsi dan pemeriksaan histopatologi dilakukan.

USG abdomen juga dapat digunakan untuk menilai lesi fokal seperti neoplasma primer hepar, metastasis, kista, abses, angioma, dan focal nodular hyperplasia. Selain itu, USG abdomen juga dapat menilai hepatomegali dan penyakit hati kronis seperti gambaran fibrosis pada sirosis hepatis.

Kandung Empedu

USG abdomen untuk memeriksa batu empedu memiliki sensitivitas hingga 97% dan spesifisitas hingga 95%. Selain itu, USG abdomen juga dapat menilai kolesistitis dan obstruksi sistem bilier seperti koledokolitiasis.

Penyakit lain yang juga dapat menyebabkan kelainan pada saluran bilier dan dapat ditemukan dengan USG abdomen adalah kelainan kongenital (seperti kista duktus biliaris), kolangitis, kelainan yang disebabkan parasit, dan tumor.[4,5,9,10]

Aorta

Aneurisma aorta abdominalis (AAA) merupakan penyakit dengan morbiditas dan mortalitas yang sangat tinggi. Skrining AAA secara dini dengan USG abdomen dapat mencegah terjadinya ruptur aneurisma dan menurunkan angka kematian. USG abdomen sangat direkomendasikan untuk diagnosis AAA karena dapat dilakukan dengan cepat, murah, dan aman.[11,12]

Limpa

Kelainan pada limpa yang dapat dinilai dengan pemeriksaan USG abdomen adalah splenomegali, kista, neoplasma primer dari limpa, atau metastasis dari organ lain. USG abdomen juga dapat menilai spleen infarction yang disebabkan oleh oklusi arteri splenicha dan komplikasi yang terjadi akibat kondisi ini seperti ruptur limpa, pseudokista, perdarahan dan abses pada limpa.

USG abdomen juga dapat memandu prosedur fine needle aspiration biopsy (FNAB) atau core needle biopsy (CNB). Penggunaan USG untuk memandu tindakan biopsi dapat mengurangi morbiditas dan komplikasi seperti perdarahan, pneumothorax, efusi pleura, dan injuri kolon.[13,14]

Gastrointestinal

Pemeriksaan USG abdomen dapat dilakukan untuk menilai gaster, usus halus, usus besar, apendiks, dan ada tidaknya cairan atau udara pada rongga peritoneum di sekitar usus. Kelainan yang terjadi pada organ-organ gastrointestinal dapat berupa perforasi, inflamasi, trauma, atau neoplasma. Namun, pemeriksaan computed tomography (CT) bersifat lebih akurat untuk menilai kelainan sistem gastrointestinal dibandingkan USG karena gambaran abnormal mungkin tidak terdeteksi oleh USG.

Kurang akuratnya USG dalam mendeteksi kelainan gastrointestinal menyebabkan pemeriksaan ini hanya disarankan bagi pasien yang perlu menghindari radiasi seperti ibu hamil dan anak-anak.

Beberapa penyakit yang dapat dinilai dengan USG abdomen adalah Crohn’s disease, kolitis ulseratif, apendisitis akut, tuberkulosis usus, tumor, divertikulitis, megakolon, perforasi usus, karsinoma pankreas, dan enteropati terkait nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID). USG abdomen juga dapat menilai fistula dan abses pada saluran pencernaan. Pada bayi, pemeriksaan ini dapat mendiagnosis stenosis pilorus.[3,6,15]

Focused Assessment with Sonography in Trauma

Indikasi lain pemeriksaan USG abdomen adalah untuk menilai trauma abdomen secara terfokus. Pemeriksaan ini disebut Focused Assessment with Sonography in Trauma (FAST). FAST dilakukan untuk mengevaluasi perdarahan organ-organ solid abdomen setelah trauma tumpul maupun trauma penetrasi yang stabil. Keuntungan FAST adalah mempersingkat waktu diagnosis trauma tumpul abdomen, menilai hemoperitoneum secara akurat, mudah dilakukan, cepat, noninvasif, dapat diulang, dan aman untuk ibu hamil serta anak-anak.[16]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

1. Tomizama M, Shinozaki F. Abdominal ultrasonography for patients with abdominal pain as a first-line diagnostic imaging modality. Experimental and Therapeutic Medicine. 2017;3(5):1932–1936. doi: 10.3892/etm.2017.4209
2. Nunes TF. Percutaneous biopsy of abdominal lesions: what is currently the best diagnostic strategy?. Radiol Bras. 2018;51(3):V–VI. doi: 10.1590/0100-3984.2018.51.3e1
3. Coppolino FF, Gatta G, Reginelli A, et al. Gastrointestinal perforation: ultrasonographic diagnosis. Critical Ultrasound Journal. 2013;5(Suppl 1):S4. doi: 10.1186/2036-7902-5-S1-S4
4. Thomas S, Jahangir K. Noninvasive imaging of the biliary system relevant to percutaneous interventions. Semin Intervent Radiol. 2016;33(4):277–282. doi: 10.1055/s-0036-1592328
5. Maruyama H, Kato N. Advances in ultrasound diagnosis in chronic liver diseases. Clinical and Molecular Hepatology. 2019;25(2):160–7. doi: 10.3350/cmh.2018.1013
6. Atkinson NSS, Bryant RV, Dong Y, et al. How to perform gastrointestinal ultrasound: anatomy and normal findings. World Journal of Gastroenterology. 2017;23(38):6931–6941. doi: 10.3748/wjg.v23.i38.6931
7. Hansen KL, Nielsen MB, Ewertsen C. Ultrasonography of the kidney: a pictorial review. Diagnostics (Basel). 2015;6(1):2. doi: 10.3390/diagnostics6010002
8. Ahmed S, Bughio S, Hassan M, et al. Role of ultrasound in the diagnosis of chronic kidney disease and its correlation with serum creatinine level. Cureus. 2019;11(3):e4241. doi: 10.7759/cureus.4241
9. Gerstenmaier JF, Gibson RN. Ultrasound in chronic liver disease. Insights into Imaging. 2014;5(4):441–55. doi:10.1007/s13244-014-0336-2
10. Skoczylas K, Pawełas A. Ultrasound imaging of the liver and bile ducts – expectations of a clinician. Journal of Ultrasonography. 2015;15(62): 292–306. doi: 10.15557/JoU.2015.0026
11. Schäberle W, Leyerer L, Schierling W, Pfister K. Ultrasound diagnostics of the abdominal aorta. Gefasschirurgie Journal. 2015;20(Suppl 1):22–27. doi: 10.1007/s00772-014-1411-1
12. Zucker EJ, Prabhakar AM. Abdominal aortic aneurysm screening: concepts and controversies. Cardiovascular Diagnosis and Therapy. 2018;8(Suppl 1):S108–S117. doi: 10.21037/cdt.2017.09.13
13. Vancauwenberghe T, Snoeckx A, Vanbeckevoort D, et al. Imaging of the spleen: what the clinician needs to know. Singapore Medical Journal. 2015;56(3):133–144. doi: 10.11622/smedj.2015040
14. Patel N, Dawe G, Tung K. Ultrasound-guided percutaneous splenic biopsy using an 18-G core biopsy needle: our experience with 52 cases. Br J Radiol. 2015;88(1055):20150400. doi: 10.1259/bjr.20150400
15. Andrzejewska M, Grzymisławski M. The role of intestinal ultrasound in diagnostics of bowel diseases. Prz Gastroenterol. 2018;13(1):1–5. doi: 10.5114/pg.2018.74554
16. Jang T. Focused Assessment with Sonography in Trauma (FAST). Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/104363-overview

Pendahuluan USG Abdomen
Kontraindikasi USG Abdomen

Artikel Terkait

  • Alpha Blocker untuk Manajemen Batu Saluran Kemih
    Alpha Blocker untuk Manajemen Batu Saluran Kemih
  • Kolik Renal Mereda Bukan Tanda Hilangnya Batu Ginjal
    Kolik Renal Mereda Bukan Tanda Hilangnya Batu Ginjal
  • Red Flag Hematuria
    Red Flag Hematuria
  • Peningkatan Konsumsi Air Minum dan Pencegahan Batu Ginjal
    Peningkatan Konsumsi Air Minum dan Pencegahan Batu Ginjal
  • Penggunaan Ketorolac Intranasal vs Intravena untuk Terapi Kolik Renal Berat – Telaah Jurnal Alomedika – Artikel Terkini!
    Penggunaan Ketorolac Intranasal vs Intravena untuk Terapi Kolik Renal Berat – Telaah Jurnal Alomedika – Artikel Terkini!

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 15 Januari 2025, 06:58
Ikterik tanpa demam sudah 1 hari disertai nyeri tekan perut sebelah kanan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter sy ad pasien laki2 27 th dgn ikterik pada konjunctiva dan wajah baru 1 hari terakhir. Tidak disertai demam, mual, muntah. Ad bab cair 3x...
Anonymous
Dibalas 28 Februari 2024, 11:22
Benjolan keras di perut pasien anak disertai nyeri tekan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Saya memiliki pasien anak berumur 3 tahun datang dengan keluhan nyeri perut sejak 3 hari. Saat inspeksi tampak benjolan pada regio epigastrium dan saat saya...
Anonymous
Dibalas 22 November 2022, 14:38
Diet untuk penderita batu ginjal - Gizi Klinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter Kurnia Sp.GK, ada pasien yang sudah di USG ditemukan batu ginjal, sudah diberikan obat dan dinyatakan sembuh. Namun beberapa lama kemudian kambuh...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.