Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik MRI Otak karyanti 2023-11-13T09:53:36+07:00 2023-11-13T09:53:36+07:00
MRI Otak
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik MRI Otak

Oleh :
dr. DrRiawati MMedPH
Share To Social Media:

Teknik pelaksanaan magnetic resonance imaging atau MRI otak yang paling penting diperhatikan adalah pemastian bahwa pasien sudah terbebas dari unsur logam atau objek ferromagnetic sebelum tindakan. Pasien yang mengalami nyeri berat, ansietas berat, atau klaustrofobia sebaiknya diberikan sedasi ringan.

Persiapan Pasien

Persiapan pasien untuk tindakan magnetic resonance imaging (MRI) otak dimulai dari permintaan informed consent. Dokter menilai ada tidaknya kontraindikasi dan memberi pasien baju ganti untuk dikenakan selama pemeriksaan. Sebelum pemeriksaan, pasien diminta untuk melepaskan perhiasan, jam tangan, atau benda apa pun yang bersifat logam. Benda elektronik tidak boleh dibawa ke dalam MRI.

Pasien yang menjalani tata laksana terbaru, seperti pemasangan stent intravaskular, filter, braces, jahitan, surgical clips, staples, dan orthopaedic hardware umumnya masih aman menjalani MRI. Namun, hal tersebut tetap harus diberitahukan kepada ahli radiologi agar ahli radiologi dapat mengantisipasi dampak yang mungkin muncul pada gambaran hasil MRI.

Apabila membutuhkan zat kontras, dokter dapat memasang kateter intravena dan infus saline pada pasien. Dokter harus memastikan bahwa pasien yang akan menerima zat kontras tidak sedang hamil. Selain itu, dokter juga memeriksa kadar serum kreatinin.

Persiapan Pasien yang Tidak Tenang

Bagi pasien yang mengalami nyeri berat, ansietas berat, atau klaustrofobia, dokter bisa memberikan sedasi ringan atau obat ansiolitik untuk mengatasi keadaannya. Contoh obat yang dapat digunakan adalah lorazepam 1─2 mg peroral.

Edukasi Pasien tentang Langkah Prosedur

Sebelum pemeriksaan dimulai, pasien perlu diberitahu bahwa pada saat MRI, dirinya akan berada dalam terowongan yang sempit dan kepalanya akan dikelilingi head coil. Pasien akan mendengar suara hentakan atau letupan keras dari mesin berulang kali. Namun, yakinkan pasien dengan lembut bahwa dirinya tidak perlu khawatir dan dapat tetap tenang. Pasien dianjurkan untuk memberitahu petugas bila merasa tidak nyaman.

Peralatan

Peralatan yang digunakan untuk magnetic resonance imaging (MRI) otak adalah mesin MRI, magnet, zat kontras, interkom, dan tombol panik.

Mesin MRI

Mesin MRI umumnya dilengkapi cylindrical magnetic bore, yang disebut dengan istilah “sistem berbentuk terowongan”. Namun, alat tersebut membatasi pasien secara fisik dan bisa membatasi dokter yang perlu melakukan prosedur lain di waktu bersamaan. MRI open system merupakan alternatif yang secara praktis dapat melakukan scanning terhadap pasien bersamaan dengan intervensi operasi.

Saat MRI otak, pasien menggunakan head coil yang berbentuk seperti helmet atau bertipe neurovascular coil. Head coil ini dipasangkan di sekeliling kepala pasien.

Kekuatan Magnet

Beberapa mesin MRI memiliki kekuatan magnet yang bervariasi, dari <1T hingga 10T. Makin tinggi kekuatan magnet, maka makin besar ratio signal-to-noise yang berefek pada kualitas pencitraan dan kecepatan scan. Umumnya, kekuatan magnet berkisar antara 1,5─3T.

Zat Kontras

Apabila diindikasikan, zat kontras dapat digunakan saat MRI otak. Zat yang digunakan umumnya berbasis gadolinium. Zat ini dilaporkan lebih rendah toksisitasnya daripada zat kontras yang mengandung iodine.

Interkom

Interkom disediakan agar pasien dapat berkomunikasi dengan petugas melalui two-way intercom.

Tombol Panik

Tombol panik disediakan di dekat pasien dalam ruang MRI. Alat ini disediakan untuk pasien yang mengalami masalah selama prosedur agar pasien bisa dengan mudah memberitahu petugas pelaksana tes.

Posisi Pasien

Posisi pasien saat menjalani magnetic resonance imaging (MRI) otak adalah berbaring supinasi, dengan kedua lengan dan tangan diletakkan di sisi tubuh. Pasien diminta untuk tetap tenang dan diam waktu pemeriksaan berjalan.

Prosedural

Ada dua tipe dasar pencitraan dengan MRI, yaitu pencitraan dengan kekuatan T1 dan T2. Pada hasil kekuatan T1, cairan serebrospinal dan unsur lain yang bersifat cairan akan tampak gelap dan substansia nigra akan terlihat lebih gelap daripada substansia alba. Namun, pada hasil T2, cairan serebrospinal dan unsur yang bersifat cairan akan tampak lebih terang karena cairan mendapat intensitas lebih tinggi daripada jaringan.

Saat pemeriksaan berlangsung, pasien dapat diminta untuk menahan napas sebentar. Pasien dapat diistirahatkan beberapa kali di antara scanning satu dengan selanjutnya. Setiap pemindaian berlangsung sekitar 30 detik hingga 3 menit. Namun, keseluruhan prosedur dapat berlangsung hampir 1 jam.

MRI otak memberikan gambaran yang jelas terkait herniasi otak dan kebocoran cairan serebrospinal. Namun, dokter perlu mengingat bahwa zat kontras dapat menyerupai perdarahan subarachnoid, sehingga kadar zat kontras atau gadolinium intratekal dalam ruang cairan serebrospinal perlu diidentifikasi untuk mencegah kesalahan diagnostik.

Follow Up

Follow up pada magnetic resonance imaging (MRI) otak terutama dilakukan pada pasien yang menerima zat kontras. Pemantauan dilakukan terhadap kemungkinan reaksi alergi, syok anafilaksis, dan nephrogenic systemic fibrosis (NFS).

Nephrogenic systemic fibrosis (NFS) adalah penyakit fibrosis kulit dan organ internal yang disebabkan oleh paparan gadolinium. Hal ini lebih berisiko terjadi pada pasien dengan insufisiensi renal. Gambaran klinis NFS adalah plak eritema berindurasi yang timbul karena edema subkutan.[1-4,9]

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

1. Islam O. Brain Magnetic Resonance Imaging. Medscape. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/2105033-overview
2. Skinner S. MRI brain imaging. Aust Fam Physician. 2013 Nov;42(11):794-7.
3. Newmann J. Breastfeeding and Radiology Procedure. Can Fam Physician. 2007;53:630-631.
4. ACR Committee on Drugs and Contrast Media. ACR Manual and Contrast Media. 2021. https://www.acr.org/-/media/ACR/files/clinical-resources/contrast_media.pdf
9. Kitajima K, Maeda T, Watanabe S, et al. Recent topics related to nephrogenic systemic fibrosis associated with gadolinium-based contrast agents. Int J Urol. 2012;19(9):806-11.

Kontraindikasi MRI Otak
Komplikasi MRI Otak

Artikel Terkait

  • Target Tekanan Darah pada Pasien dengan Pendarahan Intraserebral Akut
    Target Tekanan Darah pada Pasien dengan Pendarahan Intraserebral Akut
  • Diagnosis Banding pada Lesi Serebral dengan Penyangatan Cincin
    Diagnosis Banding pada Lesi Serebral dengan Penyangatan Cincin
  • Penilaian Pasien dengan Homonymous Hemianopia
    Penilaian Pasien dengan Homonymous Hemianopia
  • Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
    Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
  • Media Kontras MRI Berbasis Gadolinium pada Pasien dengan Penyakit Ginjal
    Media Kontras MRI Berbasis Gadolinium pada Pasien dengan Penyakit Ginjal

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 06 Agustus 2023, 22:48
Benjolan-benjolan nyeri yang semakin banyak dan membesar di tangan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok, saya ada pasien laki2 umur 54th, datang dengan keluhan tangan berbenjol2 nyerii, pasien mengeluh tadinya tidak sebanyak ini dan skrg makin banyak...
dr. Ridwan Juansyah
Dibalas 02 Desember 2021, 13:36
Tumor Pituitary Fungsional - Bedah Saraf Ask The Expert
Oleh: dr. Ridwan Juansyah
2 Balasan
Alo dr. Petra Sp. BS.Pasien dengan kasus tumor Pituitary Fungsional dengan ukuran makro, tanpa disertai defisit neurologis fokal, diterapi dengan terapi...
dr. Nurul Falah
Dibalas 24 Mei 2021, 10:04
Jarak Pemasangan Implan Titanium untuk Tengkorak Kepala Pasca Pengangkatan Tumor Jinak di Otak - Bedah Ask the Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo dr. Sonny Saputra, Sp. B, izin bertanya dokter.Kapan waktu pemasangan implan titanium untuk tengkorak kepala yang terbaik pasca pengangkatan tumor jinak...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.