Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi Pemeriksaan Penciuman general_alomedika 2023-03-27T08:55:36+07:00 2023-03-27T08:55:36+07:00
Pemeriksaan Penciuman
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Indikasi Pemeriksaan Penciuman

Oleh :
dr. Immanuel Natanael Tarigan
Share To Social Media:

Indikasi pemeriksaan penciuman atau pemeriksaan fungsi penghidu adalah gangguan saraf olfaktori, akibat penyakit rinologis maupun penyakit saraf pusat. Contoh penyakit rinologis yang dapat menyebabkan gangguan penghidu adalah rhinitis alergi, rhinitis vasomotor, atau rhinosinusitis kronik.[1,2,4]

Sementara, contoh gangguan saraf pusat adalah trauma kepala, penyakit neurodegeneratif, dan tumor otak. Keluhan penciuman tidak boleh diremehkan, sehingga pemeriksaan fungsi penciuman yang tepat menjadi penting. Pemeriksaan penciuman bertujuan untuk menentukan kebenaran keluhan pasien, memantau perkembangan fungsi penciuman pasien, dan menetapkan sifat spesifik gangguan penciuman.[1,2]

Penyebab Gangguan Penciuman

Secara umum, gangguan penciuman dapat disebabkan oleh 3 hal, yaitu:

  • Gangguan konduktif yang disebabkan oleh disfungsi transpor odoran atau berkurangnya odoran yang sampai ke neuroepitel olfaktorius
  • Gangguan sensorik yang disebabkan oleh kerusakan neuroepitel olfaktorius
  • Gangguan saraf yang disebabkan kerusakan bulbus olfaktorius atau jalur sentral olfaktorius[4]

Indikasi Berupa Gangguan Kuantitatif Penciuman

Pasien dengan gangguan olfaktori dapat mengeluhkan kelainan kuantitas bau, seperti hiperosmia, hiposmia, atau anosmia. Pada hiperosmia, terjadi peningkatan sensitivitas terhadap bau, sedangkan pada hiposmia, terjadi penurunan sensitivitas terhadap bau.

Pada anosmia, pasien kehilangan kemampuan menghidu baik secara komplit maupun parsial. Beberapa pasien juga mengalami anosmia spesifik, yaitu kehilangan fungsi penghidu terhadap bau atau odoran yang spesifik.[2,5,6]

Indikasi Berupa Gangguan Kualitatif Penciuman

Pasien juga dapat mengalami gangguan kualitas (persepsi) bau yang disebut sebagai dysosmia. Dysosmia ini dapat berupa parosmia atau phantosmia.

Pada parosmia, bau dipersepsi secara berbeda dengan bau yang sebenarnya ada. Misalnya, bau makanan yang sedap justru tercium seperti bau busuk atau bau lain yang sangat tidak enak. Hal ini berbeda dengan phantosmia, di mana pasien mencium bau yang sebenarnya tidak ada (halusinasi).[2,5,6]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Xian LLS, Nallaluthan V, et al. Examination Techniques of the First Cranial Nerve: What Neurosurgical Residents Should Know. Malays J Med Sci. 2020 Oct;27(5):124-129. doi: 10.21315/mjms2020.27.5.12. Epub 2020 Oct 27. PMID: 33154708; PMCID: PMC7605834.
2. Simmen D, Briner HR. Olfaction in rhinology – methods of assessing the sense of smell. Rhinology. 2006;44(2):98-101.
4. Huriyati E, Nelvia T. Gangguan Fungsi Penghidu dan Pemeriksaannya. Jurnal Kesehatan Andalas. 2014;3:1–7. https://doi.org/10.25077/jka.v3i1.16
5. Wrobel BB, Leopold DA. Olfactory and sensory attributes of the nose. Otolaryngol Clin North Am. 2005;38(6):1163-1170. doi:10.1016/j.otc.2005.07.006
6. Hüttenbrink KB, Hummel T, et al. Olfactory dysfunction: common in later life and early warning of neurodegenerative disease. Dtsch Arztebl Int. 2013;110(1-2):1-e1. doi:10.3238/arztebl.2013.0001

Pendahuluan Pemeriksaan Penciuman
Kontraindikasi Pemeriksaan Penci...

Artikel Terkait

  • Efikasi Kortikosteroid sebagai Tata Laksana Anosmia karena COVID-19
    Efikasi Kortikosteroid sebagai Tata Laksana Anosmia karena COVID-19
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 03 November 2023, 14:01
Bagaimana penanganan anosmia dan aguesic di faskes 1?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin diskusi dokter. Kami dapat pasien riwayat ISPA 5 hari lalu minggu yang lalu. Batuk pilek saat ini sembuh, namun tiba tiba penciuman dan perasa pasien...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.