Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Tonsillectomy monika-natalia 2023-03-17T15:00:57+07:00 2023-03-17T15:00:57+07:00
Tonsillectomy
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Tonsillectomy

Oleh :
dr. Michael Sintong Halomoan
Share To Social Media:

Teknik tonsillectomy atau tonsilektomi dapat menggunakan metode kauter monopolar atau bipolar, coblation dan ablation, cold technique, microdebrider, harmonic scalpel, atau laser. Tiap metode memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri.

Persiapan Pasien

Anamnesis merupakan bagian dari persiapan pasien. Riwayat kelainan darah, riwayat alergi, riwayat intoleransi anestesi pada pasien dan keluarga, riwayat komorbiditas dan penyakit bawaan, serta tanda dan gejala infeksi akut pada pasien perlu ditanyakan.[1-4]

Pasien anak memerlukan pertimbangan khusus. Riwayat infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) terutama perlu ditanyakan pada pengasuh atau orang tuanya. Pada pasien anak dengan sindrom Down, selain evaluasi ada tidaknya penyakit jantung bawaan, pencitraan tulang servikal mungkin diperlukan untuk tahu ada tidaknya subluksasi C1 dan C2.[1-4]

Sebelum tonsillectomy pada anak dengan sleep-disordered breathing, polisomnografi sebaiknya dilakukan jika usia pasien <2 tahun atau jika ada komorbiditas, misalnya obesitas, sindrom Down, abnormalitas kraniofasial, penyakit sickle cell, atau penyakit neuromuskular. Polisomnografi juga dilakukan jika indikasi operasi meragukan.[1-4,6,9]

Pasien tonsillectomy mungkin akan memerlukan medikamentosa preoperatif, seperti antiemetik, analgesik narkotika, kortikosteroid, maupun anestesi lokal. Akan tetapi, pemberian antibiotik perioperatif pada semua pasien tanpa seleksi berdasarkan risiko infeksi tidak disarankan.[1-4,9]

Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam tindakan tonsillectomy akan tergantung pada metode tonsillectomy yang dipilih. Namun, semua metode membutuhkan fiksasi mulut dengan Crowe-Davis atau McIvor mouth gag dan fiksasi tonsil dengan Allis clamp.[1-4]

Tabel 2. Peralatan untuk Tiap Metode Tonsillectomy

Metode Peralatan
Cold technique

Scalpel no. 12

Gunting Metzenbaum

Fisher tonsil dissector

Tyding snare

Tonsil forceps

Kauter monopolar Kauter monopolar
Kauter bipolar Kauter bipolar

Coblation atau ablation

Radio frequency generator

Tonsil wand

Microdebrider Powered microdebrider

Harmonic scalpel

Harmonic scalpel dengan pisau titanium yang bergetar

Laser Laser potassium-titanyl-phosphate (KTP) atau laser karbon dioksida (CO2)

Sumber: Michael Sintong, 2022.

Posisi Pasien

Pasien diatur ke dalam posisi Rose. Pasien berbaring secara supinasi dengan ekstensi kepala yang tercapai melalui penempatan bantal di bawah bahu (shoulder roll). Bantal cincin diletakkan di bawah kepala agar kepala stabil. Hiperekstensi pada leher pasien perlu dihindari. Pasien diintubasi dengan posisi endotracheal tube tepat di garis tengah mulut dan diposisikan ke arah inferior.[1-4]

Prosedural

Setelah tindakan anestesi, semua tonsillectomy didahului dengan fiksasi posisi mulut dengan mouth gag. Tongue blade pada mouth gag harus memiliki ukuran yang sesuai agar panjang tongue blade dapat menyebabkan retraksi lidah tetapi tidak sampai menyebabkan cedera pada dinding faring posterior.[1-4,10-12]

Cold Technique

Seiring dengan perkembangan teknologi bedah, ada berbagai metode tonsillectomy yang dapat dilakukan. Cold technique menggunakan peralatan logam, seperti pisau, gunting, dan snare. Tonsillectomy bisa dilakukan dengan diseksi tajam setelah tonsil difiksasi dan diposisikan secara medial.[1-4,10-12]

Insisi dengan scalpel dilakukan dari sisi lateral tonsil dan dilanjutkan dengan gunting Metzenbaum di bagian avascular plane. Kemudian, Fischer tonsil dissector digunakan untuk melepaskan tonsil dari fossa hingga tonsil masih tersisa di kutub inferior. Lalu, Tyding snare digunakan untuk memisahkan tonsil dari kutub inferiornya.[1-4,10-12]

Kauterisasi

Penggunaan kauter monopolar maupun bipolar juga dapat dilakukan dalam tindakan tonsillectomy. Setelah tonsil diidentifikasi dan difiksasi, kutub superior tonsil diinsisi. Insisi diikuti dengan identifikasi avascular plane dan pemisahan tonsil dari kutub inferior. Penggunaan kauter dalam tonsillectomy menyebabkan waktu operasi semakin singkat serta perdarahan intraoperatif lebih sedikit. Tindakan kauter akan menghasilkan asap, di mana tenaga kesehatan perlu berhati-hati pada tindakan ini.[1-4,10-12]

Coblation atau Ablation

Coblation atau ablation menggunakan aliran radiofrekuensi bipolar untuk memutuskan ikatan molekuler. Coblator dipakai untuk eksisi jaringan, sedangkan ablasi digunakan untuk menyusutkan jaringan. Suhu coblation dan ablation lebih rendah daripada kauter, yaitu 70°C berbanding 400°C. Suhu yang lebih rendah ini mengurangi nyeri postoperatif bila dibandingkan dengan penggunaan kauter.[1-4,10-12]

Microdebrider

Penggunaan microdebrider dilakukan pada tonsillectomy parsial, di mana tonsillectomy tidak dilakukan dengan eksisi tonsil secara utuh tetapi dengan membuang sebagian tonsil secara bertahap dan menyisakan sedikit bagian tonsil. Hal ini dapat mengurangi nyeri postoperatif yang dialami pasien. Namun, terdapat kemungkinan pertumbuhan kembali tonsil dari jaringan sisa ini.[1-4,10-12]

Harmonic Scalpel

Harmonic scalpel menggunakan energi ultrasonik untuk memotong jaringan dan menghentikan perdarahan. Seperti coblation dan ablation, alat ini beroperasi dalam suhu yang lebih rendah daripada kauter, yaitu 50–100°C, sehingga nyeri postoperatif berkurang bila dibandingkan dengan penggunaan kauter.[1-4,10-12]

Laser

Laser potassium-titanyl-phosphate (KTP) maupun karbon dioksida (CO2) masih belum umum digunakan dalam tindakan tonsillectomy. Penggunaan laser dapat mengurangi risiko cedera suhu, nyeri, serta perdarahan postoperatif. Namun, teknik ini belum digunakan secara luas karena tidak efisien dari segi biaya serta memiliki risiko tinggi timbulnya api di dekat saluran napas pasien.[1-4,10-12]

Follow Up

Nyeri post-tonsillectomy merupakan salah satu penyebab tingginya morbiditas pada pasien. Nyeri dapat menyebabkan keengganan pasien untuk makan, sehingga dapat menyebabkan dehidrasi dan penurunan berat badan.[1-4,13]

Kontrol nyeri dapat dicapai dengan pemberian analgesik, seperti paracetamol, opioid (oxycodone atau hydrocodone), maupun obat antiinflamasi nonsteroid. Namun, codeine tidak disarankan untuk manajemen nyeri post-tonsillectomy pada anak usia <12 tahun. Anestesi lokal diketahui tidak efektif untuk penanganan nyeri post-tonsillectomy.[1-4,13]

Follow-up atau kontrol pasien post-tonsillectomy dilakukan pada saat nyeri mengalami puncak ke-2 di sekitar hari ke-5 sampai ke-8. Waktu kontrol berikutnya dilakukan pada 4–8 minggu setelah tindakan untuk menilai perbaikan gejala. Hal yang perlu dipantau adalah status hidrasi, ada tidaknya gangguan napas, dan ada tidaknya perdarahan.[1-4]

 

Referensi

1. Wetmore RF. Surgical management of the tonsillectomy and adenoidectomy patient. World Journal of Otorhinolaryngology-Head and Neck Surgery. 2017 Sep 1;3(03):176-82.
2. Bohr C, Shermetaro C. Tonsillectomy and Adenoidectomy. StatPearls Publishing. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536942/
3. Hoffman H. Tonsillectomy and adenoidectomy. Iowa Head and Neck Protocols. The University of Iowa. 2021. https://medicine.uiowa.edu/iowaprotocols/tonsillectomy-and-adenoidectomy
4. Drake AF. Tonsillectomy: Background, Epidemiology, Pathophysiology. Medscape. 2022. https://reference.medscape.com/article/872119-overview
6. Greig SR. Current perspectives on the role of tonsillectomy. Journal of paediatrics and child health. 2017 Nov;53(11):1065-70.
7. Torres BP, García FD, Orozco JW. Tonsillectomy in adults: Analysis of indications and complications. Auris Nasus Larynx. 2018 Jun 1;45(3):517-21.
8. Randel A. AAO-HNS Guidelines for Tonsillectomy in Children and Adolescents. Am Fam Physician. 2011 Sep 1;84(5):566-73.
9. Mitchell RB, Archer SM, Ishman SL, et al. Clinical practice guideline: tonsillectomy in children (update). Otolaryngology–Head and Neck Surgery. 2019 Feb;160(1_suppl):S1-42.
10. Verma R, Verma RR, Verma RR. Tonsillectomy-comparative study of various techniques and changing trend. Indian Journal of Otolaryngology and Head & Neck Surgery. 2017 Dec;69(4):549-58.
11. Pynnonen M, Brinkmeier JV, Thorne MC, Chong LY, Burton MJ. Coblation versus other surgical techniques for tonsillectomy. Cochrane database of systematic reviews. 2017(8).
12. Subasi B, Oghan F, Tasli H, Akbal S, Karaman NE. Comparison of three tonsillectomy techniques in children. European Archives of Oto-Rhino-Laryngology. 2021 Jun;278(6):2011-5.

Kontraindikasi Tonsillectomy
Komplikasi Tonsillectomy

Artikel Terkait

  • Nyeri Tenggorokan pada Anak - Penyebab dan Tata Laksananya
    Nyeri Tenggorokan pada Anak - Penyebab dan Tata Laksananya
  • Pastikan Tonsilektomi Dilakukan Sesuai Kebutuhan Pasien
    Pastikan Tonsilektomi Dilakukan Sesuai Kebutuhan Pasien
  • Indikasi Tonsilektomi pada Anak
    Indikasi Tonsilektomi pada Anak
  • Red Flag Nyeri Tenggorokan
    Red Flag Nyeri Tenggorokan
  • Azithromycin untuk Terapi Tonsilofaringitis Bakterial Akut
    Azithromycin untuk Terapi Tonsilofaringitis Bakterial Akut

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 24 Februari 2025, 09:03
Cefixim untuk tonsilitis akut pada anak
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter. Mohon izin menanyakan. Apakah cefixim sirup bisa digunakan sebagai pilihan antibiotik pada tonsilitis akut pada anak?Karena seperti yg kita...
Anonymous
Dibalas 20 Januari 2025, 01:12
Tonsilitis dengan bercak putih pada area tenggorokan apakah diberikan antibiotik
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin dokter, pasien laki2 29thn dengan nyeri menelan 1 minggu. terdapat bercak putih pada area tenggorokan. pasien aktif merokok. Apakah sudah harus...
Anonymous
Dibalas 04 Desember 2024, 20:25
Benjolan rongga mulut sejak 2 bulan lalu yang tidak membaik walaupun sudah berobat
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Mau bertanya apakah ini granuloma yang di akibatkan oleh lpr? ini di alami pasien sejak 2 bulan yang lalu, telah berobat 3 kali dengan obat yang berbeda...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.