Indikasi Auskultasi Paru
Indikasi dari auskultasi paru adalah berbagai kondisi klinis yang menyebabkan perubahan suara paru dari normal menjadi abnormal, termasuk asma dan tuberkulosis. Beberapa suara paru yang abnormal adalah mengi, ronkhi, pleural friction rub, atau perubahan jenis suara paru berdasarkan lokasi anatomis, misalnya vesikular menjadi bronkial.[1-5]
Mendeteksi Mengi atau Wheezing
Suara mengi atau wheezing sering disamakan dengan suara peluit. Bunyi napas ini merupakan salah satu temuan auskultasi yang mengindikasikan penyempitan jalan napas perifer, seperti pada asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).[1-5]
Mendeteksi Ronkhi
Ronkhi adalah suara serak dan berat yang dapat terdengar baik pada inspirasi maupun ekspirasi. Ronkhi biasanya disebabkan oleh adanya lendir atau cairan di dalam saluran napas, seperti pada bronkitis.[1-5]
Mendeteksi Rales
Rales, disebut juga krepitasi atau crackles adalah suara yang terdengar seperti kertas yang kusut, berderak, menggelegak, atau berbunyi klik. Suara ini dapat mengindikasikan adanya fibrosis paru atau pneumonia.[1-5]
Mendeteksi Pleural Friction Rub
Pleural friction rub adalah suara gesekan yang terjadi saat lapisan pleura mengalami gesekan satu sama lain. Suara ini sering terdengar seperti gesekan kertas atau kulit yang kering dan mungkin lebih jelas saat pasien bernapas dalam. Pleural friction rub dapat mengindikasikan peradangan atau iritasi pada pleura, seperti pada pleuritis.[1-5]
Mendeteksi Stridor
Stridor merupakan suara napas khas yang tinggi, keras, dan terdengar saat pasien sedang inspirasi atau ekspirasi. Suara ini berasal dari obstruksi pada saluran napas atas, seperti pada laring atau trakea. Stridor bisa menjadi indikator kondisi darurat, terutama jika terkait dengan penyempitan jalan napas yang signifikan.
Stridor dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk obstruksi laring atau trakea oleh benda asing, abses pada leher, atau penyempitan jalan napas akibat edema atau trauma. Pada anak usia lebih muda, stridor biasanya berkaitan dengan croup, yang perlu diterapi dengan steroid oral atau epinefrin nebulisasi (pada kasus berat).
Kondisi yang menyebabkan stridor seringkali memerlukan penanganan segera, dan dokter perlu mampu mengidentifikasi untuk mengarahkan tindakan yang tepat, seperti intubasi atau trakeostomi darurat.[1-5]
Mendeteksi Hipersonor
Auskultasi paru juga dapat menunjukkan adanya suara napas normal yang melemah atau hilang, yang dikenal sebagai hipersonor. Ini dapat terjadi pada kondisi hiperinflasi paru, seperti pada pasien dengan PPOK. Pada kasus seperti ini, pasien dapat mengalami peningkatan volume udara di dalam paru, yang tercermin dalam suara napas yang nyaring dan berkurangnya suara napas normal.[1-5]