Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Auskultasi Paru annisa-meidina 2024-02-15T13:59:27+07:00 2024-02-15T13:59:27+07:00
Auskultasi Paru
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Auskultasi Paru

Oleh :
dr.Adrian Prasetio SpKJ
Share To Social Media:

Teknik auskultasi paru dilakukan dengan menempatkan stetoskop pada dinding dada pasien. Untuk mendengarkan suara napas, stetoskop ditempatkan pada semua lobus paru kanan dan kiri.[1]

Persiapan Pasien

Sebelum melakukan pemeriksaan auskultasi paru, pasien ditempatkan di ruangan pemeriksaan yang tenang, nyaman, dan tertutup bagi pasien. Pemeriksaan ini membutuhkan pasien untuk membuka baju, sehingga klinisi perlu memastikan privasi pasien tetap terjaga. Apabila dokter laki-laki akan melakukan pemeriksaan terhadap pasien perempuan, maka dokter perlu didampingi tenaga medis perempuan selama pemeriksaan untuk menjadi saksi pemeriksaan klinis.[1,4]

Setelah pasien menyetujui tindakan medis, maka pasien diminta melepaskan pakaian bagian atas. Sebelum melakukan auskultasi paru, dokter perlu melakukan hand hygiene dengan mencuci tangan.[1,5]

Peralatan

Pemeriksaan auskultasi paru memerlukan peralatan berupa stetoskop. Masing-masing dari sisi stetoskop mempunyai fungsi yang berbeda. Bagian bel stetoskop berfungsi untuk mendengarkan suara berfrekuensi rendah, sedangkan bagian diafragma atau membran dari stetoskop berfungsi untuk mendengarkan suara dengan frekuensi tinggi.

Selain stetoskop, tenaga medis juga perlu menyediakan tempat tidur medis dan tirai untuk menjaga privasi pasien yang akan menjalani pemeriksaan.[1,5]

Posisi Pasien

Posisi pasien duduk atau supinasi adalah posisi paling umum dalam pemeriksaan auskultasi paru. Namun kondisi klinis pasien perlu dipertimbangkan. Pasien dengan gangguan pernapasan yang tidak bisa duduk dengan tegak dapat diposisikan berbaring 45 derajat. Apabila pasien tidak dapat berpindah dari posisi tidur, maka pasien dapat dimiringkan ke salah satu sisi untuk memeriksa paru bagian posterior.[1,4]

Prosedural

Setelah klinisi siap dengan peralatan medis yang mendukung, melakukan hand hygiene, dan pasien sudah diposisikan, maka pemeriksaan auskultasi paru dapat dimulai. Prosedur auskultasi paru menilai kesamaan, kualitas, intensitas, dan perubahan dari suara pernapasan. Urutan prosedur pemeriksaan adalah:

  1. Posisikan pasien secara nyaman, lapang pemeriksaan harus bebas dari baju atau aksesoris yang dapat mengaburkan hasil pemeriksaan
  2. Kenyamanan pasien adalah hal yang utama. Pastikan tirai tertutup, dan hangatkan stetoskop dengan tangan apabila diperlukan
  3. Posisikan ear tips tepat pada telinga dan membentuk segel yang mencegah masuknya suara asing dari luar
  4. Tempatkan stetoskop pada dada pasien dengan sedikit tekanan. Pasien kemudian diminta untuk menarik dan membuang napas. Stetoskop ditempatkan pada posisi pemeriksaan selama pasien bernapas
  5. Bantu pasien untuk bernapas secara normal. Hiperventilasi akan meningkatkan risiko sinkop.
  6. Pemeriksaan dilakukan secara step ladder pada kedua sisi secara bergantian untuk membandingkan suara paru pada satu sisi dengan sisi lainnya. Auskultasi dimulai dari intercostal space (ICS) pertama sampai ketujuh
  7. Pemeriksaan diulangi pada bagian posterior dada. Hindari menempatkan stetoskop pada skapula karena suara napas tidak akan terdengar
  8. Minta pasien untuk mengangkat tangan sehingga bagian lateral dada dapat diperiksa pada sisi kanan dan kiri.[1,5]

Suara Napas Fisiologis

Suara napas fisiologis terbagi menjadi 3, yaitu:

  • Vesikular: suara napas pada hampir pada seluruh lapang paru dimana inspirasi terdengar lebih panjang dibandingkan ekspirasi. Suara napas vesikular bernada rendah dan lembut.
  • Bronkovesikular: suara napas yang terdengar pada bagian bronkus utama dan pada sisi kanan atas posterior paru. Pada suara napas ini ekspirasi terdengar sama dengan inspirasi. Suara napas bronkovesikular merupakan gabungan dari bronkial dan vesikular.
  • Bronkial: suara napas yang terdengar dengan nada tinggi dan keras pada bagian manubrium sterni (trakea) dan bagian posterior dada di antara cervical (C) 7 dan torakal (T) 3. Suara ekspirasi terkadang lebih panjang dibandingkan dengan inspirasi. Suara napas bronkial yang terdengar pada bagian lain mungkin mengindikasikan adanya kondisi patologis.[2,6]

Stridor

Stridor terjadi akibat obstruksi atau penyempitan saluran napas. Suara stridor terdengar kontinu dengan nada tinggi yang menetap dan tidak terputus oleh batuk. Stridor dapat terdengar pada ekspirasi dan inspirasi. Beberapa kondisi patologis terkait adalah lesi pita suara atau trakeomalasia.[2,7]

Mengi (Wheezing)

Mengi terdengar mirip stridor, dengan karakteristik nada tinggi dan terkadang terdengar tanpa menggunakan stetoskop. Mengi lebih sering terjadi pada fase ekspirasi dan menunjukkan suatu obstruksi saluran napas. Penyakit yang menyebabkan mengi adalah asma, penyakit paru obstruktif kronis, tumor endobronkial, atau benda asing pada bronkus.[6,8]

Crackle

Crackle adalah suara yang dihasilkan saluran napas kecil terutama pada saat inspirasi dan bersifat intermitten. Terdapat 2 jenis crackle, yaitu tipe kasar dan halus. Crackle kasar mengindikasikan pneumonia sedangkan edema paru mungkin menghasilkan crackle halus akibat sekret yang berlebihan. Crackle kasar dipengaruhi oleh batuk, sementara crackle halus tidak.[2,5]

Friction Rub

Suara friction rub dihasilkan oleh gesekan antara pleura akibat inflamasi. Suara ini terdengar kontinu dengan intensitas rendah serta bertahan selama inspirasi dan ekspirasi. Friction rub tidak dipengaruhi oleh batuk.[3,5]

Perubahan Resonansi Suara

Pasien diminta untuk menyebutkan angka “sembilan puluh sembilan” dan klinisi mendengarkan melalui stetoskop pada setiap lapang paru. Kondisi patologis pada paru dapat menyebabkan perubahan frekuensi dan intensitas suara.

Peningkatan intensitas dan nada suara ini disebut sebagai bronkofoni yang mengindikasikan suatu konsolidasi paru. Sedangkan egofoni adalah perubahan suara menjadi suara hidung dan menyebabkan huruf “E” terdengar seperti “A”.[6,9]

Follow up

Kelainan pada pemeriksaan auskultasi paru mengindikasikan perlunya pemeriksaan lebih lanjut, seperti pencitraan, pemeriksaan laboratorium, atau elektrokardiografi untuk menemukan penyebab kelainan. Auskultasi paru dapat dilakukan pasca tindakan tertentu, misalnya pemberian bronkodilator, untuk memantau perbaikan dari suara paru.[3,4]

Referensi

1. Proctor J, Rickards E. How to perform chest auscultation and interpret the findings. Nurs Times. 2020;116(1):23–6.
2. Sarkar M, Madabhavi I, Niranjan N, Dogra M. Auscultation of the respiratory system. Ann Thorac Med. 2015;10(3):158–68.
3. Bohadana A, Izbicki G, Kraman SS. Fundamentals of Lung Auscultation. N Engl J Med. 2014;370(8):744–51.
4. Springer JZ, Mosenifar Z. Pulmonary Examination Technique: Inspection, Palpation, Percussion. Medscape. 2016. https://emedicine.medscape.com/article/1909159-technique
5. Open Resources for Nursing (Open RN); Ernstmeyer K, Christman E, editors. Nursing Skills. Eau Claire (WI): Chippewa Valley Technical College; 2021. Chapter 10 Respiratory Assessment. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK593192/
6. Zimmerman B, Williams D. Lung Sounds - StatPearls - NCBI Bookshelf. StatPearls Publishing LLC. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537253/
7. Kim Y, Hyon YK, Lee S, Woo SD, Ha T, Chung C. The coming era of a new auscultation system for analyzing respiratory sounds. BMC Pulm Med. 2022;22(1):1–11. https://doi.org/10.1186/s12890-022-01896-1
8. Boucher N, Prystupa A, Witczak A, Walczak E, Dzida G, Panasiuk L. Lung auscultation – Identification of common lung sound abnormalities and associated pathologies. J Pre-Clinical Clin Res. 2013;7(1):32–5.
9. Modi; P, Nagdev. TS. Egophony. StatPearls Publishing. StatPearls; 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK518991/?report=printable

Kontraindikasi Auskultasi Paru
Komplikasi Auskultasi Paru

Artikel Terkait

  • Berhenti Meresepkan Salbutamol Oral
    Berhenti Meresepkan Salbutamol Oral
  • Tata Laksana Asma Terbaru Berdasarkan GINA 2021
    Tata Laksana Asma Terbaru Berdasarkan GINA 2021
  • Terapi Inhalasi Nebulizer Vs MDI Spacer Sebagai Terapi Asma Akut pada Anak di Rumah
    Terapi Inhalasi Nebulizer Vs MDI Spacer Sebagai Terapi Asma Akut pada Anak di Rumah
  • Red Flags Batuk pada Bayi dan Anak
    Red Flags Batuk pada Bayi dan Anak
  • Update Tata Laksana Asma Berdasarkan Laporan Strategi GINA 2023
    Update Tata Laksana Asma Berdasarkan Laporan Strategi GINA 2023

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibuat 16 April 2025, 09:59
Apakah Vaksin Pneumonia PCV 20 ataupun PCV 13 dapat diberikan pada pasien dengan gambaran rontgen pneumonia tanpa gejala klinis?
Oleh: Anonymous
0 Balasan
Alo dokter. Apakah vaksin pneumonia pcv 20 ataupun pcv 13 bisa diberikan pada pasien dengan gambaran rontgen pneumonia tanpa gejala klinis?
dr. Ismayuni Sumira
Dibalas 21 Maret 2025, 11:55
PALPITASI SETELAH KONSUMSI SALBUTAMOL 4 MG
Oleh: dr. Ismayuni Sumira
9 Balasan
Alo Dokter. Selamat malam dok, pasien perempuan usia 16 tahun dengan keluhan batuk 2 hari, disertai nafas bunyi ngik, demam (-). Pasien beli obat sendiri ke...
Anonymous
Dibalas 03 Februari 2025, 08:47
Asma yang kambuh dan tidak membaik dengan symbicort
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Selamat malam TS dokterIzin bertanya, pasien dewasa dengan asma rutin dgn symbicort, kemudian asma kambuh tdk membaik dengan symbicort. apakah boleh di beri...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.