Pendahuluan Auskultasi Suara Jantung
Auskultasi suara jantung adalah pemeriksaan menggunakan stetoskop yang digunakan untuk mendengar adanya murmur ataupun kelainan suara jantung lain. Auskultasi suara jantung merupakan bagian dari pemeriksaan fisik rutin yang dilakukan pada semua pasien yang datang ke praktik. Pemeriksaan ini bisa mendeteksi adanya kelainan jantung, misalnya kelainan katup jantung akibat penyakit jantung bawaan ataupun penyakit jantung reumatik.[1-3]
Bunyi jantung S1 dan S2, suara tambahan pada sistol dan diastol, serta murmur sistolik dan diastolik juga dapat diidentifikasi melalui pemeriksaan auskultasi jantung. Auskultasi jantung dilakukan di beberapa lokasi, yaitu sela iga ke-2 area aorta dan area pulmonal, apeks jantung pada area mitral, dan lower left sternal border untuk area trikuspid.[4,5]
Gambar 1. Auskultasi Suara Jantung
Bunyi jantung yang normal secara fisiologis terdiri atas bunyi jantung pertama (S1) dan bunyi jantung kedua (S2) yang terjadi dalam satu siklus jantung. Kedua bunyi jantung normal ini seharusnya dapat dideteksi pada sebagian besar pasien. Sementara bunyi jantung yang abnormal terbagi atas dua suara, yaitu suara tambahan dan suara bising pada jantung.[3-5]
Bunyi Jantung Normal
Bunyi jantung normal yaitu bunyi jantung S1 dan S2 dihasilkan dari penutupan pada katup jantung. Bunyi jantung S1 merupakan suara yang dihasilkan dari penutupan katup mitral dan trikuspid, sementara bunyi jantung S2 merupakan suara yang dihasilkan dari penutupan katup aorta dan pulmonal.[3-5]
Bunyi jantung S1 akan sinkron dengan denyut arteri radialis dan ictus cordis serta memiliki frekuensi nada lebih rendah dibandingkan S2. Bunyi jantung S1 sering dideskripsikan dengan suara “lub” dan S2 dengan suara “dup”. Di area apeks dan trikuspid, bunyi jantung S1 akan terdengar lebih keras dibandingkan dengan bunyi jantung S2.[3,4]
Sementara, pada area basal (pulmonal dan aorta), bunyi jantung S1 akan terdengar lebih lemah dibandingkan bunyi jantung S2. Terdapat fase sistolik di antara bunyi jantung S1 dengan S2, serta fase diastolik di antara bunyi jantung S2 dengan S1. Fase sistolik akan lebih pendek bila dibandingkan dengan fase diastolik.[4,5]
Saat auskultasi bunyi jantung S2 pada orang dewasa muda yang sehat, splitting fisiologis dapat terdeteksi sekitar 65%-75%. Namun, pada pasien usia lanjut S2 dapat hanya terdengar sebagai suatu suara.[3,5]
Gambar 2. Diagram Bunyi Jantung dan Siklus Jantung Normal. Sumber: dr. Eva Naomi, 2023
Bunyi Jantung Tambahan
Bunyi jantung tambahan terdiri atas bunyi split, bunyi jantung S3, bunyi jantung S4, opening snap, aortic click, dan pericardial rub.[3-5]
Splitting S1
Splitting S1 dapat terdengar pada batas kiri bawah sternum, terutama ketika penutupan katup trikuspid tertunda akibat adanya RBBB (right bundle branch block) yaitu suatu kondisi adanya gangguan hantaran impuls listrik jantung yang mencapai ventrikel kanan secara langsung.[3,5]
Splitting S2
Splitting S2 merupakan bagian dari karakteristik bunyi jantung S2 karena penutupan katup aorta dan pulmonal terjadi dalam waktu yang bervariasi mengikuti siklus respirasi. Splitting S2 dapat bersifat fisiologis dan patologis. Splitting S2 yang patologis meliputi wide fixed splitting dan paradoxical splitting atau reversed splitting.[3,5]
Wide fixed splitting merupakan splitting yang terjadi selama inspirasi dan ekspirasi, namun interval A2 (penutupan katup aorta pada bunyi jantung II) dan P2 (penutupan katup pulmonal pada bunyi jantung II) tetap konstan. Splitting jenis ini terjadi akibat adanya hubungan antara ruang jantung kanan dan kiri, seperti pada kondisi ASD (atrial septal defect) dan VSD (ventricular septal defect).[3,5,8]
Gambar 3. Diagram Wide Fixed Splitting. Sumber: dr. Eva Naomi, 2023
Paradoxical splitting atau reversed splitting merupakan splitting yang terjadi saat ekspirasi dan akan menghilang saat inspirasi. Splitting ini terjadi akibat komponen S2 yang terbalik, di mana A2 mengikuti P2 seiring dengan melambatnya P2 saat inspirasi, dan suaranya akan terdengar secara bersamaan. Sementara pada saat ekspirasi, penutupan katup pulmonal bertambah cepat dan semakin terdengar menjauh dari aorta.[3,5]
Gambar 4. Diagram Paradoxical Splitting. Sumber: dr. Eva Naomi, 2023
Bunyi Jantung S3
Bunyi jantung S3 merupakan bunyi jantung yang bernada rendah dan tumpul atau dull, yang terdengar sangat halus. Bunyi jantung S3 dapat terdengar pada saat fase awal diastolik (early diastole), sekitar 0,12-0,18 detik setelah bunyi S2.
Bunyi S3 terjadi akibat pengisian darah di ventrikel kiri dari atrium kiri yang berlangsung dengan sangat cepat dan terhenti secara mendadak pada fase awal diastolik. Bunyi S3 dapat bersifat fisiologis apabila ditemukan pada anak dan dewasa muda usia 35-40 tahun dan tanpa keluhan yang berarti, serta pada kehamilan trimester akhir.
Bunyi S3 akan menjadi tanda patologis apabila ditemukan pada usia dewasa >40 tahun disertai dengan gejala kardiovaskular, maka bunyi S3 patologis ini disebut juga dengan ventricular gallop.[3,5,6]
Bunyi jantung S3 patologis disebabkan oleh penurunan kontraktilitas miokardium, gagal jantung, serta overload volume ventrikel seperti pada regurgitasi trikuspid atau mitral. Bunyi S3 dari ventrikel kiri akan terdengar jelas di apeks, sementara bunyi S3 dari ventrikel kanan akan terdengar jelas di left lower sternal border.[5,6]
Gambar 5. Diagram Bunyi Jantung S3. Sumber: dr. Eva Naomi, 2023
Bunyi Jantung S4
Bunyi jantung S4 merupakan bunyi jantung yang terdengar sesaat sebelum S1 pada fase akhir diastolik (late diastolic) atau presistolik, terdengar dengan nada rendah dan tumpul (dull) serta halus. Bunyi S4 dihasilkan akibat kontraksi atrium yang lebih kuat dari biasanya untuk memompa darah ke ventrikel yang mengalami peningkatan resistensi.[3,5,6]
Bunyi jantung S4 dapat bersifat fisiologis apabila ditemukan pada pasien dengan profesi atlet profesional dan tanpa keluhan. Bunyi S4 juga dapat bersifat patologis dan disebut sebagai atrial gallop, yang dapat mengindikasikan adanya hipertensi, stenosis aorta, dan kardiomiopati hipertrofi.[5,6]
Gambar 6. Diagram Bunyi Jantung S4. Sumber: dr. Eva Naomi, 2023
Opening Snap
Opening snap merupakan bunyi jantung tambahan yang patologis terdengar seperti snapping yang keras, pendek, dan bernada tinggi, yang dapat ditemukan pada fase awal diastolik. Opening snap mengindikasikan adanya stenosis mitral di mana terbukanya katup mitral yang kaku dengan mendadak akan menimbulkan bunyi ini. Bunyi opening snap paling terdengar jelas di lower left sternal border.[5,6]
Aortic Click
Aortic click merupakan bunyi yang dihasilkan akibat katup aorta yang membuka secara cepat dan sering ditemukan pada kelainan stenosis aorta.[5,6]
Pericardial Rub
Pericardial rub merupakan bunyi patologis yang terjadi akibat gesekan antara perikard lapis visceral dan lapis parietal. Bunyi ini tidak dipengaruhi oleh respirasi. Bunyi kasar dari pericardial rub dapat didengar di area trikuspid dan bisa terdengar pada fase sistolik atau diastolik maupun keduanya.[5,6]
Bising Jantung atau Murmur
Murmur merupakan bising jantung yang memiliki karakteristik nada dan bunyi tertentu yang cukup khas. Beberapa hal yang harus dicermati untuk menentukan karakteristik murmur yaitu, timing atau fase waktu terjadinya murmur, daerah katup yang paling jelas terdengar, keras dan rendah-tingginya nada, serta efek manipulasi valsalva atau pernapasan pada murmur.[7,8,10]
Murmur Sistolik
Murmur sistolik terjadi pada fase sistolik atau kontraksi ventrikel jantung. Murmur sistolik dapat terjadi pada seluruh fase sistolik yang dikenal dengan murmur pansistolik. Murmur sistolik dapat ditemukan pada regurgitasi trikuspid dan VSD.[5,7,8]
Murmur ejeksi sistolik atau mid ejection systolic tidak terjadi pada fase awal sistolik tetapi intensitas murmur akan meningkat dan paling tinggi terdengar pada pertengahan fase sistolik dan menurun pada akhir sistolik.[5,7]
Murmur Diastolik
Murmur diastolik terjadi pada fase diastolik dan lebih sulit untuk didengar dibandingkan dengan murmur sistolik, karena bernada rendah dengan suara yang lebih lembut bila dibandingkan dengan murmur sistolik.[5,7]
Early diastolic murmur adalah murmur yang terjadi pada fase awal diastolik yaitu bunyi jantung S2 dengan kualitas decrescendo yaitu murmur yang terdengar keras di awal dan melembut di akhir diastolik. Mid-diastolic murmur terjadi pada fase mid diastolik dan biasanya berdurasi pendek atau panjang sampai sebelum bunyi jantung S1.[5,7]
Tabel 1. Murmur Jantung dan Kelainan yang Mendasari
Jenis Murmur | Kelainan Jantung |
Pansistolik | Regurgitasi mitral |
Regurgitasi trikuspid | |
Defek septum ventrikel | |
Mid systolic | Stenosis aorta |
Stenosis pulmonal | |
Kardiomiopatik iskemik | |
Murmur aliran pulmonal pada ASD | |
Late systolic | Prolaps katup mitral |
Disfungsi otot papilaris | |
Early diastolic | Regurgitasi aorta |
Regurgitasi pulmonal | |
Mid diastolic | Stenosis mitral |
Stenosis trikuspid | |
Myxoma atrium | |
Murmur Austin-Flint pada regurgitasi aorta | |
Pre systolic | Stenosis mitral |
Stenosis trikuspid | |
Continuous | Patent ductus arteriosus (PDA) |
Aortopulmonary connection |
Sumber: dr. Eva Naomi, Alomedika, 2023.[5,7,8]