Teknik Auskultasi Suara Jantung
Teknik auskultasi suara jantung sangat sederhana dengan menggunakan alat stetoskop, dan sebaiknya dilakukan di dalam ruangan yang tenang untuk mendapatkan hasil auskultasi yang baik. Teknik auskultasi suara jantung harus dilakukan secara sistematis dan teliti, agar dapat menegakkan diagnosis dan diagnosis banding berbagai penyakit kardiovaskular seperti penyakit katup jantung, penyakit jantung bawaan, dan kardiomiopati hipertrofi, serta aritmia.[3-6,9]
Persiapan Pasien
Sebelum dilakukan pemeriksaan auskultasi suara jantung, sebaiknya pasien ditempatkan di ruangan pemeriksaan yang tenang, nyaman, dan privat bagi pasien. Kemudian dokter harus memastikan bahwa pasien telah memahami penjelasan yang dokter berikan mengenai prosedur auskultasi jantung yang akan dilakukan dan telah menyetujui untuk dilakukannya pemeriksaan auskultasi suara jantung atau informed consent.[3-5]
Apabila dokter seorang laki-laki dan akan melakukan pemeriksaan terhadap pasien perempuan, hendaknya harus didampingi oleh tenaga medis perempuan selama prosedur pemeriksaan auskultasi jantung berlangsung, sebagai saksi pemeriksaan klinis.[3-6]
Setelah pasien menyetujui tindakan pemeriksaan auskultasi suara jantung, maka pasien diminta untuk melepaskan pakaian bagian atas. Sebelum melakukan pemeriksaan auskultasi jantung, dokter perlu melakukan hand hygiene dengan mencuci tangan.[3-5]
Peralatan
Pemeriksaan auskultasi jantung memerlukan peralatan tambahan seperti stetoskop. Pada pemeriksaan auskultasi, masing-masing sisi stetoskop memiliki fungsi yang berbeda. Bagian bell dari stetoskop berfungsi untuk amplifikasi gelombang suara dan efektif untuk mendengarkan suara yang memiliki frekuensi rendah, seperti murmur diastolik jantung atau gallop.[3,5,6]
Sementara itu, untuk bagian diafragma dari stetoskop lebih tepat digunakan untuk mendengarkan suara yang memiliki frekuensi nada yang tinggi seperti untuk auskultasi murmur sistolik atau bunyi jantung S4.[5,6]
Selain stetoskop, diperkenankan juga untuk menyediakan tempat tidur medis untuk tempat pemeriksaan pasien dan tirai untuk menjaga kenyamanan dan privasi pasien yang akan menjalani pemeriksaan.[3,5]
Posisi Pasien
Posisi supinasi atau berbaring merupakan posisi pasien yang paling umum dalam pemeriksaan auskultasi jantung. Namun, terdapat beberapa manuver posisi lainnya yang dilakukan untuk mendapatkan hasil pemeriksaan auskultasi jantung yang lebih baik pada beberapa kondisi.
Posisi dekubitus lateral kiri, yaitu meminta pasien berbaring ke arah kiri, sehingga membuat ventrikel kiri lebih dekat ke dinding dada. Posisi tersebut akan menonjolkan bunyi jantung S3 dan S4 di sisi kiri dan suara murmur dari katup mitral, terutama pada stenosis mitral.[3-6]
Posisi lainnya yaitu pasien diminta duduk tegak agak condong ke depan serta pasien dalam keadaan ekshalasi penuh dan kemudian berhenti ekshalasi sebentar untuk memulai inhalasi. Posisi ini akan menonjolkan suara murmur pada katup aorta, terutama murmur akibat regurgitasi katup aorta.[3-6,9]
Prosedural
Prosedur auskultasi suara jantung dilakukan dengan teknik “inching” (per inchi), secara sistematis dan detail atau teliti. Auskultasi jantung dengan teknik “inching” akan dimulai dengan melakukan auskultasi pada apeks jantung dan bergerak ke arah atas tepi sternum menuju ke daerah aorta.[3-6,10]
Pada teknik “inching”, auskultasi jantung juga dapat dimulai dari aorta dan kemudian berpindah ke bawah apeks jantung. Lokasi titik auskultasi jantung meliputi apeks, sela iga ke 4-5 parasternal kiri dan kanan, sela iga ke-3 kiri, sela iga ke-2 kiri, sela iga ke-2 kanan, dan arteri karotis kanan dan kiri apabila terdapat penjalaran murmur dari katup aorta.[3-6]
Berikut prosedur auskultasi suara jantung yang dimulai dari daerah aorta, yaitu:
- Lakukan auskultasi jantung pada daerah aorta. Pemeriksaan auskultasi pada aorta akan menemukan S2 yang terdengar lebih keras dibandingkan S1
- Letakkan diafragma stetoskop dengan tekanan maksimal pada tepi kanan sternum pada sela iga ke-2 (area aorta). Bila terdengar bunyi jantung tambahan maupun murmur, tentukan apakah terjadi selama fase sistol atau diastol[3-6,10]
- Kemudian gerakkan stetoskop ke tepi kiri sternum, tetap pada sela iga ke 2-3 (area pulmonal) dengarkan dengan teliti komponen-komponen S2
- Apabila terdengar “splitting” tentukan efek respirasi pada bunyi tersebut. Pada area ini, usahakan untuk mendengarkan secara seksama akan adanya murmur sistolik stenosis pulmonal, dan murmur pada regurgitasi katup semilunaris[3,5,10]
- Selanjutnya lakukan pergerakan diafragma stetoskop masih di sepanjang tepi kiri sternum, sela iga ke 4 dan 5. Pertama-tama tentukan bunyi jantung kedua (S2) dengan jelas dan kemudian dengarkan kemungkinan adanya “opening snap” stenosis mitral atau trikuspid. Dengarkan juga apakah terdapat murmur stenosis aorta, regurgitasi aorta, dan regurgitasi pulmonal[3,6,10]
- Setelah itu, gunakan bell pada stetoskop di daerah yang sama (tepi kiri sternum sela iga ke 4 dan 5). Letakkan stetoskop dengan sangat ringan supaya kedap udara. Dengarkan apakah terdapat bunyi abnormal pada ventrikel kanan seperti gallop ventrikel maupun atrium[3-6,10]
- Letakkan diafragma stetoskop di daerah xiphisternum untuk mendengarkan komponen S1 dan S2, serta “opening snap” pada stenosis mitral dan trikuspid. Kemudian gunakan bell pada stetoskop untuk mendengarkan bunyi gallop ventrikel kanan
- Selanjutnya tentukan titik impuls maksimal dan letakkan diafragma dan bell di area yang sama[5,6,10]
- Dengan diafragma stetoskop, analisa komponen bunyi jantung pertama dan kedua. Dengarkan opening snap stenosis mitral, “click” mid-dan akhir sistolik, murmur sistolik, regurgitasi mitral, dan murmur nada tinggi regurgitasi aorta[5,6,9]
- Dengan bell stetoskop, dengarkan bunyi jantung S3 dan S4 serta murmur nada rendah. Bunyi tersebut umumnya terdengar lebih jelas pada posisi pasien berbaring dalam posisi lateral kiri[5,6,10]
- Minta pasien dalam posisi duduk tegak dan agak condong ke depan. Letakkan diafragma stetoskop dekat sternum kiri pada sela iga ke 3 dan 4
- Minta penderita melakukan ekspirasi paksa dengan glottis tertutup atau manuver valsalva
- Dalam posisi ini, deteksi apakah terdapat murmur regurgitasi aorta atau pulmonal
- Apabila terdeteksi, lakukan auskultasi pada sisi kanan sternum untuk menentukan apakah murmur tersebut lebih terdengar keras pada tepi kiri atau kanan sternum. Murmur regurgitasi katup pulmonal biasanya tidak terdengar pada tepi kanan sternum[3,6-9]
Follow Up
Abnormalitas pada penemuan pemeriksaan auskultasi jantung dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan echocardiography, yang memiliki spesifisitas lebih tinggi dibandingkan auskultasi untuk mendeteksi kelainan katup dan abnormalitas struktural lainnya. Pemeriksaan penunjang lain, seperti EKG, laboratorium, dan pemeriksaan radiologis atau pencitraan dapat diperlukan berdasarkan temuan klinis.[1-5]