Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Efek Samping dan Interaksi Obat Petidin general_alomedika 2025-09-16T11:19:20+07:00 2025-09-16T11:19:20+07:00
Petidin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Efek Samping dan Interaksi Obat Petidin

Oleh :
Meili Wati
Share To Social Media:

Petidin memiliki banyak efek samping berat, termasuk sedasi  berlebih, depresi napas, kejang, delirium, konfusi, euforia, dan agitasi. Efek samping lain yang umum dilaporkan adalah konstipasi, perut kembung, mual, dan muntah. Interaksi dengan obat golongan monoamine oxidase inhibitor (MAOI) dan benzodiazepine dapat meningkatkan risiko depresi napas dan hipotensi berat.[1,3]

Efek Samping

Petidin dapat menyebabkan efek samping serius dan mengancam nyawa berupa depresi napas. Efek samping ini dapat timbul dalam 24-72 jam setelah pemberian atau peningkatan dosis. Berikut ini adalah efek samping petidin selengkapnya.

Efek Samping Serius

Potensi efek samping serius dari petidin adalah syok, kejang, sinkop, halusinasi, ketergantungan opioid, gejala putus obat, defisiensi androgen yang diinduksi opioid (penggunaan kronis), bradikardia, henti jantung, hipotensi berat, apnea, dan depresi napas.[1,8,9]

Sindrom Putus Obat Neonatus

Penggunaan jangka panjang selama kehamilan dapat menyebabkan neonatal abstinence syndrome. Hal ini berisiko tinggi pada bayi jika tidak dikenali dan diobati, termasuk dapat menyebabkan kematian. Pada wanita hamil yang mengonsumsi opioid jangka panjang, lakukan edukasi terkait risiko pada neonatus.[10]

Efek Samping Umum

Beberapa efek samping yang umum ditemui pada penggunaan petidin adalah:

  • Kardiovaskular: takikardia, palpitasi, hipotensi ortostatik, bradikardia
  • Urologi: retensi urin

  • Saraf: tremor, gerakan involunter, nyeri kepala, konfusi
  • Gastrointestinal: xerostomia, konstipasi, mual, muntah
  • Psikiatri: disforia, delirium, agitasi
  • Kulit: ruam, pruritus, urtikaria, diaforesis, flushing

  • Mata: gangguan penglihatan.[1,8]

Interaksi Obat

Petidin berinteraksi dengan banyak jenis obat. Interaksi obat yang signifikan secara klinis antara lain dengan Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOIs); inhibitor CYP3A4 dan CYP2B6; penginduksi CYP3A4 dan CYP2B6; benzodiazepin dan depresan sistem saraf pusat lain; obat serotonergik; pelemas otot; serta analgesik agonis atau antagonis opioid.[7]

Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOIs)

Petidin dikontraindikasikan pada pasien yang menerima MAOI, seperti selegiline dan phenelzine. Dosis terapeutik petidin dapat memicu reaksi fatal pada pasien yang menerima agen tersebut dalam waktu 14 hari. Efek dapat berupa hipotensi berat, koma, sianosis, dan depresi napas.[1,7]

Benzodiazepin dan Depresan Sistem Saraf Pusat Lain

Penggunaan petidin dengan benzodiazepin dan depresan saraf pusat, seperti alprazolam dan diazepam, dapat menyebabkan efek farmakologis aditif. Hal ini meningkatkan risiko hipotensi, depresi pernapasan, sedasi mendalam, koma, dan kematian.

Penggunaan bersama dari golongan obat ini hanya diperbolehkan jika tidak ada alternatif lain. Jika harus diberikan, batasi dosis dan durasi hingga seminimal mungkin, serta lakukan pengawasan ketat selama penggunaan.[1,7]

Inhibitor CYP3A4 dan CYP2B6

Penggunaan bersamaan petidin dengan inhibitor CYP3A4 atau CYP2B6, seperti clarithromycin dan erythromycin, dapat meningkatkan konsentrasi plasma petidin. Hal ini berpotensi mengakibatkan efek opioid yang meningkat atau berkepanjangan.[7]

Penginduksi CYP3A4 dan CYP2B6

Penggunaan petidin dengan penginduksi CYP3A4 dan CYP2B6, seperti rifampicin dan clotrimazole, dapat menurunkan konsentrasi plasma petidin. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan efikasi atau gejala putus obat.[7]

Obat Serotonergik

Penggunaan petidin dengan obat serotonergik, seperti citalopram dan fluoxetine, dapat menyebabkan sindrom serotonin.[7]

Analgesik Agonis atau Antagonis Opioid

Penggunaan petidin dengan analgesik agonis dan antagonis opioid, seperti methadone dan naloxone, dapat mempresipitasi timbulnya gejala putus obat.[7]

Pelemas Otot

Penggunaan petidin bersama obat pelemas otot, seperti metaxalone, dapat meningkatkan efek pelemasan otot dan risiko depresi napas.[7]

Diuretik

Opioid dapat menurunkan efikasi obat diuretik, seperti furosemide.[1,7]

Obat Antikolinergik

Obat antikolinergik, seperti atropin, dapat meningkatkan risiko efek samping retensi urin dan konstipasi pada pasien yang mendapat petidin.[1,7]

Acyclovir

Penggunaan petidin dengan acyclovir dapat meningkatkan kadar plasma petidin dan metabolitnya.[1,7]

Cimetidine

Penggunaan petidin dengan cimetidine dapat menurunkan klirens petidin dan meningkatkan produksi metabolit normeperidine.[1,7]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Junita br Tarigan

Direvisi oleh: dr. Bedry Qintha

Referensi

1. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 4058, Meperidine. 2025 https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Meperidine.
3. LiverTox: Clinical and Research Information on Drug-Induced Liver Injury. Bethesda (MD): National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases; 2012-. Meperidine. 2025. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK548764/
7. FDA. Demerol. 2017. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2017/005010s055lbl.pdf
8. Yasaei R, Rosani A, Saadabadi A. Meperidine. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. 2025. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470362/
9. Smoker N, Kirsopp B, Johnson JL. Opioid-Induced In-Hospital Deaths: A 10-Year Review of Australian Coroners' Cases Exploring Similarities and Lessons Learnt. Pharmacy (Basel). 2021;9(2):101. doi:10.3390/pharmacy9020101
10. Medscape. Demerol, pethidine (meperidine) dosing, indications, interactions, adverse effects, and more. 2025. https://reference.medscape.com/drug/demerol-meperidine-343315

Indikasi dan Dosis Petidin
Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...

Artikel Terkait

  • Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
    Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
  • Mengenali Nyeri Kronis Setelah Operasi dan Penanganannya
    Mengenali Nyeri Kronis Setelah Operasi dan Penanganannya
  • Perbedaan Natrium Diklofenak dan Kalium Diklofenak
    Perbedaan Natrium Diklofenak dan Kalium Diklofenak
  • Peran Kombinasi Paracetamol dan Kafein dalam Penanganan Nyeri Dental
    Peran Kombinasi Paracetamol dan Kafein dalam Penanganan Nyeri Dental
  • Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS) Topikal Untuk Nyeri Akut Muskuloskeletal
    Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS) Topikal Untuk Nyeri Akut Muskuloskeletal

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Ni Luh Putu Asrini Dewi
Dibalas 13 Agustus 2025, 22:17
Apa anti nyeri yang aman untuk pasien dengan riwayat penyakit jantung?
Oleh: dr.Ni Luh Putu Asrini Dewi
5 Balasan
ALO Dokter, Saya ingin berdiskusi. Saya memiliki pasien pria 58 tahun, punya riwayat penyakit jantung koroner dan minum obat rutin seperti aspirin,...
Anonymous
Dibalas 16 Juli 2025, 20:36
Bagaimana cara membedakan nyeri saraf dan vaskular?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, saya izin mau bertanya bagaimana cara kita bedakan pasien ini merasakan nyeri pada saraf ataukah vaskular?
Anonymous
Dibalas 04 Maret 2025, 18:55
Tata cara pemberian tramadol drip
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Selamat siang dokter TS, ingin bertanya untuk kasus nyeri tidak respons dengan pemberian Ketorolac direncanakan menggunakan tramadol drip, bagaimana tata...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.