Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Petidin general_alomedika 2022-03-23T12:36:46+07:00 2022-03-23T12:36:46+07:00
Petidin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Petidin

Oleh :
Meili Wati
Share To Social Media:

Farmakologi petidin adalah sebagai analgesik narkotik yang dapat digunakan dalam manajemen nyeri sedang-berat, pre dan postoperatif, serta adjuvan anestesi, namun tidak direkomendasikan sebagai obat lini pertama. Petidin bekerja dengan berikatan terhadap reseptor opioid predominan tipe tipe µ pada sel.[1,19]

Farmakodinamik

Reseptor opiat berpasangan dengan reseptor protein G, berfungsi sebagai regulator positif dan negatif dari transmisi sinaptik. Opioid, seperti petidin, menurunkan cAMP intraseluler dengan menghambat adenilat siklase. Hal ini menyebabkan penghambatan pelepasan neurotransmiter nosiseptif, seperti substansi P, GABA, dopamin, asetilkolin, dan noradrenalin. Opioid juga menghambat pelepasan vasopresin, somatostatin, insulin, dan glukagon. Opioid menutup saluran kalsium yang dioperasikan dengan tegangan tipe-N (agonis reseptor OP2) dan membuka saluran kalium yang bergantung pada kalsium (agonis reseptor OP3 dan OP1). Hal ini menyebabkan hiperpolarisasi dan mengurangi eksitabilitas neuron.[1]

Petidin dapat digunakan dalam manajemen nyeri sedang-berat, misalnya pada saat persalinan, akibat pankreatitis, ataupun nyeri pada kolelitiasis.[3-5]

Farmakokinetik

Petidin memiliki durasi kerja yang lebih pendek dari morfin, yaitu berkisar 2,5-3,5 jam. Waktu paruhnya berkisar antara 2-5 jam, namun waktu paruh metabolitnya (normeperidin) dapat mencapai 30 jam.[6]

Absorpsi

Bioavailabilitas oral petidin pada pasien dengan fungsi hati normal adalah 50-60% karena metabolisme lintas pertama yang ekstensif. Bioavailabilitas meningkat menjadi 80-90% pada pasien dengan gangguan hati seperti sirosis hepatis. Petidin lebih efektif bila diberikan secara parenteral dibandingkan pemberian oral.[1]

Distribusi

Petidin mampu melewati sawar plasenta dan diekskresikan ke ASI. Petidin kira-kira 60-80% terikat pada protein plasma, terutama albumin dan glikoprotein asam alfa1 (alfa1-AGP). Pada pasien dengan sirosis atau hepatitis virus aktif, tingkat ikatan protein dilaporkan tidak terpengaruh.[1]

Metabolisme

Petidin dimetabolisme di hati melalui hidrolisis menjadi asam meperidinat diikuti dengan konjugasi parsial dengan asam glukuronat. Petidin juga mengalami N-demetilasi menjadi normeperidine, yang kemudian mengalami hidrolisis dan konjugasi parsial. Normeperidine lebih tidak poten dibandingkan petidin, tetapi memiliki efek stimulasi sistem saraf pusat 2 kali lipat lebih besar.[1]

Eliminasi

Petidin diekskresikan dalam urine. Ketika pH urine tidak terkontrol, 5-30% dari dosis petidin diekskresikan sebagai normeperidine dan sekitar 5% diekskresikan tidak berubah. Petidin dan normeperidin ditemukan dalam urine asam, sedangkan bentuk asam meperidinat dan normperidinat bebas dan terkonjugasi ditemukan dalam urine basa.[1]

 

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Junita br Tarigan

Referensi

1. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 4058, Meperidine. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Meperidine. Accessed Feb. 19, 2022.
3. LiverTox: Clinical and Research Information on Drug-Induced Liver Injury. Bethesda (MD): National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases; 2012-. Meperidine. [Updated 2019 Apr 25]. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK548764/
4. Moran VH, Thomson G, Cook J, et al. Qualitative exploration of women's experiences of intramuscular pethidine or remifentanil patient-controlled analgesia for labour pain. BMJ Open. 2019;9(12):e032203. Published 2019 Dec 23. doi:10.1136/bmjopen-2019-032203
5. Nunes RR, Colares PGB, Montenegro JP. Is Pethidine Safe during Labor? Systematic Review. Rev Bras Ginecol Obstet. 2017 Dec;39(12):686-691. English. doi: 10.1055/s-0037-1604065. Epub 2017 Jun 30. PMID: 28666300.
6. Friesen KJ, Falk J, Bugden S. The safety of meperidine prescribing in older adults: A longitudinal population-based study. BMC Geriatr. 2016;16:100. Published 2016 May 11. doi:10.1186/s12877-016-0275-5
9. Smoker N, Kirsopp B, Johnson JL. Opioid-Induced In-Hospital Deaths: A 10-Year Review of Australian Coroners' Cases Exploring Similarities and Lessons Learnt. Pharmacy (Basel). 2021;9(2):101. Published 2021 May 7. doi:10.3390/pharmacy9020101
19. Meperidine (pethidine): Drug information. Lexicomp Inc. 2022.

Pendahuluan Petidin
Formulasi Petidin

Artikel Terkait

  • Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
    Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
  • Mengenali Nyeri Kronis Setelah Operasi dan Penanganannya
    Mengenali Nyeri Kronis Setelah Operasi dan Penanganannya
  • Perbedaan Natrium Diklofenak dan Kalium Diklofenak
    Perbedaan Natrium Diklofenak dan Kalium Diklofenak
  • Peran Kombinasi Paracetamol dan Kafein dalam Penanganan Nyeri Dental
    Peran Kombinasi Paracetamol dan Kafein dalam Penanganan Nyeri Dental
  • Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS) Topikal Untuk Nyeri Akut Muskuloskeletal
    Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS) Topikal Untuk Nyeri Akut Muskuloskeletal

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 04 Maret 2025, 18:55
Tata cara pemberian tramadol drip
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Selamat siang dokter TS, ingin bertanya untuk kasus nyeri tidak respons dengan pemberian Ketorolac direncanakan menggunakan tramadol drip, bagaimana tata...
Anonymous
Dibalas 17 Februari 2025, 10:39
Nyeri di pangkal paha luar sejak 2 minggu tanpa bengkak dan deformitas pada pasien wanita 55 tahun
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter senior dan teman sejawat sekalian. Ijin konsul dok, saya memiliki pasien dengan nyeri di pangkal paha luar sudah 2mingguan. Tidak ada bengkak...
Anonymous
Dibalas 17 Juli 2024, 12:20
Penggunaan Neuralgin dan Asam Mefenamat secara bersamaan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Izin diskusi, saya pernah mendapatkan kasus pasien nyeri otot pinggang karena salah posisi ketika duduk. Lalu pasien diberikan Neuralgin dan Asam...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.