Formulasi Ketamine
Formulasi ketamine tersedia dalam bentuk oral dan injeksi. Namun, di Indonesia hanya tersedia dalam bentuk injeksi. Ketamine dapat dikombinasikan dengan obat analgesia.
Bentuk Sediaan
Di Indonesia, obat ketamine tersedia dalam bentuk injeksi:
- 50 mg/mL
- 100 mg/mL[10,19,20]
Cara Penggunaan
Ketamine dapat diberikan kepada pasien melalui injeksi intravena atau intramuskular, secara perlahan sekitar 1 menit. Sebelum digunakan, pastikan bahwa cairan injeksi jernih, tidak berubah warna, dan tidak terdapat endapan, atau partikel-partikel. Pemberian ketamine harus dalam ruangan yang memiliki alat monitor dan alat-alat intubasi segera bila diperlukan.
Beberapa cara penggunaan ketamine adalah sebagai berikut:
- Obat injeksi dengan konsentrasi 100 mg/mL hendaknya dilarutkan terlebih dahulu sebelum diberikan per IV dengan perbandingan yang sama dengan water for injection, NaCl 0,9%, atau glukosa 5%[17,18]
- Obat injeksi yang diberikan dalam cairan infus, dilarutkan terlebih dahulu ke dalam dekstrosa 5%, atau NaCl 0,9% untuk membentuk kadar obat 1 mg/mL, atau 2 mg/mL (bagi pasien dengan restriksi cairan)[17,18]
- Untuk memperoleh konsentrasi obat injeksi 1 mg/mL, larutkan 10 mL dari vial injeksi isi 50 mg/mL, atau 5 mL dari vial injeksi 100 mg/mL, ke dalam 500 mL larutan dekstrosa 5%, atau NaCl 0,9%[18,19]
Cara Penyimpanan
Ketamine harus disimpan dalam kemasan kedap udara, di tempat kering dan sejuk. Dengan suhu udara sekitar 20‒25°C dan tidak melebihi 30°C. Obat injeksi yang telah dilarutkan dapat disimpan pada suhu lingkungan berkisar 2‒8°C, dalam waktu 24 jam saja.[2,18]
Kombinasi dengan Obat Lain
Pada prosedur operasi atau diagnostik yang membutuhkan relaksasi otot skeletal, maka anestesi ketamine perlu dikombinasi dengan suatu muscle relaxant. Dalam hal suatu prosedur operasi melibatkan organ dalam yang dapat menimbulkan nyeri viseral, maka anestesi ketamine dapat ditambahkan obat anti nyeri.[2]
Pemberian obat ketamine 1 mL dan bupivacaine 2 mL 0,5% sebagai anestesi lokal, yang dikombinasikan dengan anestesi spinal, menurunkan nyeri setelah anoplasti, sehingga dapat memberikan rasa lebih nyaman pada pasien setelah menjalani operasi tersebut.[21]
Kombinasi ketamine dan propofol sebagai prosedur sedasi dan analgesia dilaporkan bermanfaat diberikan pada pasien dewasa yang perlu penanganan di instalasi gawat darurat (IGD). Kombinasi ini dilaporkan bermanfaat secara klinis selama pasien menjalani prosedur medis di IGD, waktu pemulihan yang lebih cepat, dan meningkatkan rasa puas pasien terhadap prosedur tersebut.[22]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini