Formulasi Oksigen
Formulasi obat oksigen di Indonesia adalah dalam sediaan inhalasi gas dalam tabung. Dalam penggunaan oksigen, diperlukan perhatian khusus terkait aspek keamanan, dimana oksigen dapat mempermudah terjadinya kebakaran.[5]
Bentuk Sediaan
Bentuk sediaan oksigen sebagai terapi yang ada di Indonesia adalah inhalasi. Pada Formularium Nasional, oksigen termasuk pada kelas anestetik dengan subkelas anestetik umum dan oksigen.[5]
Cara Penggunaan
Cara penggunaan oksigen sebagai suplementasi bergantung pada indikasi dan tujuan terapi. Desain masker dan katup serta laju aliran oksigen memungkinkan suplementasi oksigen inspirasi mulai dari 24-90% (FiO2 0,26-0,90). Konsentrasi oksigen bergantung pada volume menit ventilasi dan laju aliran oksigen. Semakin besar ventilasi maka semakin rendah FiO3 untuk laju aliran oksigen tambahan yang diberikan.
Masker oksigen terbagi dua yaitu masker aliran tinggi untuk pemberian oksigen secara total dan masker aliran rendah untuk pemberian oksigen secara parsial. Masker aliran tinggi dapat mengirimkan oksigen hingga 40L/menit atau dapat memenuhi kebutuhan oksigen secara total. Sementara itu, masker aliran rendah dapat memenuhi sekitar 60% kebutuhan oksigen.[1-5,9,10]
Nasal Kanul
Nasal kanul merupakan tabung tipis yang digunakan untuk pemberian oksigen dosis rendah dan sedang. Nasal kanul merupakan metode yang paling sering dan paling mudah untuk suplementasi oksigen, baik di fasilitas kesehatan maupun penggunaan rumahan. Laju aliran berkisar antara 2-6 liter per menit (lpm).[4,9,10]
Kateter Transtrakeal
Kateter transtrakeal digunakan untuk terapi pemeliharaan dengan kateter yang diinsersi pada trakea melalui prosedur bedah. Alat ini berfungsi untuk mengalirkan oksigen secara langsung ke trakea tanpa harus melalui saluran napas atas.[4]
Masker Sederhana (Simple mask)
Pada penggunaan masker sederhana, oksigen yang disuplai ke pasien bervariasi bergantung pada aliran O2 dan pola napas pasien. Masker ini memberi oksigen dengan konsentrasi antara 40-60%. Konsentrasi O2 dapat berubah dengan cara meningkatkan atau menurunkan aliran O2 antara 5-10 L/menit. Aliran masker di bawah 5 L/menit meningkatkan resistensi napas, sehingga CO2 dapat terkumpul di dalam masker dan rebreathing dapat terjadi.[4]
Non-rebreathing Mask (NRM)
Non-rebreathing mask (NRM) memiliki kantung yang terhubung dengan masker atau kantung reservoir. NRM dapat mencapai oksigen 100% dan memungkinkan aliran yang lebih tinggi. Reservoir memungkinakn konsentrasi oksigen dan meningkatkan persentase administrasi. Dengan mengumpulkan 100% oksigen pada kantong reservoir, pasien dapat menerima konsentrasi oksigen yang lebih tinggi.[4]
Masker Venturi
Masker venturi dapat memberikan konsentrasi oksigen yang akurat terlepas dari laju aliran oksigen yang diberikan. Alat ini bekerja berdasarkan prinsip venturi, yakni aliran gas ke masker didilusi dengan udara di adaptor venturi. Semakin tinggi aliran, semakin banyak udara yang dimasukkan. Karena proporsinya sama, maka masker ini akan memberi konsentrasi oksigen yang sama seiring dengan peningkatan laju aliran oksigen.
Masker venturi tersedia dalam konsentrasi 24%, 28%, 35%, 40%, dan 60%, sehingga cocok untuk pasien dengan kebutuhan konsentrasi oksigen yang diketahui. Konsentrasi 24% dan 28% cocok untuk pasien dengan risiko retensi karbon dioksida, misalnya pasien penyakit paru obstruktif kronik dan cystic fibrosis.[3,4,9,10]
High Flow Nasal Cannula (HFNC)
High flow nasal cannula (HFNC) merupakan nasal kanul dengan kemampuan melembabkan oksigen dan mampu mengalirkan oksigen dengan kecepatan melebihi tekanan inspirasi pasien. Hal ini memungkinkan aliran 100% FiO2 sembari mempertahankan kemampuan pasien untuk beraktifitas seperti berbicara dan makan. HFNC juga dapat digunakan untuk memperpanjang waktu apnea dalam persiapan intubasi. Penggunaan HFNC telah dilaporkan bermanfaat pada pasien COVID-19 dalam hal penurunan kebutuhan intubasi dan perawatan intensif.[4]
Tekanan Positif
Continuous positive airway pressure (CPAP) merupakan masker yang dapat mengalirkan tekanan positif secara kontinyu. Bilevel positive airway pressure (BiPAP) merupakan tekanan positif yang dialirkan melalui masker namun memiliki pengaturan tekanan untuk inhalasi dan ekshalasi di level yang berbeda.
Bag mask devices atau BVM merupakan masker yang dioperasikan menggunakan tangan untuk resusitasi ketika pasien tidak dapat bernapas dengan usahanya sendiri, dapat dihubungkan dengan sumber oksigen untuk meningkatkan aliran oksigen. Sementara itu, ventilator merupakan mesin yang membantu pasien bernapas, dapat melalui trakeostomi atau pipa endotrakeal, dengan aliran oksigen dan tekanan yang dapat diatur melalui mesin.[4]
Lain-lain
Inkubator untuk neonatus juga mensuplai oksigen dengan meningkatkan konsentrasi oksigen di dalam ruang inkubator tanpa harus mengaplikasikan alat pada tubuh pasien.[4]
Cara Penyimpanan
Oksigen medis harus disimpan pada area yang aman dari ancaman kebakaran atau barang dan bahan yang mudah terbakar seperti minyak. Tabung oksigen harus disimpan pada tempat yang bersih, dingin, kering, ventilasi baik, dan temperature di bawah 50 C.[1]
Tabung Oksigen (Compressed Gas)
Tabung oksigen ini berisi gas oksigen bertekanan tinggi yang dikompresi dalam tabung besi. Tujuan penggunaan oksigen bertekanan tinggi ini adalah agar oksigen dapat dialirkan tanpa membutuhkan aliran listrik. Oksigen dalam bentuk ini paling banyak tersedia dan digunakan dalam praktik sehari-hari. Terdapat berbagai ukuran tabung yang disesuaikan dengan masing-masing penggunaan. Oksigen dalam bentuk ini lebih berisiko untuk terbakar.[1,2,4-7]
Oksigen Likuid
Dalam suhu di bawah titik bekunya yaitu kurang dari -183 C, oksigen berubah menjadi cairan berwarna biru pucat. Oksigen akan kembali berbentuk gas di atas suhu -118,60 C. Oleh karena itu, tempat penyimpanan oksigen likuid paling tidak bersuhu -170 C. Saat hendak diberikan kepada pasien, cairan oksigen melewati ruang penghangat yang mengubah bentuknya kembali menjadi gas. Oksigen likuid hanya membutuhkan ruang 1/10 dari compressed gas.[1,2,4-7]
Konsentrator Oksigen
Konsentrator oksigen adalah alat yang memisahkan oksigen dari udara bebas (78% nitrogen, 21% oksigen) untuk dijadikan sumber oksigen hingga mencapai 5L/menit. Proses konsentrasi oksigen ini membutuhkan arus listrik dan sangat jarang digunakan.[1,2,4-7]
Penulisan pertama: dr. Della Puspita Sari