Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Mebhydrolin
Penggunaan mebhydrolin pada kehamilan tidak masuk dalam kategori FDA manapun karena obat ini tidak memiliki izin edar di Amerika Serikat, tetapi umumnya penggunaan obat ini tidak dianjurkan pada ibu hamil. Pada ibu menyusui, tidak diketahui apakah mebhydrolin dikeluarkan ke ASI, tetapi secara umum penggunaan antihistamin generasi pertama seperti mebhydrolin kurang disarankan pada ibu menyusui.[5,7]
Penggunaan pada Kehamilan
FDA dan TGA tidak memasukkan mebhydrolin dalam kategori kehamilan apapun karena obat ini tidak memiliki izin edar di Amerika Serikat dan Australia. Secara garis besar, penggunaan antihistamin generasi pertama untuk mengatasi gejala alergi selama kehamilan, seperti pruritus terkait urtikaria dan dermatitis atopik, dianggap memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan keuntungannya.
Gejala alergi yang bisa diatasi oleh mebhydrolin, seperti pruritus dan hidung berair akibat alergi, dianggap tidak berat atau mendesak untuk mendapat terapi. Di sisi lain, penggunaan antihistamin generasi pertama seperti mebhydrolin akan membawa risiko pada bayi, termasuk efek antimuskarinik dan sedasi, serta bersifat kurang selektif dibandingkan antihistamin generasi kedua. Oleh sebab itu, mebhydrolin dan antihistamin generasi pertama lain bukan menjadi obat pilihan pada kehamilan.[5,6,10]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Tidak ada data yang jelas mengenai keamanan penggunaan mebhydrolin pada ibu menyusui. Belum diketahui apakah mebhydrolin dikeluarkan ke ASI, memberi efek samping pada bayi yang disusui, atau mempengaruhi produksi ASI.
Meski begitu, secara umum antihistamin generasi pertama, seperti mebhydrolin, bukanlah obat pilihan pertama untuk mengatasi reaksi alergi pada ibu menyusui. Antihistamin generasi pertama bersifat kurang selektif, memiliki efek samping sedasi, dan efek antimuskarinik. Oleh sebab itu, dokter harus benar-benar menimbang manfaat dan risiko sebelum memutuskan penggunaan mebhydrolin pada ibu menyusui.[7]