Pendahuluan Topiramate
Topiramate adalah obat golongan antikonvulsan atau antiepilepsi yang digunakan sebagai terapi lini pertama maupun adjuvan pada kasus epilepsi dengan kejang tonik-klonik umum atau fokal. Topiramate juga digunakan pada sindrom Lennox Gastaut, serta profilaksis migraine. Topiramate juga digunakan secara off-label sebagai terapi tambahan untuk manajemen berat badan dan gangguan mood.[1-5]
Gangguan sistem saraf adalah efek samping topiramate yang paling sering dilaporkan pada orang dewasa. Gangguan saraf dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kategori, yaitu disfungsi terkait kognitif, gangguan kejiwaan atau perilaku, dan mengantuk. Disfungsi kognitif yang terjadi dapat berupa konfusi, perlambatan psikomotor, kesulitan konsentrasi, kesulitan memori, serta masalah bicara atau bahasa. Gangguan kejiwaan atau perilaku yang dapat timbul mencakup depresi dan gangguan mood.[1,5]
Efek lain yang harus diwaspadai pada pasien yang mendapat topiramate adalah percobaan bunuh diri. Meskipun efek samping ini relatif jarang, percobaan bunuh diri telah dilaporkan pada pasien yang mengonsumsi topiramate untuk gangguan kejang maupun profilaksis migraine.[1]
Perhatian perlu diberikan selama penggunaan topiramate pada pasien dengan myopia dan peningkatan tekanan okular. Apabila diduga terjadi glaukoma, maka penggunaan topiramate harus dihentikan dan pasien harus dievaluasi. Peningkatan tekanan intraokular yang berkelanjutan dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen.[5]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Topiramate
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Antiepilepsi[1,6] |
Subkelas | Antiepilepsi[1,6] |
Akses | Resep[6] |
Wanita hamil | Kategori FDA: D[5] Kategori TGA: D[7] |
Wanita menyusui | Topiramate dikeluarkan ke dalam ASI[8] |
Anak-anak | Diperbolehkan pada anak usia di atas 2 tahun dengan penyesuaian dosis berdasarkan berat badan[5] |
Infant | |
FDA | Approved[5] |